Ahli Bahasa: Informasi Disebarkan Tokoh Publik di Medsos Bisa Bentuk Opini
"Pemukulan Ratna Sarumpaet berencana demokrasi dan kemanusiaan ini penghinaan terhadap Pancasila menginjak2 pemerintah yang demorkatis, Munir dan Novel Baswedan belum selesai sekarang @RatnaSpaet #TolakKekerasangayaPKITwetter.com/LawanPolitikJW.
Prof Wahyu Wibowo, Dosen Filsafat Bahasa Universitas Nasional bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (25/4). Dia dihadirkan untuk perkara penyebaran berita bohong atau hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet.
Dalam kesaksiannya, Wahyu menjelaskan seseorang yang menyebarkan informasi di media sosial memiliki maksud tertentu. isinya juga cenderung mengandung kebohongan.
-
Apa yang dilakukan Ratna Sarumpaet saat melakukan kunjungan sosial di Sintang, Kalimantan Barat? Pada 1992 ia juga berkunjung ke Sintang, Kalimantan Barat dan menjalankan misi sosial. Ia juga berfoto di dalam rumah adat Dayak bersama anak-anak di sana.
-
Bagaimana Ratna Sarumpaet menunjukkan keaktifannya di masa Orde Baru? Di masa orde baru 1998, Ratna Sarumpaet juga aktif menyuarakan keadilan. Ia bahkan berorasi saat menduduki gedung DPR RI di tahun 1998.
-
Bagaimana kerangka-kerangka raksasa tersebut diawetkan? Kerangka ini tingginya sekitar 2,4 sampai 3 meter, telah dimumifikasi seperti mumi-mumi Mesir kuno.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Apa yang dilakukan Ratna Kaidah? Ratna Kaidah kini menjadi seorang selebgram Bahkan, akun instagram pribadinya sudah punya banyak follower. Media sosialnya selalu ramai dengan banyak komentar Setidaknya, ada 225 ribu orang yang mengikuti akun instagram Ratna Kaidah saat ini.
"Berita atau informasi yang dilakukan media mainstream mempengaruhi opini publik tapi bukan buat keonaran atau menyebarkan berita bohong karena media maindstream punya kode etik sementara media sosial tidak," ujar dia.
Ia mengatakan, informasi yang disampaikan ke media sosial dapat membentuk opini. Apalagi jika yang menuturkan adalah publik figur.
"Sangat, karena dia (tokoh publik) bisa dibilang menjadi panutan," terang dia.
Sebelumnya, Ratna Sarumpaet didakwa telah menyebarkan berita bohong kepada banyak orang yang dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Jaksa menilai berita bohong telah menciptakan sikap pro dan kontra di kelompok masyarakat.
Buktinya, Selasa tanggal 3 Oktober 2014 di Jalan Gatot Subroto samping Polda Metro Jaya Jakarta Selatan ada unjuk rasa yang mengatasnamakan Lentera muda Nusantara. Pertama, menuntut dan mendesak kepolisian untuk menangkap pelaku penganiayaan terhadap saudara Ratna Sarumpaet. Kedua, kepolisian harus tegas tangkap dan adil.
Sementara itu, ditempat lain masyarakat kota Bandung juga memberikan reaksi berupa tuntutan kepada terdakwa untuk menyatakan permintaan maaf kepada masyarakat kota Bandung sebagaimana antara lain terdapat pada media online di antaranya Tribunnews edisi Rabu 3 Oktober 2016 pukul 19.47 WIB dengan judul berita Ridwan Kamil ingin Ratna Sarumpaet minta maaf juga kepada masyarakat Bandung.
Kemudian, detiknews edisi Kamis 4 Oktober 2014 pukul 12.53 WIB dengan judul berita Pemkot desak Ratna Sarumpaet minta maaf ke Warga Bandung dan edisi Senin 8 Oktober 2016 dengan judul mahasiswa demonstrasi tuntut Ratna Sarumpaet minta maaf kepada warga Bandung.
Reaksi yang sama juga terjadi di media sosial. Beberapa diantaranya yang disebutkan di dakwaan antara lain, Dr Rizal Ramli dalam akun twitternya memberikan kicauan (tweet) pada tanggal 1 Oktober 2018 pukul 22.05 WIB yang isinya
"Ratna Sarumpaet @RatnaSpaet dipukulli sehingga babak belur oleh sekelompok orang. Ratna cerdas, kritis, dan outspoken, tapi tindakan brutal & sadis tsb tidak dapat dibiarkan ! Tlg tindak @BareskrimPolri. Penghinaan terhadap demokrasi! kok beraninya sama ibu-ibu? @halodetik.com"
Begitupula cuitan twitter Mardani Ali Sera tertanggal 1 oktober 2018 pukul 21.25 WIB memberikan kicauan (tweet).
"Pemukulan Ratna Sarumpaet berencana demokrasi dan kemanusiaan ini penghinaan terhadap Pancasila menginjak2 pemerintah yang demokratis, Munir dan Novel Baswedan belum selesai sekarang @RatnaSpaet #TolakKekerasangayaPKITwetter.com/LawanPolitikJW.
Mardani: Ratna Sarumpaet dianiaya untuk dibungkam.
Selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober 2016 pukul 21.52 WIB Rachel Maryam pada Twitter memposting foto atau gambar wajah terdakwa yang dalam keadaan lebam dan bengkak dengan memberikan kicauan.
"Setelah konfirmasi kejadian penganiayaan benar terjadi hanya saja waktu penganiayaan bukan semalam melainkan tanggal 21 kemarin berita tidak benar keluar karena pemberitaan bunda @RatnaSpaet pribadi beliau ketakutan dan trauma. Mohon doa."
Kemudian, Rocky Gerung tanggal 2 oktober 2018 membuat status di akun twitternya.
"Tak cukup memfitnah, tak puas memaki? Akhirnya kalian memakai tinju. sungguh dangkal dan tetap dungu."
Reporter: Ady Anugrahadi
(mdk/rhm)