3.830 warga kebanjiran, Sukoharjo darurat bencana
1200 Jiwa diantaranya harus mengungsi ke sejumlah tempat yang aman.
3830 warga Kabupaten Sukoharjo terkena dampak banjir luapan bengawan Solo selama dua hari terakhir. Dari jumlah tersebut 1200 jiwa diantaranya harus mengungsi ke sejumlah tempat yang aman. Diantaranya kantor kelurahan, kecamatan, masjid, tanggul, hingga pos kamling.
Meski hari ini air telah surut, namun pemerintah setempat menetapkan Sukoharjo berstatus darurat bencana, hingga akhir bulan Februari.
"Perubahan cuaca sangat fluktuatif sehingga sulit ditebak akan terjadi hujan lebat atau tidak dalam beberapa hari terakhir ini. Sehingga kami menetapkan darurat bencana hingga akhir bulan ini," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto, Jumat (20/2).
Ia mengaku sudah berkoordinasi dan melakukan pembagian jadwal tugas dengan semua elemen pendukung di Sukoharjo. Sehingga ketika terjadi bencana, seluruh relawan penanggulangan bencana sudah siap.
"Meski BMKG memprediksi puncak hujan hanya sampai tanggal 22 Februari, tetapi di Sukoharjo kan berpotensi terjadi bencana banjir dan angin puting dan longsor. Jadi kita tetap harus siaga," ucapnya.
Sementara itu berdasarkan data BPBD jumlah korban banjir di Kecamatan Mojolaban, Desa Tealmade 285 jiwa, Laban, 328, Plumbon, 70, Gadingan 800. Di Kecamatan Grogol, Desa Kadokan 1.006 jiwa, Telukan 150, Langenharjo, 100, Grogol 300, Madegondo 300 Pandeyan 100 Kwarasan 300. Sedangkan di Kecamatan Sukoharjo, Kelurahan Joho 15, Jetis 46, Sukoharjo 30 jiwa.