Menhub Ajak Negara di Asean dan Swasta Mengembangkan Transportasi Massal Berbasis Rel
Di Indonesia, sektor ini menjadi proyek strategis yang terus diperluas.
Pemerintah Indonesia mengajak negara di Asean bekerjasama mengembangkan transportasi massal di perkotaan berbasis rel. Tak hanya sebagai pengguna, visi yang ingin direalisasikan adalah peran sebagai produsen.
Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi usai menghadiri Konferensi kereta api se-Asia Tenggara, ASEAN Railway CEOs’ Conference (ARCEOs’ Conference) ke-44 di Pullman Bandung Grand Central, Bandung, Selasa (3/9). PT Kereta Api Indonesia (Persero) menjadi penyelenggara perhelatan ARCEOs'Conference ini.
Budi mengatakan pemanfaatan transportasi umum berbasis rel ini mengalami pertumbuhan yang baik.Keberadaan Kereta Api Cetap Whoosh pun ia sebut menjadi pembahasan di dunia internasional. Banyak negara tetangga yang ingin mengadopsi penerapannya.
Momentum ini ingin dimanfaatkan dengan mengajak negara di Asean untuk bekerjasama mengembangkan ekosistem yang berkaitand dengan perkeretaapian. Di Indonesia, sektor ini menjadi proyek strategis yang terus diperluas.
Karakteristik transportasi massal berbasis rel adalah harganya yang terjangkau oleh Masyarakat dan ketepatan waktu.
"Tentu ini menjadi tugas kita untuk memanage dengan baik, tidak hanya whoosh, kita punya MRT, kemudian kita punya LRT yang sudah di dua kota Palembang dan Jakarta, berikutnya akan ada di beberapa kota, seperti di IKN. Otonomus Rail Transit dan itu diminati oleh banyak kota kota di Indonesia," ucap Budi.
"Berkaitan dengan majunya penggunaan dari kereta api ini, pemerintah juga tidak ingin hanya jadi user saja tetapi kita juga sebagai produksi dengan fungsi yang ditingkatkan, Kota-kota besar di Indonesia itu masih belum maksimal menggunakan angkutan massal. Jakarta, banyak yang senang tapi belum maksimal, oleh karenanya ini PR buat kita untuk mengembangkan," dia melanjutkan.
Budi berencana bisa mengoperasikan LRT atau Sky Train di Kota Bandung. Semuanya masih dalam penelitian. Ia berharap rencana ini bisa disambut baik oleh pihak swasta untuk menanamkan investasinya.
"Bandung indah sekali, tapi akan lebih indah kalah ada art dan Sky train. Jadi itu kira-kira. Kita yakin apa yang dilakukan ini membuat kekompakan dari ASEAN ini bertambah dan kita mampu menjadi tuan rumah di daerah sendiri," imbuh Budi.
Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Machmudin memastikan adanya peningkatan kualitas layanan kereta api. Pihaknya sudah berencana memulai elektrifikasi dan persinyalan di bulan November.
"Insyaallah bulan November informasinya, akan ada elektrifikasi persinyalan bertahap ya mudah-mudahan akan jadi awal peningkatan kualitas dari commuter line di Bandung, walaupun belum terelektrifikasi," kata dia.
"Mungkin nanti headwaynya bisa lebih pendek lagi, kami harap seluruh delegasi nanti akan lebih banyak tinggal di Kota Bandung untuk lebih santai dan menghabiskan uangnya lebih banyak di Bandung," ucap Bey lagi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo menjelaskan ASEAN Railway Conference ini merupakan event rutin selama dua tahun. Tahun lalu, Filipina menjadi tuan rumah. Tahun ini, PT KAI dipercaya menjadi tuan rumah.
Indonesia dipilih menjadi tuan rumah karena bertepatan dengan 2024 di mana tahun lalu menandai peresmian dua kereta api nasional, kereta api cepat whoosh Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebek yang beroperasi dari Dukuh Atas ke cawang bekasi timur dan ke arah cibubur.
"Penting di antara operator kereta api ini saling sharing pengalaman kita di dalam membangun transportasi kereta api, kereta api Indonesia ini barometer utama di negeri ASEAN ini," terang dia.
Dalam acara tersebut, sebanyak delapan operator kereta api se-Asia Tenggara berkumpul untuk berbagi praktik-praktik terbaik dalam hal operasi dan pemeliharaan, transformasi digital dan komersial perkeretaapian.
Konferensi ini diikuti oleh delapan operator kereta se-Asia Tenggara meliputi:
1. Keretapi Tanah Melayu (Malaysia) yang dipimpin oleh YBhg. Datuk Mohd Rani Hisham Samsudin selaku GCEO
2. Vietnam Railways (Vietnam) yang dipimpin oleh Hoang Gia Kanh selaku General Director - Head of Delegation
3. Ministry of Public Works and Transport (Kamboja) yang dipimpin oleh Ray Rom selaku Director of Railway Department
4. Lao National Railways (Laos) yang dipimpin oleh Daochinda Siharath selaku Managing Director
5. Philippine National Railways (Filipina) yang dipimpin oleh Atty. Celeste D. Lauta selaku General Manager
6. Myanma Railways (Myanmar) yang dipimpin oleh Nyi Nyi Swe selaku General Manager (Planning & Admin) (CEO)
7. State Railway of Thailand (Thailand) yang dipimpin oleh Anan Phonimdang selaku Deputy Governor
8. PT Kereta Api Indonesia (Persero) (Indonesia) yang dipimpin oleh Didiek Hartyanto selaku Direktur Utama
Hadis Surya Palapa, Direktur Niaga KAI selaku ketua Organizing Committee ARCEOs’ Conference menjelaskan acara ini bertujuan untuk menyamakan persepsi mengenai kereta sebagai simbol perhubungan yang menggabungkan delapan negara untuk berkembang bersama.
"Kami berharap konferensi ini dapat membahas cara mewujudkan pengelolaan kereta sebagai solusi untuk ekosistem transportasi yang berkembang pesat, memperhatikan aspek SDGs, serta mengembangkan digitalisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," ucap Hadis melalui siaran persnya.
Selain itu, untuk mendukung lebih lanjut pengimplementasian kelestarian lingkungan dan inovasi digital, KAI akan menerjunkan armada kendaraan listrik selama penyelenggaraan ARCEOs’ Conference, pemberian suvenir berbahan ramah lingkungan, dan penggunaan aplikasi sebagai platform informasi selama kegiatan.
Hadis menambahkan bahwa KAI telah mempersiapkan acara ini dengan matang, termasuk melaksanakan courtesy visit ke semua negara peserta sebagai bagian dari persiapan. Selain itu, Ia menjelaskan bahwa ARCEOs’ Conference merupakan hal penting karena akan melibatkan para ahli dan praktisi yang datang dari berbagai negara.