6 Wilayah Surakarta gelar pilkada, 4 di antaranya panas
Bila di Solo dan Sukoharjo kondusif, di Boyolali, Sragen, Klaten dan Wonogiri persaingan memanas sejak awal kampanye.
Selain Kota Solo, terdapat 5 kabupaten di sekitarnya yang hari ini juga memilih pemimpin mereka yakni Kabupaten Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Wonogiri dan Sragen. Di Kota Solo dan Sukoharjo, suhu politik dan persaingan calon relatif kondusif.
Masa kampanye panjang tak banyak di manfaatkan pasangan calon. Di Solo misalnya, dua pasangan calon, yakni FX Hadi Rudyatmo-Ahmad Purnomo, meski bersaing kedua pasangan bisa menjaga suasana kondusif.
Kondisi serupa terjadi di selatan Kota Solo, yakni Kabupaten Sukoharjo. Ada 2 pasangan calon di wilayah ini, yakni pasangan Wardoyo Wijaya-Purwadi dan Nurdin-Mudhakir. Kedua pasangan tersebut juga tak nampak bersaing, hal ini karena kabar yang beredar di kalangan masyarakat, pasangan Nurdin-Mudhakir merupakan calon boneka.
Berbeda dengan Solo dan Sukoharjo yang relatif kondusif, di 4 kabupaten lainnya. Boyolali, Sragen, Klaten dan Wonogiri persaingan memanas sejak awal kampanye. Tindak kekerasan, pengerusakan dan perselisihan hingga baku hantam terjadi di empat wilayah eks Karesidenan Surakarta tersebut.
Di Boyolali misalnya, saat debat kandidat sempat terjadi baku hantam antar pendukung. Acara debat pasangan calon yang digelar di Gedung IPHI Boyolali, Sabtu (31/10) sore, berakhir ricuh. Pendukung pasangan nomor urut 1 Seno Samodro-Said Hidayat (Seno-Said) yang diusung PDIP dan paslon nomor urut 2 Agus Purmanto-Sugiyarto yang diusung PKB, PKS, dan Gerindra, terlibat baku hantam dan saling kejar, saat debat masih berlangsung.
Tak hanya itu saling rusak sejumlah rumah, mobil dan fasilitas lainnya juga terjadi di Kota Susu tersebut.
Ketegangan serupa juga sering terjadi di Sragen. Di kota yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur ini ada 4 pasangan yang akan bersaing yakni nomor urut 1 Sugiyamto-Joko Saptono (Suko), nomor urut 2 yang juga calon petahana, Agus Fatchur Rahman-Djoko Suprapto (Aman To), nomor urut 3 Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Dedy Endriyatno (Yudy), dan terakhir pasangan Jaka Sumanta-Surojogo (Jago).
Di Wonogiri dua pasangan calon diprediksi akan bersaing cukup seru. Hamid Noor Yasin-Wawan Setya Nugraha yang diusung Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra, Partai Demokrat siap bertarung melawan pasangan Joko Sutopo - Edy Santosa yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai NasDem.
Wawan Setya Nugraha yang merupakan petinggi PDIP setempat diprediksi akan menjadi batu sandungan bagi pasangan Joko Sutopo - Edy Santosa. Ketegangan bahkan juga sering terjadi di antara 2 kubu pendukung.
Sedangkan di Klaten, 3 kandidat juga akan bersaing yakni pasangan One Krisnata-Sunarto, yang diusung Golkar, PAN, dan PKB (Koalisi Pelangi). Kemudian pasangan Sri Hartini-Sri Mulyani (SRIKANDI), yang diusung oleh PDIP, Nasdem dan Demokrat. Dan yang terakhir adalah Suhardjanto-Sunardi, pasangan yang diusung oleh Gerindra, PKS dan Hanura (AD 1 Jaya).
Suhu politik di kota ini sempat memanas karena munculnya dugaan money politik saat kampanye. Pasangan Sri Hartini-Sri Mulyani (Hati Mulya), diduga berbagi uang di Lapangan Joko Puring, Karanganom, Klaten Utara, saat kampanye, Sabtu (14/11), lalu.
Baca juga:
Warga Depok bisa ngopi gratis di kafe ini habis nyoblos
Jika terpilih, Risma-Whisnu siapkan warga Surabaya hadapi era global
Ingin perubahan, warga Cieunteung terjang banjir demi nyoblos
Kapolda klaim Pilkada di Bali berlangsung aman
Calon Bupati Sleman boyong 6 anggota keluarga nyoblos di TPS 24
Meski bermasalah, logo Suro-Boyo tetap dipakai pasangan Rasiyo-Lucy
-
Dimana lokasi Kecamatan Sukasari di Purwakarta? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Bagaimana Pemkot Surakarta merelokasi Pasar Klitikan Notoharjo? Penghargaan itu diperoleh karena Pemkot Surakarta berhasil merelokasi pedagang di sana tanpa disertai kekerasan.
-
Kapan Pilkada dijalankan? Tujuan Pilkada 2024, seperti pemilihan kepala daerah sebelumnya, adalah untuk memperkuat demokrasi di Indonesia dan memastikan pemerintahan yang efektif serta responsif terhadap kebutuhan masyarakat di tingkat lokal.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.