4 Pembelaan Fahri Hamzah sebut ide Jokowi sinting
Ini alasan-alasan Fahri sehingga menyebut ide Jokowi menjadikan 1 Muharram sebagai Hari Santri sebagai ide sinting.
Pada Kamis (27/6) lalu, Wasekjen PKS Fahri Hamzah mengeluarkan celotehannya terkait wacana Jokowi yang menjadikan 1 Muharram menjadi Hari Santri. Melalui akunnya, @fahrihamzah, dia berceloteh, "Jokowi janji 1 Muharam hari santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"
Celotehnya tersebut mengundang reaksi dari kubu pasangan Jokowi - JK , mulai dari dianggap menghina Jokowi dan para santri, hingga dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Ulah Fahri sendiri memicu reaksi PKS. Jubir Timses Prabowo - Hatta , Tantowi Yahya mengatakan, Fahri sudah mendapat teguran dari Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid .
"Kita sudah tegur, kita sendiri sudah bilang jangan bicara seperti itu. Ini kan situasi memanas injury time, semua emosi pemain tersulut. Perilaku positif yang ingin kita sebarkan. HNW sudah memberikan sentilan, beliau kan ketua fraksi," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/7).
Meski demikian, Fahri mengaku memiliki pembelaan tersendiri terkait ulahnya tersebut. Berikut pembelaan Fahri Hamzah:
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Siapa yang menurut Fahri Hamzah berperan penting dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan? Fahri pun menyebut relevansi langkah pemerintahan program kerja yang dicanangkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran dalam melanjutkan upaya mendorong kemajuan negara.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Fahri geram Jokowi selalu umbar janji
Dalam akun twitternya, Wasekjen PKS Fahri Hamzah menyebut ide Jokowi menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri adalah sinting. Ulahnya ini diakui lantaran Fahri geram dengan Jokowi yang selalu umbar janji. Dalam catatannya, banyak sekali janji yang dilakukan Jokowi saat menjadi calon gubernur, begitu juga janji Jokowi saat maju di Pilpres 2014.
"Saat jadi gubernur DKI selama kampanye ada hampir 100 janji. Selama kampanye pilpres juga hampir 100," singkat Fahri ketika dikonfirmasi lewat BlackBerry Messenger-nya, Selasa (1/7).
Janji tersebut yang membuat Fahri melontarkan kritik keras kepada Jokowi. Menurut dia, janji itu tidak masuk akal karena banyak dibuat oleh Jokowi. "Iyalah ini kan sudah sering diulang," cetus dia.
Saya mengkritik, tak menghina manusia
Fahri menilai, celotehannya di Twitter itu merupakan kritik kepada Jokowi lantaran menurutnya, Jokowi hanya umbar janji.
"Itu kan kritik pada janji, tidak ada hubungannya dengan menghina. Saya mengkritik orang yang berjanji berkali-kali, sekarang dia berjanji lagi. Itu kontennya. Twitter yang dalam naskah saya, saya bilang kritik, bukan sintingnya," kata Fahri di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (30/6) malam.
Fahri menambahkan, sosok Jokowi itu punya banyak kesalahan. Selain banyak umbar janji, Gubernur DKI Jakarta non aktif tersebut juga sudah melanggar sumpah.
Terkait kasus ini, Fahri kembali menegaskan tidak menghina melainkan memberikan kritik 'pedas' kepada Jokowi . Sebab, dirinya mengklaim tak pernah menghina seseorang.
"Saya tidak menghina orang, karena menghina itu berdosa. Saya mengkritik, saya tidak mungkin menghina manusia. Ini dibikin rileks saja, kalau ada yang tegang itu respon dia," tambahnya.
Ketika disinggung kesiapannya jika dipanggil Bawaslu , Fahri secara tegas mengaku bersedia.
"Saya siap dong (dipanggil Bawaslu)," tutupnya.
Semua orang disalahkan
Wasekjen PKS Fahri Hamzah tidak takut dilaporkan ke Bawaslu karena ucapannya yang menyebut janji Jokowi menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri adalah sinting. Dia justru akan membeberkan janji-janji Jokowi ke Bawaslu.
"Besok kalau dipanggil Bawaslu saya akan bawa semua janji Jokowi biar publik tahu," tulis Fahri dalam akun Twitter-nya @Fahrihamzah dikutip merdeka.com, Selasa (1/7).
Dia menilai, demi popularitas Jokowi rela mengumbar janji saat kampanye. Menurut dia, Jokowi mampu bohong dengan melakukan apapun demi meraih simpati rakyat.
"Dia tahu suaranya lagi hilang banyak, dia anggap karena kampanye hitam. Maka saban hari nyari kesalahan orang, dan semua orang sudah disalahkan," tulis Fahri dengan hashtag #JanjiJokowi.
Jubir Timses Prabowo - Hatta ini merasa anjloknya elektabilitas Jokowi bukan karena kampanye hitam seperti yang disebut para elite pendukungnya. Melainkan, lanjut dia, karena publik makin tahu kalau Jokowi palsu.
"Padahal, elektabilitas turun karena publik makin tahu, bahwa ternyata dia palsu," kata Fahri.
Kita pemain semua
Wasekjen PKS Fahri Hamzah tak mau menanggapi serius ultimatum yang dilakukan timses Jokowi-JK, Marwan Jafar. Marwan mengancam akan menggeruduk kantor PKS bersama santri karena ungkapan sinting Fahri soal 1 Muharam yang dijanjikan Jokowi menjadi hari santri.
Menurut Fahri, Marwan adalah temannya juga. Dia hanya mengingatkan bahwa Marwan pernah dibantu saat mendapatkan masalah dulu.
"Marwan Jafar kan kawan kita juga, saya pernah nolong dia loh, karena dia sempat berurusan karena kader KAMMI," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/7).
Karena itu dia menilai tak perlu main ancam-mengancam. Fahri menyebut, ini hanya soal janji Jokowi yang dikritisi dan tidak ada kaitannya dengan santri atau Nahdlatul Ulama (NU). "Sudahlah kalau soal gitu kita pemain semua, jangan bawa-bawa orang lain, santri, PKS, saya ngomong di Twitter saya katakan kritik ini," tegas dia.
Namun ketika diminta menjelaskan apa kasus yang pernah Fahri bantu kepada Marwan, dia tak mau menjelaskan. "Sudahlah," singkat dia.
Sekadar informasi, Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar pernah berseteru dengan kader KAMMI Jusman Dalle tahun 2011 lalu. Marwan disebut melakukan plagiat terhadap tulisan Jusman.
Jusman menulis sebuah artikel dengan judul 'Perang Ideotik Libya'. Salah satu kutipan yang diterbitkan koran Tempo, Marwan itu sama persis dengan tulisan Jusman. Kasus ini pun sempat ramai diperbincangkan. Namun akhirnya, kedua belah pihak memutuskan untuk damai.