3 Tokoh ini siap maju sebagai calon ketua umum PBNU
Sistem pemilihan ketua umum PBNU dilakukan dengan cara pemilihan langsung, one man one vote.
Sistem pemilihan dewan tanfidz atau ketua umum PBNU dalam Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) dilakukan dengan cara pemilihan langsung, one man one vote. Sekitar 530 pemilih yang terdiri dari para tanfidz di Pimpinan Cabang, Wilayah dan Cabang Istimewa, akan memilih para calon mereka sendiri.
Sejauh ini, tiga nama sudah terang-terangan siap maju sebagai calon Ketua PBNU. Tiga nama itu adalah Kiai Salahudin Wahid atau Gus Solah (Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng), Kiai Said Aqil Siroj (Ketua PBNU sekarang) dan Kiai Idrus Ramli (Dewan Pakar Aswaja Center NU Jawa Timur).
"Saya selalu optimis, tidak pernah pesimis. Sejak merantau ke luar negeri selama 13 tahun saya selalu optimis," kata Said menegaskan kesiapannya maju sebagai Ketua PBNU dalam jumpa pers, Senin (03/08) sore.
Said juga menegaskan tidak akan mundur dalam perebutan ketua umum PBNU itu. "Saya tidak pernah mengatakan akan mundur. Saya siap menang dan siap kalah, saya siap maju dengan siapa saja rois aam-nya," ujar kiai asal Cirebon itu.
Begitu juga dengan Gus Solah. Dia menegaskan kesiapannya. "Jadi tidak benar sekali kalau saya mundur (dari pencalonan Ketua PBNU). Bahkan pendukung saya menguat, sekarang kira-kira sudah separuh," kata Gus Solah beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kiai Idrus Ramli juga siap mencalonkan diri karena merasa NU harus diselamatkan dari pihak-pihak yang ingin membelokkan NU keluar dari faham Aswaja atau Ahlussunnah wal Jamaah.
"Setelah salat istiqoroh, minta petunjuk dari Allah, dan setelah meminta persetujuan dari sejumlah kiai yang dekat dengan saya, tenyata banyak kiai yang mendorong saya untuk mencalonkan diri," ujar pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, itu.
Adapun untuk nama lain yang disebut-sebut juga berniat mencalonkan diri, Mantan Wakil Badan Intelijen Negara Asad Ali, sampai berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi. Pesan pendek juga tidak dibalas.
Sesuai dengan tata tertib (tatib) Muktamar ke-33 NU, mekanis pemilihan rois aam dan ketua tanfidz dikembalikan ke ADRT. Namun untuk pemilihan rois aam akan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat oleh para rois syuriah, yang jumlahnya sekitar 530-an. Namun bila tidak berhasil akan dilakukan dengan mekanisme pemilihan langsung.
Sekarang ini para kiai sedang membentuk forum itu untuk memilih rois aam-nya. Sementara untuk pemilihan ketua umum akan dilakukan secara terpisah menggunakan sistem pemilihan langsung oleh 530-an tanfidz tingkat PAC, PAW maupun PCI.