76 Napi Teroris di Jabar Ikrar Setia NKRI pada Hari Lahir Pancasila
Sebanyak 76 narapidana perkara terorisme (napiter) yang sedang menjalani masa hukuman di sejumlah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) wilayah Jawa Barat menyampaikan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ikrar dibacakan pada momen peringatan hari lahir Pancasila.
Sebanyak 76 narapidana perkara terorisme (napiter) yang sedang menjalani masa hukuman di sejumlah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) wilayah Jawa Barat menyampaikan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ikrar dibacakan pada momen peringatan hari lahir Pancasila.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Barat R Andika Dwi Prasetya mengatakan, para napiter tersebut berasal dari tiga lapas berbeda. Yang terbanyak dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur yakni 72 orang; dua orang napiter dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur; dan dua orang napiter dari Lapas Kelas IIA Banceuy.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Apa saja bentuk bantuan yang diberikan pemerintah kepada korban terorisme? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
-
Bagaimana caranya untuk memperkuat ideologi bangsa agar terhindar dari infiltrasi ideologi yang mengarah pada aksi terorisme? “Semua sila-silanya harus masuk ke hati. Namun, selama ini yang dirasa Pancasila hanya sekadar pengetahuan kognitif, belum menjadi belief system ke hati yang paling dalam, maka tanamkan itu dan insyaallah nilai-nilai yang tidak sesuai di hati akan terhindar dengan sendirinya,” ucapnya.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
"Tanggal 1 Juni ini menjadi momen bersejarah bagi mereka (narapidana teroris) yang menyatakan ikrar setia NKRI di Lapas ini," terang Andika melalui keterangan tertulis, Kamis (1/6).
Ia memastikan bahwa pembacaan ikrar itu tidak hanya sebagai seremoni. Semua napiter sudah melalui tahap pembinaan. Mereka menyadari kesalahan dan menyesali pernah meyakini ideologi yang berseberangan dengan ideologin negara Indonesia.
Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Erwedi Supriyatno menyatakan pihaknya melakukan pembinaan berkolaborasi berbagai pihak, di antaranya Direktorat Jenderal Pemasyarakatan hingga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Dalam prosesnya, selama di dalam Lapas, para napiter menjalani beragam program pembinaan kepribadian dan kemandirian untuk persiapan saat mereka selesai menjalani masa tahanan.
"Hidroponik dan bioflop juga menjadi salah satu dari beberapa alternatif yang kami kembangkan untuk pembinaan mereka," terang dia.
Kadivpas Kanwil Kemenkum Jawa Barat Kusnali menyebut ikrar napiter di Jawa Barat itu merupakan yang terbanyak di Indonesia. Ia berharap, saat masa tahanan selesai, masyarakat bisa kembali menerima mereka.
"(Setelah ikrar setia kepada NKRI) Mereka (napiter) bukan penjahat dan bukan sampah masyarakat. Kami mengimbau masyarakat untuk bisa menerima mereka kembali," kata dia.
Salah seorang napiter yang berada di Lapas Kelas IIA Gunung Sindur, Z menyatakan bahwa dirinya siap untuk menjadi relawan bagi narapidana lain yang ingin mandiri dalam hidupnya.
"Saya sangat menyesali perbuatan yang ingin melaksanakan jihad di Suriah," tegas dia.
(mdk/yan)