4 Nama yang mulai terlupakan dari proklamasi 17 Agustus 1945
Proklamasi kemerdekaan bukan cuma soal Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Maeda. Banyak peran lain yang kini mulai dilupakan
Setiap tahun, Pemerintah menggelar renungan malam pada tengah malam, sebelum prosesi peringatan hari Kemerdekaan di Istana Negara pada 17 Agustus.
Renungan tersebut sebagai salah satu cara pemerintah untuk mengenang jasa pahlawan yang telah mengantarkan republik ini, pada kemerdekaan dan kemajuan bangsa.
Di Taman Makam Pahlawan, Kalibat pada renungan malam 17 Agustus 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyebut ada 8.692 pahlawan dari TNI/Polri, badan perjuangan 791 pahlawan, tokoh nasional 39 dan tidak dikenal 43.
Tetapi selain nama-mana yang tertera di nisan makan, banyak pula anak bangsa di Indonesia mentorehkan sejarah bagi republik ini. Namun, karena pergulatan politik tersingkir, terasing dan mulai terlupakan.
Di Pegangsaan, tempat pertama kali merah putih berkibar, ada banyak anak bangsa yang ikut, tapi hanya segelintir orang yang dikenal dan dikenang. Dalam ingatan kita, hanya Bung Karno, Bung Hatta, Fatmawati. Padahal, begitu banyak nama yang ikut memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini.
Lantas siapa saja, tokoh yang mulai terlupakan bahkan dilupakan oleh kita? berikut paparannya yang dikutip dari berbagai sumber.
-
Apa yang dirayakan pada HUT RI? "Memperingati kemerdekaan bukan hanya tentang merayakan kebebasan, tetapi juga tentang berkomitmen untuk menjaga persatuan dan keadilan di negeri ini. Selamat HUT RI ke-79!"
-
Siapa yang dirayakan di HUT RI? Tahun ini, Indonesia tengah berulang tahun ke-79.
-
Kapan penulisan ucapan HUT RI menjadi penting? Di setiap momen kemerdekaan, logo dan tema yang diusung menjadi perhatian oleh masyarakat karena mereka akan menggunakan keduanya di berbagai acara peringatan kemerdekaan ataupun di media sosial. Namun, bagaimana dengan penulisan ucapan HUT RI yang banyak orang buat? Apakah sudah benar?
-
Kenapa penulisan ucapan HUT RI yang benar itu penting? Mengingat, Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) adalah perayaan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Setiap tahun, kita merayakan ulang tahun kemerdekaan negara kita yang telah berdiri kuat dan berdaulat. Namun, dalam perayaan ini, ada hal yang sering dilupakan oleh banyak orang: bagaimana cara menulis ucapan HUT RI dengan benar.
-
Kapan HUT RI dirayakan? Tanggal 17 Agustus merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, menandai hari kemerdekaan yang dirayakan dengan penuh semangat di seluruh pelosok tanah air.
Wikana
Tokoh ini hilang entah kemana, setelah pulang dari China, saat pergolakan politik di tahan air sedang panas dengan isu PKI. Wikana, satu diantara pemuda yang mendesak Soekarno untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.
Wikana pada peristiwa pencetusan Proklamasi 1945, menghubungkan dengan Laksamana Maeda di Menteng untuk mengatur semua keperluan pembacaan Proklamasi di rumah Bung Karno di Pegangsaan 56. Dia dalam berbagai sumber disebutkan yang membujuk kalangan militer Jepang untuk tidak mengganggu jalannya upacara pembacaan teks proklamasi.
Pada zamannya, Wikana menjadi tokoh pemuda yang mendapat pengakuan dan dipercaya oleh Perdana Menteri Sjahrir untuk duduk sebagai menteri negara urusan pemuda dalam kabinet Sjahrir kedua dan ketiga.
Jalannya mulai meredup setelah peristiwa Madiun 1948. Posisinya sebagai Gubernur Militer wilayah Surakarta digantikan oleh Gatot Subroto. Beberapa pekan sebelum peristiwa G30S 1965 terjadi, Wikana berserta beberapa elemen PKI lainnya pergi ke Peking untuk? menghadiri perayaan hari Nasional Cina 1 Oktober 1965. Tepi, hanya dia sendiri memilih pulang ke tanah air dan sampai hari ini menghilang.
Frans Mendur
Dialah fotografer yang mengabadikan proklamasi kemerdekaan republik ini. Saat digeledah tentara Jepang, dia menyembunyikan negatif filmnya di bawah pohon dekat halaman Kantor harian Asia Raja. Berkat perjuangan Mendur sampai saat ini dokumentasi bersejarah tersebut bisa kita saksikan.
Frans Soemarto Mendur lahir lahir tahun 1913 dan meninggal tahun 1971. Bersama saudara kandungnya, Alex Mendur, mereka turut mengabadikan persitiwa bersejarah ini.
Lalu dia pun bersama Alex Mendur, Justus Umbas, Frans "Nyong" Umbas, Alex Mamusung dan Oscar Ganda, mendirikan Indonesia Press Photo Service pada 2 Oktober 1946.
Achmad Soebardjo
Karena tidak sabar untuk memerdekakan Bangsa Indonesia, pada 16 Agustus 1945, para pemuda pejuang, membawa Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat.
Hanya satu tujuan mendesak mereka untuk segera memproklamirkan berdirinya bangsa Indonesia. Satu diantara nama-mana jelang Proklamasi di Penggangsaan, ada Achmad Soebardjo, yang menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta.
Berkat lobinya, dia berhasil meyakinkan para pemuda untuk membawa kembali Soekarno-Hatta ke Jakarta.
Orang yang bernama lengkap Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 dan meninggal 15 Desember 1978. Dia pun adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Gelar kesarjaanaannya, Meester in de Rechten, yang diperoleh di Universitas Leiden Belanda pada tahun 1933.
Shodanco Singgih
Sebagai anggota Peta, Dia orang yang bertugas untuk membawa Bung Hatta dan Bung Karno ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Rencana dia berjalan lancar karena memperoleh dukungan dan beberapa elemen tentara Peta dari Shodanco Latief Hendraningrat yang juga berperan dalam Proklamasi kemerdekaan.
Saat itu, Shodanco Latief Hendraningrat menggantikan Daidanco Kasman Singodimejo yang bertugas ke Bandung.
Di Rengasdengklok, akhirnya Bung Karno, setuju memproklamasikan kemerdekaan. Jam 23.00 WIB rombongan tiba di Jakarta dan menuju kediaman Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol No1 saat ini. Naskah proklamasi disusun.
Keesokan harinya Soekarno didampingi Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan.