Toyota Indonesia 'Pede' Volume Ekspor 2019 Naik 5 Persen
Toyota Indonesia optimistis kinerja ekspornya pada 2019 tumbuh 5 persen dari tahun lalu yang tercatat 206.600 unit. Australia diincar sebagai tujuan pasar ekspor baru, sambl menjaga pasar Afrika dan Amerika Latin.
Berdasarkan kinerja positif ekspor otomotif di tahun lalu, Toyota Indonesia optimistis dapat mempertahankan performa ekspornya pada 2019. Alasan lainnya, ekspansi ekspor beberapa model CBU merek Toyota pada tahun lalu, membuat Toyota tetap fokus pada kestabilan performa ekspor di negara tujuan baru.
Pada tahun lalu, total ekspor mobil CBU merek Toyota menembus angka 206.600 unit, atau naik 4 persen dari capaian tahun sebelumnya.
-
Mengapa Toyota Agya begitu diminati di Indonesia? Toyota Agya yang terkenal sebagai mobil LCGC (Low Cost Green Car) cukup diminati di Indonesia. Daya tarik utama dari hatchback 5 penumpang ini adalah harga yang terjangkau dan irit konsumsi bahan bakar.
-
Kenapa Toyota memutuskan untuk menjual Vios di Indonesia? Meskipun ragu karena popularitas Toyota Soluna yang tinggi, Toyota akhirnya memutuskan untuk menghadirkan Vios ke Indonesia pada tahun 2003.
-
Kapan Toyota Kijang Innova Reborn diluncurkan? Mobil MPV ikonik dari Toyota, yaitu Toyota Kijang Innova Reborn, resmi diluncurkan di Indonesia pada November 2023 yang lalu.
-
Kapan Toyota mulai memasukkan teknologi elektrifikasi ke mobil-mobil nya di Indonesia? Sebagai bagian dari Multi Pathway Strategy untuk berkontribusi menekan emisi karbon, Toyota telah menjadi pionir kendaraan elektrifikasi di Indonesia, dengan memasukkan teknologi elektrifikasi sejak tahun 2009.
-
Apa yang membuat Toyota menjadi merek otomotif No. 1 di Indonesia? Setiap tahun, Toyota jadi merek otomotif No 1 di Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 31 persen, setara penjulana sekitar 300 ribu unit per tahun.
-
Kapan Toyota Supra MK4 berhenti diproduksi? Mobil Toyota Supra MK4 diluncurkan pada tahun 1993 dan dihentikan produksinya pada tahun 2002.
“Kami memproyeksikan kinerja ekspor CBU merek Toyota naik lebih dari 5 persen. Studi-studi untuk mempelajari destinasi ekspor baru, termasuk ke Australia masih terus dilakukan. Di saat sama, kami juga berupaya tetap fokus dalam hal menjaga kestabilan performa ekspor di negara baru tujuan ekspasi tahun lalu seperti Afrika dan Amerika Latin,” ujar Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Jumat (1/2)).
Semua kendaraan CBU yang diekspor ke berbagai negara itu merupakan produksi lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri mencapai 75 persen sampai 94 persen. Sampai saat ini lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Timur Tengah menjadi tujuan ekspor Toyota.
Kondisi makro ekonomi dunia merupakan tantangan tersendiri bagi kinerja ekspor otomotif dalam negeri. Menyikapi hal tersebut, Toyota memandang bahwa daya saing industri menjadi kunci untuk bisa bertahan bahkan memenangkan persaingan.
“Tidak ada jalan lagi, selain meningkatkan competitiveness industri dalam negeri dari hulu hingga ke hilir supaya bisa mempertahankan posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi dan ekspor di kawasan Asia-Pasifik. Peningkatan kandungan lokal murni (true localization) produk, yang dimulai dari penggunaan sumber material dalam negeri, menjadi upaya fundamental untuk menjaga daya saing. Di saat sama, kegiatan tersebut dapat membantu menekan impor raw material sehingga memberi sumbangan terhadap kestabilan neraca perdagangan, terutama sektor komponen otomotif,” tambah Bob Azam, Direktur TMMIN.
Baca juga:
Lima Mobil Toyota Produksi Indonesia Sukses di Pasar Ekspor 2018
Toyota Dukung Implementasi Bahan Bakar B50
Auto2000 Ekspansi Enam Diler di Tiga Provinsi Pulau Sumatera
All New Toyota Camry Diluncurkan, Ada Varian Hybrid Seharga Rp 806 Juta
Voxy dan Rush Jadi Primadona Toyota Sepanjang 2018
TMMIN Ajak Pemasok Toyota 'Naik Kelas' ke Level Industri 4.0