UMKM Banyak Gulung Tikar, Kesulitan Modal jadi Masalah Terbesar
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) banyak dinilai sebagai sektor yang paling tahan krisis. Padahal, sesungguhnya UMKM adalah bisnis paling rapuh.
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) banyak dinilai sebagai sektor yang paling tahan krisis. Padahal, sesungguhnya UMKM adalah bisnis paling rapuh.
Ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, UMKM bersifat 'easy come, easy go'. Hilang satu tumbuh seribu.
-
Kenapa BRI mendukung UMKM? Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta S. Condro Rini (34) sangat menyadari bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mendorong pelaku UMKM untuk terus maju dan berkembang salah satunya lewat Rumah BUMN, merupakan pekerjaan besar dan mulia.
-
Bagaimana BRI mengakselerasi penyaluran KUR kepada UMKM di Indonesia? Strategiitu melalui konsep revitalisasi tenaga pemasar mikro yang merupakan financial advisor dengan konsep penguasaan ekosistem suatu wilayah.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Bagaimana BRI membantu pelaku usaha UMKM? Berbagai program yang dilakukan BRI, termasuk program pemberdayaan, nyatanya terbukti sukses dalam memutar perekonomian secara umum. "Ini adalah pilar perekonomian. UMKM yang terus bergerak dengan dukungan BRI, mampu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Implikasinya terlihat dari level usaha riil di masyarakat. Ekonomi tumbuh. Di sisi lain, BRI pun menunjukkan catatan kinerja yang baik," ujar Erick.
-
Apa yang dilakukan BRI untuk mendukung digitalisasi UMKM? Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bank milik pemerintah terbesar, terus berupaya mendorong inovasi dan digitalisasi UMKM agar sektor ini dapat berkembang. Salah satu dukungan BRI terhadap digitalisasi UMKM adalah melalui pengembangan web pasar bernama Pasar.id.
-
Bagaimana BRI mendukung UMKM untuk go global? “BRI juga membekali UMKM dengan berbagai pelatihan yang telah diselenggarakan sebelum business matching dilaksanakan." "Kami harapkan terjalin komitmen pembelian produk UMKM sehingga dapat semakin memperluas akses pasar global," katanya.
"Mereka tidak banyak tabungan dan modal kerja, mereka itu cenderung modal kerja harian atau bulanan. Sedangkan kalau perusahaan besar cadangannya besar jadi mereka mampu bertahan lebih panjang," ujarnya.
Permasalahan ini diamini oleh pengusaha UMKM Rolupat, Henny Christiningsih. Pemilik butik batik ini mengakui jika permasalahan mendasar bagi UMKM ialah permodalan dan pengetahuan tentang produk.
"Mereka memiliki keterbatasan pengetahuan tentang produk dan pembiayaannya," tegas Henny di Jakarta, ditulis Kamis (15/6).
Untungnya, lanjut Henny, Bank Rakyat Indonesia (BRI) hadir memberi solusi. Dirinya bersyukur BRI menjadi perbankan dengan fokus pembiayaan pada UMKM.
Salah satu fasilitas BRI yang paling dirasakan Henny ialah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di mana, BRI menjadi salah satu penyalur KUR dengan layanan terbaik.
"BRI kalau untuk KUR bunganya luar biasa menarik sekali sekitar 3 persen. Mana ada 3 persen untuk UMKM," jelasnya.
Selain itu, BRI juga kerap menjadi off taker produk-produk UMKM. Henny bercerita, produknya pernah diborong oleh BRI untuk dibawa keluar negeri sebagai cinderamata.
"Kadang produk kita dibeli sama BRI. Termasuk produk saya dibeli dibawa keluar negeri," imbuh Henny.
Peran BRI semasa pandemi Covid-19 amat terasa, terkhusus bagi bisnis usahanya. Kucuran pembiayaan BRI kala pandemi membantu UMKM binaan Henny selamat dari jurang kebangkrutan.
"Sewaktu Covid, dengan BRI, dibantu pinjamannya untuk meningkatkan ekonomi UMKM," ujarnya.
KUR BRI Genjot Kesejahteraan Rakyat Hingga Kembangkan Usaha
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam risetnya, menyebut program KUR memperkuat geliat sosial di kala pandemi. Penyalur KUR, terutama oleh BRI, memberikan dampak besar terhadap peningkatan berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Penyaluran KUR dinilai mampu mendongkrak kemampuan nasabah untuk mengembangkan usaha, memberikan dampak sosial yang tinggi, seperti meningkatnya kesejahteraan keluarga, dan dampak lanjutan terhadap komunitas usaha.
Direktur Utama BRI, Sunarso menyebut, perseroan senantiasa mempertajam fokus di sektor UMKM. Melalui KUR, usaha mereka yang hampir berhenti pada saat pandemi dapat dipertahankan.
Bagi nasabah KUR, lanjut Sunarso, setidaknya dapat mempertahankan usahanya karena ada suntikan permodalan baru. "KUR menjadi sumber modal baru yang memutar roda usaha," ujar Sunarso.
Penyaluran KUR juga berimplikasi baik terhadap meningkatnya produktivitas usaha nasabah dengan peningkatan sebesar 32,94 persen. Usai mendapatkan KUR, ada kemampuan untuk membeli bahan baku dan menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih besar.
Sebagai bank yang fokus di segmen UMKM, BRI selalu mendapat proporsi penyaluran terbesar dari pemerintah dengan porsi di kisaran 70 persen dari total alokasi KUR secara nasional. Pada 2022 kuotanya mencapai Rp260 triliun, dengan realisasi penyaluran Rp252,38 triliun.
Sementara itu, pada 2021 KUR BRI mendapat kuota Rp195,59 triliun, dengan realisasi penyaluran Rp194,9 triliun. Pada 2020 alokasi penyaluran KUR BRI mencapai Rp140,2 triliun dengan realisasi Rp138,5 triliun.
(mdk/bim)