20 Ton Jelantah dari Kaltim Diekspor ke Eropa untuk Bahan Baku Biodiesel
Jelantah atau minyak goreng bekas kini jadi barang mahal. Dikelola melalui pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Kalimantan Timur, lebih dari 20 ton jelantah bakal diekspor ke sejumlah negara di Eropa, Jumat (4/12) besok.
Jelantah atau minyak goreng bekas kini jadi barang mahal. Dikelola melalui pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Kalimantan Timur, lebih dari 20 ton jelantah bakal diekspor ke sejumlah negara di Eropa, Jumat (4/12) besok.
Ekspor jelantah itu menjadi bagian dari rencana pelepasan ekspor produk Indonesia yang bernilai tambah dan sustainable ke pasar global oleh Presiden Joko Widodo secara virtual.
-
Apa itu biodiesel? Biodiesel adalah bahan luar biasa yang memiliki kualitas luar biasa karena dibuat dari minyak nabati dan hewani bekas. Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
-
Dimana desa yang menjadi pusat industri kompor minyak tanah di Indonesia? Bahkan, Desa Taman Harjo, Singosari, Malang, Jawa Timur, dikenal sebagai pusat industri kecil kompor dengan bahan bakar minyak tanah.
-
Kapan biodiesel pertama kali ditemukan? Proses yang disebut dengan transesterifikasi ini sebenarnya pertama kali dilakukan pada tahun 1853 oleh seorang pria bernama Patrick Duffy.
-
Siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan biopori di Kota Semarang? Sementara itu Dinas Lingkungan Hidup berencana akan memperbanyak biopori di 17 titik ruang terbuka hijau (RTH) yang tersebar pada 11 kecamatan di Kota Semarang.
-
Bagaimana biodiesel membantu menekan penggunaan bahan bakar fosil? Biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti atau campuran dengan bahan bakar diesel fosil dalam berbagai aplikasi.
-
Siapa yang mendorong Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua? Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan bahwa pemerintah mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua dan ketiga.
"Minyak jelantah dari Kalimantan Timur akan diekspor ke Belanda, Spanyol dan Portugal, hari Jumat (3/12) besok," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan UKM Kaltim Yadi Robyan Noor, Kamis (3/12).
Yadi menerangkan, ekspor jelantah dari Kalimantan Timur ini adalah kedelapan kalinya. Di Eropa, jelantah dari Kaltim digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Salah satunya pengoperasian kincir angin di Belanda.
Ekspor jelantah Kaltim ke pasar global itu berkaitan erat dengan kebijakan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor dan Wagub Hadi Mulyadi untuk mendorong ekonomi kerakyatan, khususnya produk-produk nonmigas (renewable resources), menjadi lebih berdaya saing dan mampu menembus pasar global.
Produk jelantah bisa menembus pasar ekspor global, setelah dilakukan kurasi dan penilaian oleh Kementerian Perdagangan.
"Kita usulkan 7 UKM dan 4 UKM yang disetujui pusat untuk masuk ke pasar global. Ini sangat monumental, apalagi rencana pelepasan ekspor Jumat besok akan langsung dilakukan oleh Presiden Joko Widodo secara hybrid (virtual dan offline)," sebut Yadi.
Roby mengungkapkan, setidaknya ada permintaan lima kontainer per bulan dari pembeli di Eropa. Satu kontainer, berisi sekitar 21 ton minyak jelantah. Nilai ekspor jelantah pada ekspor kali ini sekitar USD 300.000. "Minyak jelantah dikumpulkan dari rumah makan, resto dan rumah tangga," demikian Yadi.
Baca juga:
Indonesia Getol Garap Biodiesel, Tengok Kerugian Akibat Penurunan Ekspor CPO
Defisit CPO Diprediksi Capai 108,63 Juta Ton di 2025
Program B30 Dinilai Abaikan Penurunan Konsumsi Biodiesel di Eropa dan AS
PTPN III Minta Pemerintah Prioritaskan Pemenuhan CPO Dalam Negeri
Imbas Corona, Serapan FAME Program B30 Tahun ini Diproyeksi Tak Capai Target
Semester I-2020, Realisasi Serapan Biodiesel Nasional Capai 4,36 Juta kL