Bermodal Slondok, Desi Priharyana sanggup membiayai sekolahnya
Siapa sangka slondok mampu membuat Desi Priharyana membiayai sendiri sekolahnya.
Siapa sangka slondok, camilan ringan khas Yogyakarta yang berbahan dasar dari singkong, mampu membawa Desi Priharyana membiayai sekolahnya. Desi adalah siswa SMKN 2 Yogyakarta yang berjualan slondok di sekolahnya dengan membawa sepeda ontel. Aktivitas berjualan sudah dilakoninya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.
Tujuannya sangat mulia, yaitu untuk meringankan beban orangtua. Pekerjaan ayah Desi sebagai kuli batu di Sleman membuat siswa kelahiran tahun 1995 itu tak bisa tinggal diam meski masih berstatus sebagai pelajar.
Berjualan slondok seolah menjadi jawaban bagi Desi untuk membiayai sekolahnya. Paling tidak beban ekonomi keluarganya berkurang sudah membuat Desi merasa senang. Penghasilannya setiap bulan sekitar Rp 250.000 dan itu belum termasuk dari menjaga toko sembako sepulang sekolah.
Berawal dari 10 bungkus slondok saat baru memulai berjualan, kini Desi sudah bisa menjual sekitar 30-50 bungkus slondok setiap harinya. Satu bungkus slondok dibanderol dengan harga Rp 7.000, itu sudah termasuk keuntungannya sebesar Rp 1.000.
Desi mengakui jika pesanan slondok tak selalu banyak setiap harinya. Namun berapa pun penghasilannya per hari selalu ia syukuri demi membantu sang ayah yang pekerjaannya tak menentu. Uang hasil berjualannya digunakan untuk membeli sayuran, sedangkan sebagian untuk uang saku adiknya yang juga masih bersekolah.
Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, hasil keringatnya itu juga digunakan untuk membiayai sekolahnya. Biaya masuk sekolah SMK bahkan ditutupinya dari uang tabungan hasil berjualan slondok mulai dari SD. Sang ayah yang tak kunjung mendapatkan pinjaman uang membuat Desi memutuskan untuk memakai uang tabungannya tersebut.
Selain melunasi biaya sekolahnya sendiri, Desi juga mampu menggunakan uang tabungannya untuk membeli beberapa barang keperluan seperti sepatu, seragam, handphone merk China dan sepeda ontel yang dipakainya kini. Sepeda yang juga digunakannya berjualan itu ia beli dari teman sekolah satu tahun yang lalu seharga Rp 250 ribu. Salut ya untuk semangat juang remaja asal Yogyakarta ini.