168 WNI kasus haji Filipina tiba di Sulsel, kondisi masih tertekan
"Mereka masih stres. Di Filipina sana di penjara selama lima hari dan di penjaranya itu benar-benar di penjara," ujarnya
Sebanyak 168 calon jemaah haji asal Indonesia yang ditahan di Filipina karena kasus travel yang memberangkatkan mereka menggunakan paspor Filipina, akhirnya dipulangkan ke Tanah Air. Mereka telah diserahkan Kedubes RI untuk Filipina ke Kemenlu RI selanjutnya diserahkan ke Pemprov Sulawesi Selatan. Penyerahan itu berlangsung di salah satu ruangan di Gate 7 Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu, (4/9).
Rombongan langsung dari Manila, Filipina ini ada 174 orang. Ada 168 calon jemaah haji yang gagal berangkat, selebihnya pendamping dari Kedubes RI untuk Filipina dan Kemenlu RI. Dari 168 orang ini, ada 110 orang asal Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dan sisanya asal Jakarta.
Dubes RI untuk Filipina, Letjen (Purn) Johny Lumintang yang mendampingi rombongan ini mengatakan, calon jemaah haji ini masih dalam kondisi stres. Oleh karena itu dibiarkan banyak istirahat dulu dan jangan banyak ditanya.
"Mereka masih stres. Di Filipina sana mereka di penjara selama lima hari dan di penjaranya itu benar-benar di penjara. Bayangkan dalam satu kamar mereka ditumpuk 15 orang tanpa dilengkapi AC. Ibu-ibunya pun demikian, mereka ditumpuk di kantor. Tapi orang-orang Sulsel memang hebat. Termasuk yang dua orang pelaut korban sandera kelompok Abu Sayyaf itu. Keduanya dari Sulsel berhasil kabur," jelas Johny Lumintang.
Johny melanjutkan, dirinya sempat melihat para calon jemaah ini berwajah sedih saat masih di tangan pemerintah Filipina tapi begitu tiba di Kedutaan Besar RI kembali segar-segar lagi.
"Itulah musibah, cobaan. Dan saya pikir Tuhan tidak akan memberi cobaan di luar kemampuan manusia," ucapnya menghibur.
Agusnadi Muhammad Tahir (38), warga Kabupaten Sidral, salah seorang dari calon jemaah yang baru saja dikembalikan dari Filipina itu mengatakan, dia berangkat bersama 59 orang asal Kabupaten Sidrap pada tanggal 18 Agustus. Karena bersama puluhan calon jemaah, dia ditempatkan di sebuah gereja yang pelayanannya cukup bagus.
"Saya berangkat melalui travel Aulad Amin. Mendaftar ke travel itu berdasarkan informasi dari mulut ke mulut kalau travel itu bisa memberangkatkan orang ke tanah suci lewat Filipina. Jadi tanggal 21 Mei saya sempat ke Filipina mengurus administrasinya. Saya bayar 9.500 dollar atau Rp 126.720.000," terang Agusnadi.
Sedangkan Ditjen Protokol dan Konselor Kemenlu RI, Bunyan Saptomo mengimbau agar ke depannya instansi terkait dan masyarakat untuk lebih waspada.
"Kalau mau naik haji harus melalui jalur formal. Gunakan travel agency yang sudah terdaftar di Kemenag," kata Bunyan.