136 Dokter Meninggal Karena Covid-19, DPR Soroti Jam Kerja, Gizi Hingga Insentif
Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Daulay, mengatakan sebenarnya masalah kekurangan dokter bukan semata-mata disebabkan karena pandemi Covid-19 saja. Tetapi, jauh sebelum itu sudah menjadi masalah di Indonesia.
Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Daulay, menyoroti masalah kekurangan dokter di Indonesia. Dampaknya, banyak dokter yang bekerja melebihi jam kerjanya hingga kelelahan.
Saleh mengatakan, kekurangan dokter itu bukan disebabkan karena pandemi Covid-19 saja. Tetapi, jauh sebelum itu sudah menjadi masalah di Indonesia.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Kondisi Dokter Lo saat ini seperti apa? "Keadaannya memang masih kurang baik," terangnya. Namun hari berikutnya Jumat, (22/12) Sumartono mendapat kabar dari drg. Haryani, Supervisor Marketing RS Kasih Ibu Solo, bahwa Dokter Lo di rawat di RSKI.
-
Di mana Dokter Lo dirawat? Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
"Secara keseluruhannya itu tidak cukup masih banyak kekurangan dan itu bukan karena Covid, justru sebelum Covid pun itu memang sudah kurang. Sekarang dengan ada Covid malah semakin kelihatan," kata Saleh saat dihubungi, Kamis (15/10).
Saleh mengatakan, misalnya di rumah sakit umum daerah kekurangan dokter spesialis. Dia bilang, bisa hanya ada satu dokter spesialis penyakit tertentu di satu rumah sakit.
"Itu jadi PR pemerintah untuk dilengkapi juga. Sehingga pembagian jam kerja itu jadi bagus, kalau dokternya kurang dokter, itu juga dipakai bahkan lebih jam kerjanya," ujarnya.
Hal itu menanggapi pernyataan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) yang menyebut pelayanan kesehatan di Indonesia dinilai tengah dalam kondisi krisis. Sebab, jumlah dokter yang meninggal akibat virus corona mencapai 136 orang.
Saleh menilai, hal itu menandakan masih ada kekurangan dari sisi perlindungan. Dia menyarankan, salah satunya adalah mengatur jam kerja tenaga medis.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah pertama mengatur jam kerja dari tenaga medis kita supaya mereka tidak melebihi batas waktu bekerja dari yang semestinya. Jika mereka melebihi batas waktu kita khawatir mereka kecapaian kelelahan, itu yang menyebabkan turunnya imunitas. Jadi penting sekali diperhatikan jam kerjanya itu," kata politikus PAN ini.
Selain itu, pemerintah diminta menyediakan gizi dan vitamin tambahan kepada tenaga medis. Serta, pemerintah harus melengkapi alat kesehatan dan alat pelindung diri bagi para tenaga medis.
Saleh juga mendorong pemerintah menaikkan insentif kepada para tenaga medis yang bertugas.
"Saya berharap insentif tetap dinaikkan tetap diberikan. Intensif itu diberikan sebagai bentuk penghargaan kita kepada tugas kemanusiaan yang mereka kerjakan," ucapnya.
Data IDI 236 Dokter Meninggal Akibat Covid-19
Diberitakan, 136 Dokter di Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19. Data ini menunjukkan, pelayanan kesehatan di Tanah Air dalam kondisi kritis.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia), Ari Kusuma Januarto, melalui keterangan tertulis, Kamis (15/10).
"Ini adalah situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini," ujarnya.
Ari menyebut, tingginya angka kematian tenaga medis di Indonesia semakin mengkhawatirkan pelayanan kesehatan. Seharusnya, setiap tenaga medis memiliki hak untuk merasa aman di tempat kerjanya.
Peningkatan jumlah tenaga medis yang meninggal disebabkan naiknya kurva kasus Covid-19. Air berharap, masyarakat turut membantu pemerintah untuk menurunkan kurva kasus Covid-19.
Jika kurva turun, kata dia, maka tenaga medis tidak akan kewalahan dalam menangani pasien Covid-19. Sehingga, kondisi kesehatan para dokter bisa tetap baik, sistem imun tetap tinggi.
"Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan sehingga para tenaga medis dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri," sambungnya.