6 Kota di luar negeri ini gunakan nama jalan Indonesia
Di sejumlah negara, mulai dari Asia hingga Eropa juga menempatkan nama pahlawan Indonesia sebagai nama jalan.
Mengutip kalimat yang diucapkan mantan Presiden Soekarno pada perayaan Hari Pahlawan 10 November 1961, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya", maka sebagai bentuk penghormatan, dan mengenang jasa perebut kemerdekaan tersebut, sejumlah nama pahlawan ditetapkan sebagai nama jalan.
Sebagai contoh, di Jakarta, sejumlah nama besar pahlawan Indonesia ditetapkan sebagai nama jalan utama, seperti Jalan Jendral Soedirman, Jalan Gatot Subroto, hingga Jalan MH Thamrin, yang masuk ke dalam kawasan elit di Jakarta. Selain di Jakarta, nama jalan yang menyandang nama pahlawan juga terdapat di seluruh Indonesia.
Penggunaan nama jalan sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan Indonesia tidak hanya terjadi di dalam negeri. Di sejumlah negara, mulai dari Asia hingga Eropa juga menempatkan nama pahlawan Indonesia sebagai nama jalan.
Berikut enam kota di luar negeri yang menggunakan nama pahlawan Indonesia sebagai nama jalan.
-
Apa yang dimaksud dengan jalan tol? Jokowi menilai, pembangunan jalan tol dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru selain di Jakarta atau pulau Jawa. Sehingga, biaya logistik dapat lebih murah.
-
Kenapa warga di Jalan Godean mendemo soal jalan rusak? “Hati-Hati di Sepanjang Jalan ini Ambyar”, atau “Aspal Sudah Usang” dan kata-kata lainnya. Tak hanya sebagai ungkapan kegelisahan, banner-banner tersebut juga bertujuan untuk mengingatkan pengendara lain agar berhati-hati saat melintasi jalan itu.
-
Kenapa meme jalan rusak menghibur? Pada Selasa (9/07/2023), berbagai sumber berhasil menghimpun sederet meme jalan rusak yang menghibur namun juga membuat miris.
-
Dimana jalan rusak yang diprotes warga? Rombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
-
Siapa yang dijuluki raja jalanan? Emak-emak mendapat julukan raja jalanan karena tingkah nyelenehnya yang sering dilakukan saat berkendara.
-
Apa itu jalan tikus? Bermanuver di gang sempit, hal lumrah bagi driver ojek online. Menjadi jalan andalan. 'Jalan Tikus' atau jalan tembus. Jalan favorit bagi pengendara motor. Jalan yang biasanya hanya cukup dilewati satu motor. Saling terhimpit di gang sempit. Di tengah permukiman padat penduduk. Di antara gedung pencakar langit ibu kota. Membentang di atas lintasan sungai. Bahkan di jembatan yang hanya terbuat dari bambu. "Kita wajib tahu jalan tikus biar aman," ujar Dwi, salah seorang driver ojek online saat melintas di daerah padat penduduk, tak jauh dari Stasiun Manggarai.
Rabat, Maroko
Sosok mantan Presiden Ir Soekarno sangat dihargai di mata pemimpin Maroko. Terlebih berkat perannya di Konferensi Asia Afrika. Puncaknya terjadi saat Raja Muhammad V mengabadikan nama Soekarno sebagai nama jalan di ibukota Maroko, Rabat.
Bahkan peresmian jalan yang dilakukan pada 2 Mei 1960 ini dilakukan secara langsung oleh Presiden Soekarno. Semula jalan ini bernama Sharia Al-Rais Ahmed Soekarno namun sekarang dikenal dengan Rue Soekarno. Lokasi jalan yang berada tepat di depan kantor pos pusat Maroko ini berada di tengah pusat kota Rabat.
Selain mengabadikan nama Soekarno sebagai nama jalan, Maroko juga menggunakan Jakarta sebagai nama jalan. Sebagai gantinya, pada pertengahan tahun 1990, Jakarta menggunakan nama Casablanca sebagai nama jalan.
Haarlem, Belanda
Mantan wakil presiden pertama Republik Indonesia, Mohammad Hatta tercatat pernah melanjutkan pendidikannya di Belanda. Sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang pernah menimba ilmu di Negeri Kincir Angin tersebut, pemerintah Belanda mengabadikan nama Mohammad Hatta sebagai nama jalan.
Nama Mohammad Hatta diabadikan sebagai nama jalan di Haarlem, Belanda. Nama jalan yang dikenal dengan sebutan Mohammed Hattastraat berada di kawasan perumahan Zuiderpolder yang dibangun pada tahun 1987. Pemberian nama jalan ini ditetapkan oleh Walikota RH Claudius
Mohammad Hatta muda bersekolah di Handels Hogeschool, yang sekarang menjadi Universitas Erasmus Rotterdam. Pria kelahiran Bukit Tinggi itu menuntut ilmu di Belanda selama 11 tahun, yakni mulai dari tahun 1921 hingga 1932.
Di sekitar Jalan Muhammad Hatta, ada juga jalan Sutan Sjahrir. Sutan Sjahrir pernah menjabat Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) merangkap Ketua Badan Pekerja KNIP pada 16 Oktober-28 November 1945. Sjahrir juga pernah tiga kali memimpin kabinet parlementer sebagai Perdana Menteri pada 15 November 1945 sampai 27 Juni 1947.
Pada 30 Juni 1947 hingga akhir Januari 1950, Sutan Sjahrir menjabat sebagai penasihat presiden. Ia juga pernah menjadi Duta Besar Keliling RI pada 1947.
Amsterdam, Belanda
Selain mengabadikan nama mantan Wakil Presiden RI Mohammad Hatta sebagai nama jalan, Belanda juga menggunakan nama pahlawan wanita asal Jepara, Raden Adjeng Kartini sebagai nama jalan di ibukota Belanda, Amsterdam. Nama jalan pejuang hak emansipasi wanita itu berada di Amsterdam Zuidoost atau yang dikenal dengan sebutan Bijlmer. Nama jalan Kartini juga ada di Haarlem.
Selain menggunakan nama RA Kartini, sejumlah wanita dari belahan negara lain yang mempunyai kontribusi dalam perjuangan wanita juga berada di kawasan tersebut, di antaranya ekonom yang juga seorang revoluionis sosialis kelahiran Polandia yang kemudian menjadi warga negara Jerman,? Rosa Luxemburg.
Di Amsterdam, banyak pula jalan dengan nama-nama kota dan pulau di Indonesia, seperti Jalan Jawa, Jalan Soembawa, Jalan Celebes, dll.
Utrecht, Belanda
Selain mengabadikan nama Raden Ajeng Kartini sebagai nama jalan di Amsterdam, pemerintah Belanda juga menjadikan nama pejuang emansipasi wanita ini sebagai nama jalan di Utrech.
Jalan RA Kartini terletak di kawasan perumahan yang dihuni oleh kalangan kelas menengah. Yang membedakan jalan RA Kartini dengan nama jalan lain di? Utrecht, yang juga menggunakan nama tokoh dari berbagai negara, ukuran jalan RA Kartini lebih besar dibandingkan dengan jalan lain.
Peshawar dan Lahore, Pakistan
Hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Pakistan terjalin harmonis sejak Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Pada tahun 1945, ratusan tentara Pakistan berontak dan memilih berperang bersama Indonesia di Surabaya saat mereka bersama sekutu diperintahkan menyerang republik yang baru saja merdeka. Dari 600 tentara yang dikirim, 500 di antaranya gugur di medan perang.
Dua tahun kemudian, pendiri Pakistan Quaid Azzam Ali Jinnah pernah meminta menahan pesawat Belanda yang singgah di Pakistan pada 1947. Pada saat itu, Belanda berencana menyerang Indonesia.
Selanjutnya, saat hubungan antara Pakistan dan India memanas pada tahun 1965, Soekarno mengirim TNI AL di laut selatan untuk membantu pasukan Pakistan. Hingga saat ini, sosok Soekarno masih dihormati oleh Pakistan.
Berkat peristiwa-peristiwa tersebut,Pakistan pun mengabadikan nama Soekarno di dua tempat penting di Pakistan yakni Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, di Lahore.
Cape Town, Afrika Selatan
Cape Town, Afrika Selatan terkenal sebagai kota perjuangan bagi Nelson Mandela. Tokoh antiapartheid itu pernah dipenjara di Pulau Robben, beberapa kilometer di seberang lepas pantai Cape Town. Selepas dari penjara, pertama kalinya Nelson Mandela berpidato di Cape Town.
Selain Nelson Mandela, pahlawan lain yang diingat penduduk Cape Town adalah ulama asal Indonesia Syekh Yusuf. Bagi warga Cape Town, Syekh Yusuf dikenal sebagai sosok yang membangun komunitas Muslim di negara itu. Dia tidak hanya diakui sebagai ulama, namun juga pejuang bagi rakyat Afrika Selatan karena menentang penindasan dan perbedaan warna kulit.
Syekh Yusuf mendapat gelar sebagai pahlawan nasional pada 2005 oleh pemerintah Afrika Selatan. Daerah tempat tinggal Syekh Yusuf di Cape Town diberi nama sebagai kawasan Macassar untuk menghormati tempat asalnya. Ada Jalan Macassar di Cape Town untuk mengenang tempat kelahiran Syekh Yusuf.
Baca juga:
Kisah jalan 10 Km milik 4 kabupaten yang dinamai gubernur Jabar
Negara-negara yang dahului Indonesia beri nama jalan Soekarno
Jalan Daan Mogot, kisah mayor muda ganteng yang berani
Ratusan nama jalan di Yogyakarta diubah demi filosofi sejarah