2 Botol molotov di rumah Ketua DPP PKS Mardani berisi Pertamax
Dua botol bom molotov yang dilempar orang tidak dikenal ke rumah Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera di Kelurahan Jatimakmur, Pondok Gede, Kamis dini hari, berisi Pertamax.
Dua botol bom molotov yang dilempar orang tidak dikenal ke rumah Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera di Kelurahan Jatimakmur, Pondok Gede, Kamis dini hari, berisi Pertamax.
"Ada dua bom molotov yang satu dilempar dan meledak di halaman, dan satu lagi ditemukan di kebun samping rumah," kata menantu korban, Wijaya (29) di Bekasi.
-
Apa yang disampaikan oleh PKS terkait putusan MK ? "Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024,”
-
Bagaimana PKS menanggapi putusan MK? Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap sengketa Pilpres 2024, bersifat final dan mengikat, meski tak sepenuhnya sesuai dengan harapan. Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024.
-
Apa alasan PKS mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman? "Kami optimis, insya Allah sosok Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Mohamad Sohibul Iman adalah kandidat yang memiliki peluang menang besar," pungkasnya.
-
Siapa yang didatangkan PSIS Semarang? Pada Selasa (14/11), PSIS Semarang resmi datangkan pemain baru mereka, Evan Dimas Darmono dari Arema FC.
-
Bagaimana PKB bersikap terkait posisi menteri? Cak Imin menegaskan, PKB saat ini pada posisi menunggu arahan dari Prabowo sebagai presiden terpilih perihal kursi menteri. "Saya ini belum sama sekali terlibat. PKB pada posisi sama sekali tidak dilibatkan dan kita pada posisi menunggu saja," ujar dia.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
Menurut dia, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 03.00 WIB saat rumah yang beralamat di Jalan KH Ahmad Madani Nomor 199D, Jatimakmur, Pondokgede, Kota Bekasi hanya dihuni oleh seorang asisten rumah tangga Kosasih dan dua putra Mardani yang masih berusia 10 dan 13 tahun.
"Kalau Pak Mardani kebetulan sedang tidak di rumah. Keluarga yang ada di rumah pun tidak mendengar ada ledakan," katanya.
Baru sekitar pukul 05.30 WIB, Kosasih membersihkan rumah dan mendapati ada pecahan botol sirup berwarna bening, dilengkapi sumbu dan bahan bakar berserakan di halaman rumah.
"Pecahan botol itu dikira bekas mainan anak-anak, sehingga langsung disapu oleh Kosasih," katanya.
Menurut dia, informasi bahwa botol tersebut merupakan bom molotov datang dari petugas Satpam Lembaga Tahfiz Al Quran Iqro Bekasi bernama Prada.
"Satpam tersebut sempat curiga saat mendengar suara pecahan botol di rumah mertua saya, dan sempat dikejar tapi tidak kena," katanya.
Usai diberitahukan oleh Prada bahwa keluarga Mardani menjadi korban lemparan molotov, Wijaya bersama petugas keamanan langsung melakukan penyisihan TKP dan menemukan satu botol lainnya di kebun samping rumah.
"Bom yang satunya masih utuh karena belum sempat dilempar. Kita temukan di kebun samping rumah. Menurut polisi ada campuran Pertamax karena warnanya yang agak biru," katanya.
Pihaknya pun langsung melaporkan insiden itu kepada Kepolisian setempat. Saat berita ini diturunkan, polisi telah memasang garis polisi dan mengamankan lokasi.
Baca juga:
Polisi periksa 4 saksi terkait pelemparan bom molotov ke rumah Ketua DPP PKS
Rumah Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dilempar bom molotov
Gerindra klaim Zulkifli Hasan sepakat Prabowo diusung Capres
PKS sodorkan daftar calon menteri Prabowo, ada Susi dan Rizal Ramli
Mardani sebut cawapres Prabowo mengerucut: Aher, Salim Segaf, AHY dan Zulhas
PKS setuju kontrak politik Partai Demokrat