11 Tewas tenggak miras oplosan, polisi periksa 4 saksi dan menutup toko
11 Tewas tenggak miras oplosan, polisi periksa 4 saksi dan menutup toko. Mereka, kata dia, mengeluhkan sakit yang sama seperti muntah-muntah dan pandangan tidak jelas untuk selanjutnya mendapatkan penanganan medis.
Kepolisian Resor Bandung masih menyelidiki lebih lanjut penyebab kematian 11 orang diduga akibat mengonsumsi minuman keras oplosan di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sejumlah saksi telah diperiksa berikut menutup tempat menjual minuman tersebut.
"Ada empat saksi diperiksa, saat ini masih diperiksa oleh penyidik," kata Kepala Kepolisian Resor Bandung AKBP Indra Hermawan kepada wartawan di RSUD Cikopo Cicalengka, seperti dilansir Antara, Minggu (9/4).
-
Kenapa cukai minuman berpemanis penting? "Cukai MBDK adalah bagian integral dari upaya tersebut yang diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia mengurangi konsumsi gula berlebih dan mencegah peningkatan prevalensi PTM di masa depan," tambah Indah.
-
Kenapa Herjunot Ali menolak minuman keras? Junot mengungkapkan alasannya bukan karena merasa lebih baik dibanding orang lain, melainkan karena faktor usia dan kesehatan.Semakin tua, tubuhnya semakin sulit pulih setelah mengonsumsi alkohol.
-
Bagaimana Herjunot Ali menolak minuman keras? Alih-alih menerima, Junot dengan sopan menolaknya, menunjukkan ketegasan dan prinsipnya. Herjunot tersenyum sambil mengatupkan tangan berterima kasih atas tawaran yang diberikan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa yang berjualan di warung kerek Mantarena? Seluruh warung yang ada di sana, kebanyakan merupakan kedai rumahan dengan menu jualan utamanya adalah kuliner. Bagi yang ingin memesan, seseorang tinggal memanggil pemilik warung dan menarik-menarik tali tambang yang terpasang membentang di atas sungai.
-
Apa keunikan dari warung kerek Mantarena? Keharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai. Para pemilik usaha kemudian menyediakan ember yang ditarik (kerek) dengan tali untuk kegiatan jual belinya. Aktivitas unik ini selanjutnya mulai dikenal luas masyarakat dengan sebutan warung kerek Mantarena.
Ia menuturkan, informasi dari RSUD Cikopo bahwa pasien yang diduga korban minuman keras oplosan itu sudah berdatangan ke rumah sakit sejak Kamis (5/4). Mereka, kata dia, mengeluhkan sakit yang sama seperti muntah-muntah dan pandangan tidak jelas untuk selanjutnya mendapatkan penanganan medis.
"Menurut pihak rumah sakit banyak pasien berdatangan dengan keluhan muntah dan pandangan kabur," katanya.
Ia menyampaikan, kepolisian berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dalam mencari tahu penyebab kematian korban tersebut. Termasuk dugaan akibat minuman keras oplosan, kata dia, masih terus didalami dengan memeriksa penjual berikut komposisi dalam minuman keras oplosan tersebut.
"Dari sisi medis kami masih menunggu untuk mengetahui penyebab kematian korban," katanya.
Ia menambahkan, agar penyelidikan lebih mudah maka jajarannya telah menutup kios yang dijadikan tempat penjualan minuman keras di Jalan By Pass Bandung-Garut. Selain itu, kata dia, empat orang yang menjadi penunggu toko tersebut telah diamankan untuk dimintai keterangannya.
"Kami sudah melakukan langkah-langkah awal, kami lakukan beberapa upaya tindakan," katanya.
Baca juga:
Sepasang kekasih jadi salah satu korban miras oplosan di Bekasi
Polisi buru Brewok, bos pabrik miras oplosan Bekasi tewaskan 8 orang
Pabrik miras oplosan di Bekasi produksi 240 kantong sehari
Miras oplosan pencabut belasan nyawa di Jakarta
Menengok rumah kontrakan tempat produksi miras oplosan di Duren Sawit