1 Dari 2 korban AirAsia hari ini pakai cincin bertuliskan Ria
"Jenazah dengan label B009, tidak terbantahkan lagi, adalah Martinus Djoni, usia 27 tahun, warga Surabaya," kata Budi.
Dua jenazah kembali berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Indentification (DVI) Polda Jawa Timur siang ini, Jumat (9/1).
Sehingga, dari 41 jasad korban AirAsia QZ8501 yang berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Jawa Timur, total ada 27 jenazah sudah teridentifikasi dan diserahkan ke pihak AirAsia untuk diserahkan ke keluarga.
Menurut Kabid Dokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol Budiyono, dua jenazah yang selesai diidentifikasi itu adalah jenazah B009 dan B020 dengan jenis kelamin laki-laki.
"Dari 16 jenazah yang belum teridentifikasi sebelumnya, sesuai hasil rapat rekonsiliasi sampai siang ini, tim identifikasi berhasil mengidentifikasi dua jenazah lagi," terang Budiyono dalam jumpa persnya.
Dia melanjutkan, jenazah dengan label B009, berhasil diidentifikasi menggunakan metode primer, yaitu melakukan tes DNA. Hasilnya, setelah kita cocokkan dengan DNA dari ayah dan ibu kandung korban.
"Ada kesamaan DNA (orang tua korban) dengan profil jenazah. Kemudian diperkuat lagi dengan data sekunder yang juga ada kesamaan pada antropologi-nya, yaitu jenis kelamin dan usia," katanya.
Selain itu, juga diperkuat lagi dengan data properti yang melekat, yaitu cincin kawin yang masih dipakai korban. "Cincin tersebut terdapat inisial Ria, yang tak lain adalah istri korban. Sehingga, Tim DVI memutuskan, berdasarkan DNA dan data sekunder, jenazah dengan label B009, tidak terbantahkan lagi, adalah Martinus Djoni, usia 27 tahun, warga Surabaya," ujarnya.
Pun begitu dengan jenazah berlabel B020. Berdasarkan hasil DNA dengan pembanding anak kandung korban, juga ada kecocokan.
"Kemudian ditambah lagi dengan data sekunder ada kesamaan jenis kelamin dan usia, diperkuat lagi dengan data sekunder berupa properti yang ada yaitu ID Card seperti KTP, SIM A dan C, maka tak terbantahkan lagi, jenazah dengan label B020 adalah Marwin Sholeh, usia 50 tahun, warga Tulungagung," ucapnya.
Seperti diketahui, hingga hari ini, total jenazah korban tragedi AirAsia QZ8501 yang mengalami peristiwa nahas pada 28 Desember 2014 lalu, ada 41 jenazah yang sudah ada di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Dari 41 jenazah itu, 25 jenazah sudah diserahkan ke pihak keluarga oleh AirAsia, ditambah lagi dua jenazah yang berhasil diidentifikasi hari ini, sehingga total yang teridentifikasi ada 27 jasad. Sementara sisanya, yaitu 14 jenazah masih dalam proses.
"Kita akan tetap berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan semuanya. Memang ini masih menjadi PR kami, dan kami masih akan tetap berusaha semaksimal mungkin," terang Budiyono.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
Baca juga:
Kapolri tegur Jonan: Jangan saling menyalahkan soal AirAsia
Basarnas bantah Panglima TNI intervensi komando pencarian QZ8501
Aksi tim penyelam cari korban dan kotak hitam AirAsia QZ8501
Cari black box, Basarnas ingin ekor AirAsia segera diangkat
Tim SAR gunakan floating balloon dan crane angkat ekor AirAsia
Fadli Zon nilai tak penting Moeldoko ikut-ikutan SAR AirAsia