7 Tahun tertunda, Aceh dan Pertamina lanjutkan proyek geotermal
Pemerintah Aceh melalui Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) dan PT Pertamina Geotehrmal Energy telah jalin kerja sama melanjutkan proyek Geotermal Seulawah Agam. Proyek ini sempat tertunda selama hampir 7 tahun, usai lengsernya Gubernur Irwandi Yusuf tahun 2012.
Pemerintah Aceh melalui Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) dan PT Pertamina Geotehrmal Energy telah jalin kerja sama melanjutkan proyek Geotermal Seulawah Agam. Proyek ini sempat tertunda selama hampir 7 tahun, usai lengsernya Gubernur Irwandi Yusuf tahun 2012.
Penandatanganan joint venture antara PDPA dan PT Pertamina Geothermal Energy disaksikan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Kedua perusahaan ini membentuk perusahaan baru sebagai perusahaan patungan yang diberi nama PT Geothermal Energy Seulawah (PT GES), untuk menjalankan proyek.
"Ini momen enam tahun lalu yang kita tunggu, baru kejadian (terealisasi) sekarang. Semoga ini gerak maju produksi listrik di Aceh, dan tidak ada kendala lagi energi di Aceh," kata Irwandi Yusuf di ruang rapat kantor Gubernur Aceh, Senin (31/7).
Geotermal di Seulawah Agam Kabupaten Aceh Besar memiliki potensi sebesar 165 mega watt. Untuk tahap awal, rencananya PT GES akan menggali sumur geotermal sebanyak 55 mega watt di Seulawah Agam. Selanjutnya akan terus dilajutkan sampai mencapai 165 mega watt.
Pengerjaannya dimulai dengan melakukan survei bulan September 2017. Setelah itu, baru perusahaan akan memobilisasi peralatan untuk dilakukan penggalian sumur.
"Saya minta 3,5 tahun sudah selesai, paling lama 4 tahun lah sudah bisa dioperasikan," pinta Irwandi Yusuf yang akrap disapa Tgk Agam.
Permintaan agar geotermal di Seulawah Agam bisa selesai dalam jangka paling 4 tahun bukan tidak ada pertimbangan. Menurut Tgk Agam, bisa saja ini dilakukan dengan cara bila satu sumur geotermal memiliki panas bumi langsung dipasang turbinnya setelah selesai digali.
"Jadi dapat panas bumi, langsung pasang turbin, bisa cepat selesai. Saya sudah jadi ahli geotermal hari ini," tukasnya sembari bercanda.
Tgk Agam juga menceritakan gagasan pertama pembangunan geotermal ini sejak tahun 2008. akan tetapi setelah dia tidak menjabat lagi menjadi Gubernur Aceh tahun 2012, proyek ini hilang dan tidak dilanjutkan oleh kepemimpinan Aceh dulu.
Padahal saat ini proyek pembangunan geotermal Seulawah sudah masuk tahap tender. Akan tetapi tanpa ada informasi yang jelas, proyek tersebut tidak dilanjutkan.
"Waktu saya time out (tidak lagi jadi gubernur), proyek ini hilang dan tidak dijalankan dengan beberapa alasan yang saya tidak mau tau," imbuhnya.
Sementara itu Direktur Utama (Dirut) Pertamina Geothermal Energy, Irfan Zainuddin mengaku akan mempertimbangkan agar penyelesaian proyek ini dalam waktu secepatnya. Pengalaman yang sudah pernah dilakukan, butuh waktu 5 sampai dengan 6 tahun penyelesaiannya.
"Seperti permintaan Bapak Gubernur kita akan upayakan, asalkan persoalan-persoalan teknis seperti pembebasan lahan tidak terkendala," tegas Irfan Zainuddin.
Menyangkut dengan modal pengembangannya, Irfan mengaku selain modal perusahaan itu sendiri, rencananya juga akan meminta pinjaman dari bank dunia. Modal yang paling banyak habis pada saat pengeboran, sedangkan untuk infrastruktur hanya butuh 40 persen dari pengeboran awal.
"Dana yang paling banyak habis saat pengeboran, bisa mencapai 9-10 juta dolar per sumur, dengan kedalaman sekitar 2000 meter. Rencananya September sudah kita lakukan survei dan setelah itu kita putuskan kapan pengeboran dikerjakan," jelasnya.