Jalan Tikus
Jalan tikus menjadi alternatif bagi pengguna kendaraan untuk menghindari kemacetan.
jalan alternatifBermanuver di gang sempit, hal lumrah bagi driver ojek online. Menjadi jalan andalan.
'Jalan Tikus' atau jalan tembus. Jalan favorit bagi pengendara motor. Jalan yang biasanya hanya cukup dilewati satu motor. Saling terhimpit di gang sempit.
- Asal-Usul Tari Perut yang Eksotis
- Pengobatan Alternatif Berujung Maut di Danau Kuari Bogor, Satu Orang jadi Tersangka
- Tragedi Pengobatan Dukun di Danau Kuari, Niat Obati Kejiwaan Malah Berujung Nyawa Melayang
- Menikmati Kenyal dan Gurihnya Tamikil, Hewan Laut Berduri Khas Pesisir Pangandaran
- Pengungsi Rohingya Kabur dari Tempat Penampungan Sementara di Aceh Timur
- Keji! Kakek 72 Tahun di Bandung Sekap dan Lecehkan Gadis Disabilitas, Pengakuannya Bikin Geram
Di tengah permukiman padat penduduk. Di antara gedung pencakar langit ibu kota. Membentang di atas lintasan sungai. Bahkan di jembatan yang hanya terbuat dari bambu.
"Kita wajib tahu jalan tikus biar aman," ujar Dwi, salah seorang driver ojek online saat melintas di daerah padat penduduk, tak jauh dari Stasiun Manggarai.
Biasanya untuk menghindari kemacetan ibu kota. Tak jarang sebagai 'jalan kabur' dari razia polisi.
Dalam buku mari mengenal jalan (2018), disebutkan bahwa jalan tikus sebagai jalan pintas agar seseorang bisa cepat sampai tujuan. Disebut jalan tikus karena berukuran sempit. Biasanya digunakan pengendara yang sudah hapal dengan suatu lokasi.
Melintas di jalan tikus tak boleh ugal-ugalan. Sopan santun tetap dijaga.
"Kanan kiri rumah orang, ada anak-anak yang main, bapak-bapak duduk pinggir jalan. Harus permisi ."
Dwi, driver ojek online.
Warga di 'Jalan Tikus' seolah 'dipaksa' untuk terbiasa. Pemotor lalu lalang setiap hari. Aktivitas mereka terganggu.
"Kita cuma bilang sama anak-anak supaya hati-hati karena banyak motor lewat," ucap seorang warga.
Mereka punya taktik agar pemotor tidak ngebut. Membangun polisi tidur buatan di sekitar jalan tikus.