Abu vulkanik Kelud hambat perjalanan kereta api di jalur selatan
Akibatnya, sejumlah perjalanan kereta api mengalami keterlambatan hingga 90 menit.
Ketebalan abu vulkanik yang mencapai rata-rata dua centimeter di perlintasan kereta api antara Kutoarjo dan Kroya menyebabkan sistem pemindah jalur kereta api mengalami gangguan. Akibatnya, sejumlah perjalanan kereta api mengalami keterlambatan hingga 90 menit.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto, Surono, mengatakan wesel-wesel di Stasiun lintas Kutoarjo-Kroya banyak mengalami gangguan, tidak bisa dibalik untuk memindahkan jalur KA. "Semua pegawai yang ada di stasiun-stasiun tersebut kami kerahkan untuk membersihkan wesel dari debu agar wesel tidak terganggu," ujarnya, Jumat (14/2).
Ia mengatakan, beberapa kereta api yang sempat tertunda keberangkatannya seperti KA Sawunggalih Pagi dari pemberangkatan awal di stasiun Kutoarjo. Rangkaian kereta tersebut sempat tertunda hingga 8 menit karena harus menunggu pembersihan wesel lebih dahulu. Sementara itu, empat KA dari Daop 6 Yogyakarta juga mengalami keterlambatan.
Surono menjelaskan, kereta yang mengalami keterlambatan selain KA Sawunggalih Pagi, seperti KA Fajar Utama Yogyakarta, KA Argo Lawu, KA Taksaka dan KA Lodaya. Untuk KA Fajar Utama Yogyakarta, Surono melanjutkan, mengalami keterlambatan 90 menit tiba di Stasiun Purwokerto. Sementara itu, KA Argo Lawu terlambat 25 menit, KA Taksaka 14 menit dan KA Lodaya alami keterlambatan 40 menit di Stasiun Kroya.
Selain itu, hujan abu vulkanik berpengaruh terhadap jarak pandang masinis yang sedikit berkurang. Surono mengemukakan, untuk menjaga keselamatan penumpang, kecepatan KA terpaksa dikurangi dari biasanya. "Kami instruksikan agar masinis meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kecepatan, hingga berhentinya hujan abu dan jarak pandang normal lagi," paparnya.