22.000 Anggota polisi gelar apel serpan di Polda Metro Jaya
Puluhan ribu personel Polri itu rencananya akan dilepas ke 32.000 TPS seluruh Indonesia.
Di tengah rintik hujan, Polda Metro Jaya melakukan apel pergeseran pasukan atau serpan guna mengamankan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang. Sekitar 22.000 anggota kepolisian dari berbagai wilayah hukum Polda Metro Jaya turut serta dalam apel yang dipimpin oleh Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Sudjarno.
"Kondisi demokrasi semakin menghangat menjelang pergantian pemerintahan. Kita tidak boleh underestimate atas kondisi yang ada. Tanggal 9 Juli nanti kita akan menghadapi kegiatan besar yaitu penyelenggaraan pemilu presiden," kata Sudjarno dalam pidato apel, Senin (7/7).
Dalam apel tersebut, terdapat beberapa perwakilan dari TNI yang ikut serta dalam pengawasan dan pengamanan pilpres mendatang.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno mengatakan, jelang pelaksanaan pilpres 9 Juli mendatang, Kepolisian DKI Jakarta sudah menyiapkan pengamanan di seluruh wilayah ibu kota.
"Personel akan dilakukan pergeseran nanti sore pukul 16.30 (WIB), sejumlah 22.201 personel Polri. Jadi keseluruhan dari pengamanan itu ada 95.149. (Sebanyak) 22.201 personel Polri, 7.300 TNI dan 65.748 dari Linmas. Mereka akan ditempatkan di 32.000 TPS," ungkap Dwi.
Dari pola pengamanannya, Polda Metro Jaya mengklasifikasikan Tempat Pemungutan Suara (TPS) menjadi dua, yakni aman dan rawan 1. Kepolisian memetakan sebanyak 292 dari 32.874 TPS masuk dalam kategori rawan 1.
"Dengan melihat pola pengamanannya yaitu, aman dan rawan 1. Rawan 1 hanya sedikit sekali, relatif dari jumlah tersebut TPSnya aman. Rawan 2 tidak ada. Yang rawan 1 ada 292, dengan pola pengamanan 2 (polisi), 4 (Linmas), 2 (TPS)," ucap Dwi.
TPS rawan 1 tersebut, menurut Dwi, berkaitan dengan kondisi geografis serta fenomena khusus yang menyebabkan TPS tersebut butuh pengamanan secara khusus pula. Selain itu, terdapat 59 TPS khusus. "Ada 59 tps khusus di Polda Metro Jaya yaitu di ruang tahanan, ada 2 TPS, seperti pada pileg yang sebelumnya," tutur Dwi.