6 Polisi ini tewas dikeroyok massa
Kapolsek Dolok Pardamean Polres Simalungun AKP A Siahaan tewas dikeroyok warga setelah diteriaki maling.
Kapolsek Dolok Pardamean Polres Simalungun AKP A Siahaan menggerebek kawasan perjudian di Desa Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamen, Simalungun, Sumut, Rabu (27/3) malam. Namun nahas, Kapolsek malah tewas dalam penggerebekan itu.
Saat digerebek, para pelaku melarikan diri, namun sialnya oleh istri salah seorang pelaku, Siahaan diteriaki maling. Siahaan pun tewas dengan sejumlah luka tusukan di tubuhnya.
Kejadian polisi tewas dikeroyok massa bukan kali ini pertama terjadi. Banyak kasus polisi tewas saat menjalankan tugasnya karena dikeroyok massa. Berikut enam polisi yang tewas dikeroyok massa.
-
Mengapa Damari dikeroyok? “Tiba-tiba ada orang bonceng bertiga tidak pakai helm, bilangnya pak jalan macet. Jalan, jalan jalan,” ujar Damari.
-
Apa yang dialami Damari saat dikeroyok? Akibat pengeroyok itu, pria lansia tersebut mengalami sejumlah luka di bagian wajah, mata, kening, badan dan dada.
-
Kenapa pedagang buah dikeroyok? Penyebab pengeroyokan karena persoalan uang keamanan.
-
Kapan dongkrek muncul? Kemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit.
-
Bagaimana pedagang buah itu dikeroyok? 15 orang mengacak-acak dagangan korban, melemparkan kaca dengan batu, beberapa orang di antaranya bahkan sampai menganiaya korban.
-
Mengapa dorokdok disebut dorokdok? Terkait asal usul nama dorokdok, menurut pembuatnya ini berasal dari bunyi dorokdok-dorokdok-dorokdok saat digigit. Ini karena tekstur kerupuk yang mengembang, dengan menyisakan ruang yang saat hancur digigit memunculkan suara demikian.
Briptu Ade Suharto Sindu
Briptu Ade Suharto Sindu (28 Tahun) anggota Polsek Kapetakan, Kabupaten Cirebon Jawa Barat, menjadi korban amukan warga hingga tewas. Ade saat berupaya mengamankan pencuri sepeda motor yang ditangkap warga Desa Grogol, Petakan Cirebon.
Kejadian bermula saat warga berhasil menangkap seorang dari tiga pencuri sepeda motor di Desa Grogol, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Pelaku kemudian diamankan di rumah seorang aparat desa. Namun, ratusan warga yang terlanjur kesal karena sering terjadi di daerah tersebut, meminta aparat desa mengeluarkan pelaku.
Kemarahan warga berhasil diredam setelah datang sejumlah anggota Polsek Kapetakan, termasuk Bripu Ade. Mereka hendak membawa tersangka ke Mapolsek Kapetakan untuk diamankan.
Namun saat pelaku akan dimasukkan ke mobil, amarah warga tidak terbendung dan berusaha mengejar dan menghajar pelaku. Briptu Ade yang saat itu mengawal pelaku berusaha melindungi, tapi malah menjadi sasaran warga dan terkena benturan benda keras di kepala belakangnya hingga tersungkur.
Pelaku pun terlepas dari genggaman Ade dan menjadi bulan-bulanan warga. Massa tampaknya tidak menyadari Briptu Ade tersungkur hingga mengakibatkan tubuhnya terinjak-injak. Setelah diketahui, kemudian Ade dilarikan ke RS Pertamina untuk mendapatkan perawatan. Namun Ade menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.
Briptu Dedi Henra
Briptu Dedi Hendra (21) tewas dengan luka-luka di kepala akibat dikeroyok warga yang mengantar jenazah Ustadz Ryan ke Pemakaman Islam Lawanga, Poso Kota, Sulawesi Tengah, awal 2006 lalu. Ustadz Ryan sendiri adalah warga yang menjadi korban salah tembak tim Detasemen Khusus 88 Antiteror yang melakukan penyergapan di Jalan Pulau Jawa II, Kelurahan Gebangrejo, Poso.
Kejadian bermula saat Dedi bersama kekasihnya mengendarai motor Yamaha RX King dari arah Kelurahan Tegalrejo menuju Lawanga, Poso Kota. Tak dinyana, ia berpapasan dengan ratusan warga yang mengantar jenazah Ustad Ryan. Meski berpakaian preman, warga mengenali Dedi dari sepeda motor dinas Polri yang dikendarainya. Ia pun menjadi sasaran kemarahan warga. Ia dikeroyok ratusan warga hingga tewas di tempat kejadian.
Aksi ini merupakan buntut dari penyergapan di rumah Basri, salah seorang buronan kasus terorisme di Poso. Saat itu, Polisi salah tembak. Ustadz Ryan yang berada di sekitar lokasi kejadian sebelumnya sudah dilarang untuk mendekati tempat itu, namun ia keluar.
Brigadir Ricardo Sitorus dan Brigadir Christian Marko
Dua orang anggota Kepolisian Daerah Sumatera Utara tewas pada akhir Februari 2012 lalu setelah dianiaya dan dibakar massa di Desa Lau Bekri, Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara. Kedua polisi tersebut diserang massa ketika hendak menangkap seorang bandar toto gelap.
Kejadian bermula saat lima polisi menunggang Innova bermaksud menangkap seorang seorang bandar toto gelap berinisial K di Lau Bekri. Ketika hampir mencokoknya, tiba-tiba K meneriaki kelima polisi itu maling.
Masyarakat yang mendengar teriakan K langsung mengejar kelima polisi tersebut. Tiga polisi, yakni Albertus Zebua, Bambang Irwanto, dan Moses Mindo Purba, lolos dari kejaran warga, namun Ricardo dan Christian nasibnya nahas. Mereka tertangkap dan dianiaya massa.
Tak hanya itu, warga yang marah memasukan keduanya yang sudah lemas ke dalam mobil Innova. Mobil itu kemudian dibakar massa. Kedua polisi itu pun gugur di dalam mobil.
Brigadir Rusdiansyah
Seorang anggota Poltabes Banjarmasin, Kalsel, Brigadir Rusdiansyah (35), tewas dengan sejumlah luka di sekujur tubuhnya setelah dikeroyok puluhan warga. Aksi pengeroyokan satuan intel Poltabes Banjarmasin itu terjadi di Desa Tatah Pemangkih Tengah Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar, Oktober 2011 lalu.
Kejadian berawal saat korban mendatangi rumah seorang warga Desa Tatah Pemangkih Tengah RT 3 bernama Sarwani dan meminta yang bersangkutan menjauhi teman wanitanya. Permintaan itu tidak ditanggapi Sarwani sehingga korban yang mengenakan pakaian biasa menjadi emosi. Keduanya terlibat cekcok mulut di dalam rumah.
Tanpa ada yang melerai, cekcok mulut itu berubah menjadi adu fisik dan tersangka yang terdesak lari ke dapur mengambil senjata tajam berupa sebilah parang.
Begitu melihat seterunya menghunus parang, korban berupaya kabur keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Namun, belum sempat korban menjauh, tersangka meneriakinya maling sehingga mengundang puluhan warga setempat yang kemudian datang mengeroyok sehingga korban menjadi bulan-bulanan.
Tak hanya menyarangkan pukulan dan tendangan, puluhan orang yang melakukan pengeroyokan itu juga melengkapi diri dengan senjata tajam sehingga korban yang hanya seorang diri tidak mampu berbuat banyak. Korban pun tewas dengan luka bacokan dan tusukan.
Kapolsek Dolok Pardamean AKP A Siahaan
Berniat ingin menggerebek kawasan perjudian, Kapolsek Dolok Pardamean Polres Simalungun AKP A Siahaan malah tewas dikeroyok warga. Siahaan dikeroyok warga saat istri salah satu penjudi meneriaki maling.
Teriakan itu diduga memantik perhatian sekaligus amarah warga sekitar. AKP Andar Yonas Siahaan terjebak dan langsung jadi bulan-bulanan warga. Dia tewas di tempat. Tiga anggotanya berhasil menyelamatkan diri.
Polisi bergerak cepat mengungkap kasus penganiayaan Andar Siahaan (51). Sebanyak 16 warga sudah ditetapkan sebagai tersangka.