21 Agustus Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme, Berikut Sejarahnya
Aksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Aksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia. Sebagaimana diketahui, terorisme adalah masalah yang cukup kompleks. Istilah terorisme memiliki kaitan erat dengan kata teror atau teroris yang secara umum belum memiliki definisi yang baku secara universal.
Kendati demikian, sejumlah negara bersepakat bahwa istilah tersebut memiliki konotasi negatif yang setara akibatnya dengan istilah genosida. Mengingat bahwa aksi terorisme memiliki dampak negatif yang begitu besar, maka penting untuk mendukung para penyintas. Salah satu dukungan ini dilakukan dengan cara memperingati Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme. Berikut sejarah singkat Hari Peringatan dan Penghargaan Terorisme yang merdeka.com lansir dari lpsk.go.id dan sumber lainnya:
Menurut KBBI, terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan tertentu.
Sementara, menurut pasal 1 angka 2 perpu 1/2002 UU 5/2018, terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas serta menimbulkan korban yang bersifat massal. Kehadiran terorisme diprediksi sudah ada sejak ribuan tahun lalu, tepatnya di masa Yunani Kuno. Di masa itu, Xenophon menggunakan taktik psychological warfare sebagai upaya memperlemah lawannya. Mengingat aksi terorisme memberi dampak buruk bagi kehidupan, maka setiap tanggal 21 Agustus ditetapkan sebagai Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme.
Hal ini pertama kali dideklarasikan pada tahun 2017 oleh PBB. Peringatan ini bertujuan untuk menghormati dan mendukung korban terorisme, melindungi hak asasi manusia serta kebebasan mereka.
Terorisme adalah musuh seluruh peradaban dan menjadi ancaman serius bagi keamanan dan kedaulatan negara-negara di dunia. Aksi terorisme berpotensi mengancam siapa saja tanpa pandang bulu. Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
Maka dari itu, untuk meningkatkan keamanan serta mendukung mereka yang menjadi korban aksi terorisme diadakan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme. Tujuan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme ini untuk menghormati serta mendukung para korban penyintas aksi terorisme. Selain itu, peringatan ini juga untuk melindungi Hak Asasi Manusia. Peringatan ini juga tidak hanya menjadi pengingat atas kejadian di masa lalu, tetapi juga mendorong masyarakat Indonesia untuk menciptakan perdamaian dan memberi dukungan kepada mereka yang terdampak.
Masalah terorisme saat ini masih marak terjadi, tak terkecuali di Indonesia. Pengaruh radikalisme menjadi salah satu pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak tertentu mengenai suatu hal, seperti agama, sosial, dan politik, seakan menjadi rumit karena berbaur dengan tindak terorisme yang melibatkan tindak kekerasan. Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan. Berikut sejumlah cara mencegah terorisme, antara lain:
• Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan dengan Baik dan Benar Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda. Hal ini disebabkan pemikiran para generasi muda yang masih mengembara karena rasa keingintahuannya.
Cara mencegah aksi terorisme selanjutnya adalah meminimalisir kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial bisa memicu munculnya pemahaman atau tindakan terorisme. Jika pemahaman atau tindakan terorisme tidak ingin terjadi, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat harus diminimalisir.
Menjaga kesatuan dan persatuan bisa dilakukan untuk mencegah aksi terorisme yang efektif. Dalam sebuah masyarakat tentu terdapat keberagaman, sehingga menjaga persatuan dan kesatuan sangat perlu dilakukan. Salah satu yang bisa dilakukan dalam kasus Indonesia adalah memahami dan menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan masyarakat adat di dunia.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaMenurut Kemenkumham, saat ini ada sebanyak 135.823 orang yang mendekam di lapas se-Indonesia, terdiri atas 21.198 orang tahanan dan 114.625 orang narapidana.
Baca SelengkapnyaHari Sirkus Sedunia adalah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaKampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan memobilisasi upaya mengakhiri kekerasan terhadap perempuan.
Baca SelengkapnyaBarantin memegang peran strategis perlindungan sumber daya hayati dari ancaman hama penyakit, hewan, ikan, dan tumbuhan berbahaya.
Baca Selengkapnya