6 Januari Hari Anak Yatim Piatu Akibat Perang Sedunia, Ini Sejarahnya
Jumlah anak yatim piatu akibat peristiwa perang selama beberapa abad terakhir, hingga tahun 2001 terus meningkat.
Jumlah anak yatim piatu meningkat akibat peristiwa perang.
6 Januari Hari Anak Yatim Piatu Akibat Perang Sedunia, Ini Sejarahnya
Seperti diketahui, konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung selama beberapa dekade masih berlangsung hingga saat ini. Terakhir, sejak Israel menyatakan perang kepada Palestina setelah peristiwa 7 Oktober, kondisi ketegangan kian memanas.Israel pun tak ragu-ragu melancarkan serangan rudal hingga bom ke pemukiman, rumah sakit, hingga area pengungsian masyarakat Palestina yang diusir. Serangan Israel ini pun menyebabkan banyak anak menjadi yatim piatu karena kelihangan orang tuanya yang mati terkena bom.
Tentu, hal ini perlu mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Salah satunya dengan memperingati Hari Anak Yatim Piatu Akibat Perang Sedunia setiap 6 Januari. Tepat pada hari ini, penting untuk diketahui bagaimana sejarah 6 Januari hingga ditetapkan untuk peringatan global ini.
Selain mnegetahui sejarah 6 Januari Hari Anak Yatim Piatu Akibat Perang Sedunia, perlu dipahami pula tujuan dari peringatan ini. Dilansir dari National Today, berikut kami merangkum informasinya, bisa disimak.
Sejarah Peringatan
Sejarah 6 Januari sebagai Hari Anak Yatim Piatu Akibat Perang Sedunia bermula ketika terjadi peningkatan anak yatim piatu korban perang.
-
Kapan hari santunan anak yatim? Tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam, yang dikenal sebagai Hari Asyura, memiliki makna yang sangat penting bagi umat Muslim.
-
Siapa yang membantu anak korban perang? Dukungan psikologis, pendidikan, dan bantuan kesehatan mental yang tepat sangat penting untuk membantu anak-anak korban perang mengatasi efek psikologis yang mereka alami.
-
Apa saja efek psikologis anak korban perang? Anak-anak yang menjadi korban perang seringkali mengalami berbagai efek psikologis yang serius sebagai akibat dari pengalaman traumatis yang mereka alami.
-
Kapan Hari Anak Sedunia dirayakan? Setiap 20 November diperingati sebagai Hari Anak Sedunia.
Pada tahun 2015, ada hampir 140 juta anak yatim piatu di seluruh dunia, termasuk 61 juta di Asia, 52 juta di Afrika, 10 juta di Amerika Latin dan Karibia, dan 7,3 juta di Eropa Timur dan Asia Tengah, yang terdampak akibat perang.
Anak-anak yang kehilangan orang tuanya dalam insiden yang tidak terduga dan keras seperti perang terpaksa tinggal bersama anggota keluarga yang masih hidup. Mereka dimasukkan ke dalam sistem pengasuhan angkat dan menghadapi kondisi buruk seperti kekurangan gizi dan penyakit.
Jumlah anak yatim piatu lebih rendah di negara-negara maju, namun jauh lebih tinggi di negara-negara yang pernah dilanda perang dan epidemi. Beberapa anak pun kehilangan orang tuanya karena terpisah dari mereka selama kekacauan perang.
Hari Yatim Piatu Perang Sedunia diciptakan oleh SOS Enfants en Detresse, sebuah organisasi Perancis yang bekerja untuk membawa rasa normal ke dalam kehidupan anak-anak yang secara tidak langsung terkena dampak perang dan konflik.
Peringatan ini diadakan pada tanggal 6 Januari setiap tahunnya. Setiap tahun peringatan ini mengusung program untuk meningkatkan masyarakat tentang penderitaan yang dihadapi oleh anak-anak yatim piatu akibat perang. Dengan kesadaran masyarakat yang lebih meningkat, maka bisa berpengaruh pada gerakan-gerakan perubahan sosial yang mendukung kesejahteraan anak yatim piatu korban perang.Tujuan Peringatan
Setelah mengetahui sejarah 6 Januari Hari Anak Yatim Piatu Akibat Perang Sedunia, berikutnya akan dijelaskan tujuannya.
Tujuan dari peringatan ini, pertama menyoroti dampak buruk perang. Peringatan ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa perang menimbulkan banyak dampak buruk, termasuk bagi anak-anak.
Tujuan kedua dari peringatan ini adalah untuk memberikan dukungan bagi anak yatim piatu korban perang. Peringata ini juga diadakan untuk memberi mereka harapan dan membuat mereka tahu bahwa tangisan mereka didengar.
Terakhir, peringatan ini dilakukan untuk menghimpun kekuatan masyarakat untuk membantu anak yatim piatu korban peran. Berbagai cara bisa dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan anak yatim piatu yang kehilangan orang tua akibat perang.