Banyak yang percaya aktivasi otak tengah, apa sih penyebabnya?
Masih banyak yang percaya dengan program aktivasi otak tengah, apa sih penyebabnya?
Program Aktivasi Otak Tengah (AOT) ternyata hanya manipulasi semata. Namun sayangnya, masih banyak yang percaya dengan program tersebut. Apa sih penyebabnya?
Penyebabnya adalah efek placebo, yakni suatu keadaan ketika kita percaya atau diminta percaya bahwa suatu hal yang akan memberikan manfaat tertentu, dan ketika ada indikasi manfaat itu benar-benar kejadian maka kita akan mencocok-cocokkannya berkat perlakuan tersebut. Orang akan cenderung mengalami bias konfirmasi yaitu mencari bukti yang mendukung pendapatnya serta mengabaikan bukti yang menyatakan sebaliknya. Kesalahan pemikiran ini menyebabkan terjadinya penarikan kesimpulan yang salah.
Pernah ada penelitian placebo effect ini oleh H.K. Beecher. Dia mengevaluasi 15 kasus kesehatan dengan jenis penyakit yang berbeda dan menemukan bahwa 35% dari 1082 pasien mengaku merasa sembuh secara memuaskan tanpa mengetahui bahwa perawatan medis yang diberikan pada mereka hanyalah obat-obatan palsu yang sebenarnya hanya vitamin atau bahkan permen. Itulah placebo, atau dikenal masyarakat dengan istilah sugesti.
Dalam kaitannya dengan program AOT, banyak orangtua yang terlanjur percaya dengan promosi, testimoni, serta menyaksikan sendiri aksi 'membaca dengan mata tertutup'. Orang tua akan merasa apa pun jadi mungkin setelah hal yang mustahil terjadi. Dengan keyakinan ini, apa pun pertanda positif yang muncul dari sang anak akan dimaknai sebagai hasil dari AOT. Ini bisa menambah kepercayaan buta pada program AOT. Sementara itu, sang anak yang percaya efek-efek dari aktivasi juga akan tersugesti untuk memberikan efek sesuai dengan yang diharapkan, misalnya patuh pada orang tua.
Itulah yang menyebabkan program-program AOT ini bisa terkenal bahkan masih marak di beberapa tempat di Indonesia hingga saat ini. Dari penjabaran di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa rasa cinta orangtua pada anak dan keinginan anak untuk membanggakan orangtua akan sangat disayangkan jika terjalin atas dasar kebohongan semata.
-
Apa makna "Merdeka Belajar" menurut Ki Hajar Dewantara? Melalui buah pikirannya, Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidan merupakan serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Dikutip dari Kemdikbud.go.id, konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan. Maksudnya, manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan pada aturan yang ada di masyarakat.
-
Kapan konsep Merdeka Belajar yang diusung Ki Hajar Dewantara diadopsi dalam sistem pendidikan Indonesia? Konsep Merdeka Belajar yang pernah diusung Ki Hajar Dewantara diadopsi dalam sistem pendidikan saat ini.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Bagaimana konsep Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara diterapkan dalam pendidikan saat ini? Konsep Merdeka Belajar yang pernah diusung Ki Hajar Dewantara diadopsi dalam sistem pendidikan saat ini. Program Merdeka Belajar pertama kali dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem. Dalam sistem itu, esensi kemerdekaan belajar harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi.
-
Kenapa Kurikulum Merdeka diterapkan? Seperti disebutkan, Kurikulum Merdeka diterapkan untuk mengganti kurikulum sebelumnya. Meski belum mencakup seluruh Indonesia, namun mayoritas daerah terutama di kota besar sudah mulai menerapkan kurikulum baru ini.
-
Apa pengertian dari Kurikulum Merdeka? Kurikulum Merdeka adalah aturan atau rencana pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dalam kurikulum ini, pendidik diberikan keleluasaan untuk memberikan konten pembelajaran yang beragam agar lebih optimal dalam penyampaiannya. (Foto/@pixabay.com) Dengan berbagai macam materi pembelajaran, diharapkan peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep serta menguatkan kompetensinya dalam berbagai bidang.