5 Langkah Pemerintah Hadapi Potensi Gelombang Ketiga Covid-19
Gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia diprediksi terjadi di akhir tahun 2021
Gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia diprediksi terjadi di akhir tahun 2021. Hal ini berkaca dari lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi pada akhir tahun 2020 dan pertengahan tahun 2021. Saat itu, terjadi peningkatan mobilitas yang tinggi saat perayaan hari besar keagamaan.
Agar hal serupa tidak terulang lagi, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Ganip Warsito mengatakan dibutuhkan upaya dan langkah-langkah antisipasi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
"Ancaman gelombang ketiga yang diprediksi oleh para ahli akan terjadi Desember karena di situlah Nataru, di situlah pergantian cuaca. Ini yang menjadi ancaman peningkatan Covid-19," ujarnya melalui siaran pers, Senin (18/10).
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi menyebut ada lima langkah yang dilakukan untuk menghadapi potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19.
Pertama, meningkatkan kapasitas tes Covid-19. Kedua, tetap menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis level di berbagai daerah. Meskipun, beberapa daerah mulai melakukan relaksasi aktivitas masyarakat.
Ketiga, melakukan sosialisasi kepatuhan protokol kesehatan. Protokol kesehatan dimaksud adalah 5M; memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Keempat, mempercepat vaksinasi meskipun saat ini jumlah kasus Covid-19 di Indonesia melandai. Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi Covid-19 menyasar 208.265.270 jiwa.
Data Kementerian Kesehatan per tanggal 17 Oktober 2021 pukul 12.00 WIB, sebanyak 107.503.228 orang sudah divaksin Covid-19 dosis 1 atau 51,62 persen. Sedangkan vaksinasi dosis kedua mencapai 62.732.568 orang atau setara dengan 30,12 persen.
Langkah kelima, memperketat akses masuk pelaku perjalanan interansional dari luar negeri ke Indonesia untuk mencegah masuknya varian baru.
"Titik masuk kita sudah sangat dibatasi, (akses) udara hanya di Soekarno-Hatta dan Sam Ratulangi, Manado, lalu kemudian darat hanya boleh di Entikong, Aruk, Nunukan dan Motaain di Timor Leste dan laut juga hanya dua, Batam dan Tanjungpinang," jelasnya.
Pengawasan masuknya para pekerja migran Indonesia (PMI) juga diperketat. Mereka wajib menjalani tes PCR setelah tiba di Indonesia.
"Kementerian Kesehatan juga sudah mengirimkan (alat) tes cepat molekuler sehingga kita tidak perlu menunggu lama, dalam waktu satu jam sudah bisa memisahkan orang yang positif (Covid-19) dan yang negatif," kata Sonny.
Dia menambahkan, mencegah potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19 tidak bisa hanya mengandalkan upaya yang dilakukan pemerintah. Peran masyarakat juga sangat diperlukan untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19.
Baca juga:
Pemerintah Putuskan Kelanjutan PPKM Level 1-4 di Indonesia Senin Sore
Tak Ada Kasus Baru Covid-19 di Depok, Wali Kota Imbau Warga Tetap Jaga Prokes
IDAI Pertanyakan Anak di Bawah 12 Tahun Belum Divaksinasi Tapi Ikut PTM Terbatas
Wagub DKI: Pada Waktunya Ruang Terbuka Hijau Juga akan Dibuka
Update Kasus Covid-19 di Indonesia Per 17 Oktober 2021