2 Mahasiswa Mengaku Dianiaya Polisi saat Demo di DPR Lapor Propam
Saat itu, keduanya mengaku telah dianiaya ketika berusaha lari dari kejaran polisi. Karena, kedua korban tersebut saat itu berada di sekitar flyover ladokgi dan terpisah dari rombongan mahasiswa Unkris lainnya yang telah berkumpul di Bendungan Hilir.
Dua mahasiswa Universitas Krisnadwipayana, Gusti Aji Pangestu dan Mohammad Yoverly, menjadi korban penganiayaan polisi saat aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, pada 24 September 2019. Keduanya pun melaporkan aksi kekerasan dialaminya ke Propam Polda Metro Jaya.
Laporan tersebut terdaftar dalam nomor STPL/44/X/REN.4.1.1/2019/Subbagyanduan. Dalam membuat laporan tersebut, Gusti sebagai pelapor hanya menyertakan barang bukti berupa keterangan secara lisan saja.
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
-
Siapa saja yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa dalam demonstrasi tersebut? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya2. Rombak Kabinet Dwikora3. Turunkan Harga-Harga
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
"(Barang buktinya) apa adanya (hanya keterangan lisan dan enggak ada bukti visum)," kata Gusti di Polda Metro Jaya, Senin (14/10).
Saat itu, keduanya mengaku telah dianiaya ketika berusaha lari dari kejaran polisi. Karena, kedua korban tersebut saat itu berada di sekitar flyover ladokgi dan terpisah dari rombongan mahasiswa Unkris lainnya yang telah berkumpul di Bendungan Hilir.
"Kejadiannya di sekitar JCC. Kita ke sana karena ada gas air mata. Kita terpencar dengan teman-teman, lalu kabur ke sana (JCC Senayan) supaya tidak terkena gas air mata," ujarnya.
Saat ingin melarikan diri, keduanya tiba-tiba saja dipanggil polisi. Kala itu, polisi yang mengejarnya mengancam akan menembak kaki kedua korban jika tetap berlari.
Oleh karena itu, kedua korban tersebut memutuskan untuk tidak berlari lagi dan menyerahkan diri kepada polisi.
"Kebetulan ada satu polisi yang melihat saya berdua. Dia ancam kalau saya lari, nanti saya mau ditembak kaki. Akhirnya saya turutin saja kata-kata dia," jelasnya.
Ketika menyerahkan diri, keduanya justru dianiaya oleh aparat kepolisian. Akibatnya, mereka pun mengalami luka pada bagian kepala dan tangan.
Oleh karena itu, Gusti pun langsung dirujuk ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta Pusat. Sementara, Yoverly hanya mendapatkan perawatan medis di Bidokkes Polda Metro Jaya. Namun, Gusti dan Yoverly tak mengetahui identitas polisi yang telah menganiayanya.
"Kita disuruh jalan jongkok (di Polda Metro Jaya), dia (polisi) memanggil teman-temannya untuk menghajar kami. (Yang menganiaya) memakai seragam semua, memakai rompi, memakai tutup kepala," ungkapnya.
Atas peristiwa penganiayaan tersebut, kedua korban melapor ke Propam Polda Metro Jaya. Ia pun berharap, agar Propam berani menindak tegas aparatnya yang terbukti menganiaya mahasiswa saat aksi unjuk rasa.
"Harapannya mengusut tuntas bagaimana caranya yang melakukan tindakan represif ini bisa ditindak tegas sesuai sanksi. Kesulitannya mungkin kita enggak tahu pelakunya," tutupnya.
Baca juga:
Pagar Berduri Masih Tutup Akses Jalan Menuju Istana
Jalan Sekitar DPR Ditutup, Ini Pengalihan Rute Transjakarta
Dikabarkan Bakal Ada Demo, Suasana Depan Gedung DPR Masih Kondusif
Istana Minta Mahasiswa Tak Ancam Jokowi soal Perppu KPK
Berpakaian Serba Hitam, Emak-Emak Tabur Bunga untuk Korban Demo Ricuh
Aparat Keamanan Siagakan Satu Unit Water Canon di Depan Istana
Ada Rencana Demo Mahasiswa, Jalan Depan Gedung DPR Ditutup