VW, Ford, dan Mitranya Akan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia
VW Group bulan lalu, menyebutkan rencana investasi sebasar 180 miliar euro atau setara US$ 193 milir selama 5 tahun, di beberapa sektor usaha, termasuk produksi baterai dan sumber bahan baku mentahnya.
Pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen (VW), akan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Bermitra dengan perusahaan tambang Vale, Ford, dan pabrikan baterai Zhejiang Huayou Cobalt, dikutip dari Nikkei Asia, kemarin (19/4).
-
Kapan Volkswagen diluncurkan? Versi asli Volkswagen, yang dikenal sebagai Volkswagen Käfer atau Beetle, pertama kali diluncurkan pada tahun 1938.
-
Apa nama perusahaan yang mengelola VW di Indonesia sebelum PT Garuda Mataram Motor? Merek otomotif asal Jerman, Volkswagen (VW) dan Audi, hadir di Indonesia sejak lama. Bahkan untuk VW sudah diperniagakan di Indonesia sejak 1960-an oleh PT Piola, yang dimiliki pengusaha lokal Maratua Panggabean.
-
Bagaimana Volkswagen bangkit setelah Perang Dunia II? Tetapi setelah perang, Volkswagen dipulihkan dengan bantuan dari Inggris dan Amerika. Produksi Beetle dilanjutkan, dan mobil tersebut menjadi simbol dari pemulihan Jerman setelah perang.
-
Apa model mobil Volkswagen yang terkenal di era modern? Selama tahun 1990-an dan 2000-an, Volkswagen secara berkesinambungan melakukan inovasi dengan merilis beberapa model yang sukses seperti Volkswagen Touareg, Volkswagen Tiguan, dan Volkswagen Scirocco.
-
Apa nama perusahaan Hasjim Ning yang bergerak di bidang perakitan mobil? Perusahaan yang bergerak di bidang perakitan mobil ini cukup sukses di masa Pemerintah Orde Lama.
Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia mengatakan VW akan bekerja sama dengan Vale, Ford, Huayou, Eramet (Prancis), dan beberapa perusahaan Indonesia seperti Merdeka Gold Copper, induk usaha Merdeka Battery, dan Kalla Group.
Kemitraan usaha ini akan mewujudkan usaha patungan dan memasok bahan baku dasar, kata Menteri Bahlil dalam keterangan videonya dari Jerman, saat delegasi Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo menghadiri pameran industri dunia Hannover Messe 2023 di Hannover, Jerman.
Menteri Bahlil menjelaskan, perusahaan Jerman, BASF, juga menyampaikan ketertarikannya untuk membangun pabrik yang memproduksi material baterai untuk mobil listrik, bersama Eramet di provinsi Maluku Utara. Total investasinya sekitar US$ 2,6 miliar.
BASF belum menjelaskan detail rencana ini, tapi pada Januari lalu perusahaan menyatakan rencana investasi dengan Eramet akan diumukan saat semuanya sudah final.
VW, Ford, Eramet, Kalla Group, Huayou, and Merdeka Gold Copper belum merespons atau mengomentari berita ini. Sementara PT Vale Indonesia menolak berkomentar.
Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, sedang membangun industri hilir logam terutama untuk produksi baterai dan mobil listrik.
Bulan lalu, Ford masuk Indonesia dengan investasi bersama Vale Indonesia dan Huayou sebesar US$ 4,5 miliar untuk membangun pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tenggara.
VW Group bulan lalu, menyebutkan rencana investasi sebasar 180 miliar euro atau setara US$ 193 milir selama 5 tahun, di beberapa sektor usaha, termasuk produksi baterai dan sumber bahan baku mentahnya.
(mdk/sya)