30 Unit Rumah Adat di Sumba Barat Daya Hangus Dilalap Api
"Ada 24 rumah induk yang terbakar dan enam rumah yang di sini kita sebut anak rumah yang ikut terbakar," jelas Yakup.
Sebanyak 30 rumah di kampung adat Uma Kahumbu, Suku Waihombo, Kampung Wainyapu, Desa Wainyapu, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, hangus terbakar, Selasa (20/9).
Kapolres Sumba Barat Daya, AKBP Sigit Harimbawan mengatakan, 30 unit rumah adat ini terbakar sekitar pukul 01.20 dini hari tadi. "Ada sekitar 30 unit rumah yang terbakar, tapi tidak ada korban jiwa," jelasnya.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Dimanakah letak Pulau Sumba yang menjadi jawaban dari tebak-tebakan 'kuda, berjenggot, luas, serba ada'? Ya, jawaban dari petunjuk kuda, berjenggot, luas, serba ada ini mengarah ke Pulau Sumba.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Kenapa tradisi Kawin Tangkap dilakukan di Sumba Barat Daya? Motivasi yang melatarbelakangi tradisi ini pun beragam, seperti masalah ekonomi terlilit hutang, atau karena alasan kekerabatan. Masyarakat mengganggap, agar hubungan kekerabatan yang sudah terjalin tidak putus, diperlukan adanya perkawinan antara dua kebisu (suku).
-
Bagaimana tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya dilakukan? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.Tradisi ini terjadi bukan atas dasar cinta, tetapi karena kesepakatan antara orang tua laki-laki dan perempuan, tanpa sepengetahuan perempuan.
Menurut Sigit Harimbawan, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab peristiwa kebakaran tersebut. Pihaknya masih mengamankan lokasi kejadian dan mengevakuasi warga, serta barang-barang yang bisa diselamatkan.
"Kami juga masih mengumpulkan informasi dari saksi yang melihat dan mengetahui peristiwa kebakaran ini," ujarnya.
Kepala Desa Wainyapu, Yakup Holo kepada wartawan mengatakan, sumber api berasal dari rumah yang tidak berpenghuni. Karena jarak rumah saling berdekatan, disertai material bangunan yang semuanya terbuat dari kayu dan alang-alang, membuat semunya hangus terbakar.
"Ada 24 rumah induk yang terbakar dan enam rumah yang di sini kita sebut anak rumah yang ikut terbakar," jelas Yakup.
Ia menceritakan, ada warganya yang pertama kali melihat rumah yang terbakar, kemudian menyampaikan kepada masyarakat dan perangkat desa termasuk dirinya. Warga pun beramai-ramai secara swadaya memadamkan api. Akhirnya, 10 unit rumah berhasil diselamatkan dari kobaran api.
Yakup menyebut, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi kerugian material ditaksir mencapai Rp4 miliar, karena banyak aset berharga di dalam rumah adat tersebut. Warga yang terdampak, saat ini dievakuasi ke rumah kerabat mereka yang tak jauh dari lokasi kejadian.
(mdk/ded)