Abu Sayyaf Minta Tebusan, Mahfud Tak Ingin Negara Kalah dengan Perampok
Mahfud pun tidak ingin Indonesia lemah dengan memberi tebusan kepada Abu Sayyaf. Dia tidak sudi negara dipecundangi perampok.
Pemerintah Indonesia dan Filipina masih berkoordinasi untuk bernegosiasi dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang menyandera Tiga WNI. Menkopolhukam Mahfud MD menyebut, pihak Abu Sayyaf masih tertutup.
"Masih nego, karena dari lapangan karena dari pihak Abu Sayyaf kan kita belum tahu yah masih tertutup ya, dia masih menutup diri," katanya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (9/11).
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Apa yang dilakukan Mahfud Md selama menjadi Menko Polhukam? Selama menjabat sebagai Menko Polhukam, ada sejumlah gebrakan yang pernah dilakukan oleh Mahfud Md. Salah satunya, Menko Polhukam Mahfud Md membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus Intan Jaya, Papua yang menewaskan empat orang, yakni warga sipil dan pendeta serta dua anggota TNI.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
-
Apa pesan Mahfud MD kepada Pangdam, Bupati, dan Wali Kota? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Apa yang diklaim oleh video tentang Mahfud MD dan DPR? Video tersebut mengandung narasi bahwa Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bersama DPR membongkar kebusukan hakim MK saat pelaksanaan Pilpres.
Mahfud mengatakan, semua cara bakal dilakukan supaya tiga WNI tersebut bisa bebas. Hingga saat ini, Indonesia dan Filipina masih berkoordinasi.
"Sedang jalan nego-negonya untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan dan pembebasan tanpa mengorbankan satu jiwa pun baik dari pihak penyandera maupun tersandera. Kita kan harus menyelamatkan," tuturnya.
Mahfud pun tidak ingin Indonesia lemah dengan memberi tebusan kepada Abu Sayyaf. Dia tidak sudi negara dipecundangi perampok.
"Berapa sekarang minta tebusannya Rp8,3 miliar kan, tapi kalau kita nuruti tebusan terus masa kalah sama perampok," tegasnya.
3 WNI Disandera Selama 3 Bulan
Sudah dua bulan sejak September 2019, tiga WNI menjadi sandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Ketiganya merupakan nelayan Indonesia yang diculik dari Lahad Datu, Sabah.
Tiga nelayan diidentifikasi sebagai Maharudin Lunani (48), putranya Muhammad Farhan (27), dan anggota kru Samiun Maneu (27). Mereka diculik oleh orang-orang bersenjata dari kapal pukat nelayan yang terdaftar di Sandakan, perairan Tambisan.
Kelompok Abu Sayyaf meminta 30 juta peso atau sekitar Rp 8 miliar sebagai uang tebusan.
Seperti diketahui, Abu Sayyaf merupakan kelompok bersenjata yang kerap menculik nelayan yang menguasai wilayahnya. Kelompok ini berdomisili di Filipina, dengan tiga wilayah kekuasaan di daerah Jolo, Basilan, dan Mindanao. Meski begitu, mereka juga kerap berpindah-pindah.
(mdk/fik)