Ahli Ungkap Makna Tangis Putri Candrawathi Karena Dipaksa Sambo Akui Ada Pelecehan
Ahli psikologi forensik dari Asosiasi Forensik Indonesia (Apsifor), Reni Kusumowardhani mengungkap makna di balik tangisan Putri Candrawathi yang menyimpan pesan tersirat.
Ahli psikologi forensik dari Asosiasi Forensik Indonesia (Apsifor), Reni Kusumowardhani mengungkap makna di balik tangisan Putri Candrawathi yang menyimpan pesan tersirat. Keterangan Reni soal tangisan Putri disampaikan ketika majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan penasaran karena sikap Putri kerap menangis pada saat menjalani pemeriksaan.
"Apakah ada informasi yang diberikan kepada Saudara pada saat Putri itu menceritakan hal-hal yang ternyata tidak seharusnya. Yang terjadi di Duren Tiga, dan Putri itu menangis, dan tangisan itu juga sedemikian rupa, apakah ini juga menjadi bagian?" tanya hakim saat sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (21/12).
-
Apa harapan Putri Candrawathi untuk TAS? Mama selalu berdoa agar mas Arka selalu bertumbuh menjadi anak yang sehat, panjang umur, bahagia selalu, diberikan yang terbaik sepanjang hidup Mas Arka dan kelak Mas Arka akan menjadi anak hebat yang tangguh dan membanggakan mama.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Kapan Candi Tribhuwana Tunggadewi dibangun? Berdasarkan angka tahun di batu Yoni candi ini dibangun pada zaman Majapahit saat Raja Hayam Wuruk memerintah.
-
Apa yang ditemukan di bawah Candi Tribhuwana Tunggadewi? Kemudian di bawah bata terbawah dari tembok kita temukan lapisan gunung api tipis 10 cm, kemungkinan di bawahnya ada lapisan lempung dan di dalamnya mengandung artefak-artefak seperti pecahan bata, gerabah, dan sebagainya. Itu menunjukan lapisan yang mengandung artefak itu adalah artefak budaya yang kemudian terkubur abu gunung api,
-
Mengapa Candi Tribhuwana Tunggadewi dibangun? Menurut arkeolog, candi tersebut dibangun untuk mendharmakan ibu Hayam Wuruk, Tribhuwana Tunggadewi.
-
Di mana Candi Tribhuwana Tunggadewi ditemukan? Arkeolog Temukan 'Akta' Kelahiran Raja Majapahit Hayam Wuruk, Terkubur di Bawah Tanah Para Arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim melakukan ekskavasi tahap 5 Situs Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo, Sooko, Mojokerto.
"Iya yang mulia, kami melakukan proses wawancara sehingga dapat kami simpulkan ada tiga peristiwa, yang di Magelang, di Saguling, dan di Duren Tiga. termasuk pada ibu Putri Candrawathi," jawab Reni.
Hakim bertanya kejadian pelecehan seksual di Duren Tiga yang ternyata hanya skenario palsu Ferdy Sambo. Namun, meski kebohongan semata, Putri kerap menangis saat dimintai keterangan.
"Waktu itu, Ibu Putri mengatakan bahwa peristiwa Duren Tiga itu tidak benar. Nah, tapi saya takut pada suami saya, saya dipaksa untuk menandatangani BAP dan saya percaya pada suami saya," kata Reni menirukan pengakuan Putri.
"Itu ada tangisan, namun respons tangisannya secara fisiologis dan emosional itu intensinya berbeda dengan pada saat menceritakan peristiwa yang ada di Magelang," ujar Reni.
Reni mengatakan ada dua makna di balik tangisan Putri. Pertama terkait dirinya dipaksa berbohong oleh Ferdy Sambo untuk mengakui tindakan pelecehan seksual di Rumah Dinas.
Kedua adalah tangisan Putri atas kejadian di Magelang yang sesuai pengakuannya telah mengalami pemerkosaan oleh Brigadir J saat sehari sebelum penembakan.
"Nah, maksud saya begini, apakah ahli mendapatkan informasi, Saudara Putri ini menceritakan misalkan, masuk waktu itu ada yg mendobrak, mendobrak kamar di Duren Tiga, lalu masuk, informasi itu ahli dapatkan?" tanya hakim.
"Itu di Duren Tiga, mau isolasi, kemudian ibu Putri masuk ke dalam kamar, kemudian mendengar suara," kata Reni.
"Tidak begitu. Ini yang skenario, maksud saya skenario, skenario itu kan juga disertai dengan tangisan. Dan dia, si Putri ini juga menceritakan dengan tangisan, nah bagaimana pendapat Saudara dengan yang demikian?" tanya Hakim kembali.
"Ya, semuanya memang membuat takut. Bagi Ibu Putri, yang pertama, takut karena sebetulnya tidak seperti itu kejadiannya. Sementara yang satunya menyatakan bahwa kejadian yang sebenarnya itu yang di sini (Magelang)," ucap Reni.
"Respons tangisan betul ada pada dua-duanya yang mulia (Kejadian di Magelang dan di Dinas Duren Tiga) hanya tadi saya sampaikan terobservasi berbeda, intensitasnya," kata Reni.
Hakim mengungkap tujuannya mengulik soal tangisan Putri Candrawathi untuk fokus melihat kondisi sebenarnya. Seperti halnya saat di hari kejadian penembakan Putri sempar diperiksa Mantan Karo Provos Divpropam Polri, Benny Ali dengan kondisi menangis
"Fokusnya bukan tangisannya, memang ada tangisan, fokusnya adalah cerita kepada penyidik, kepada Benny Ali, juga disertai dengan tangisan. Ceritanya itu bukan peristiwanya, apakah itu juga masuk di dalam?" tanya hakim.
"Ada yang mulai, itu masuk di dalam data hasil wawancara kami," ucap Reni.
"Nah pendapat itu, menurut saudara dan tim ya, tim, itu seperti tadi, apa tadi?" tanya hakim kembali.
"Yang ada, perbedaan intensitas. tidak muncul intensifisiologis dan emosi sebesar yang diceritakan. Pada saat konten ceritanya pada konteks kekerasan seksual di Magelang," jelas Reni.
Keterangan ini diakui Reni didapat setelah dirinya melakukan observasi kepada Putri Candrawathi memakai metode yang berlaku dalam psikologi forensik.
Ditemukan adanya relasi dan memenuhi unsur keterangan yang kredibel untuk mengungkap makna di balik tangisan Putri Candrawathi yang terjadi selama pemeriksaan. Kemudian, dua kejadian di rumah dinas dan Magelang.
"Observasi dan Saudara mendapatkan nilai tertinggi itu lho terhadap jika terjadi konsistensi jawaban apa namanya, yang disertai tangisan, betul?" tanya hakim.
"Iya, yang mulia. artinya, berelasi dan memenuhi unsur-unsur kriteria keterangan yang kredibel," jelasnya.
"Ya artinya, kan, ketika bereaksi dengan tangisan Saudara memberikan skors tertinggi?" timpak Majelis Hakim.
"Tidak begitu yang mulia, kami mencatat pada saat observasi kami mencatat, kemudian ini kondisinya berbeda, baru setelah hasil semua itu selesai, kami baru menganalisis," ujar Reni.
Sekedar informasi, keterangan Reni sebagai saksi ahli untuk perkara ini bersama dua saksi lainnya, yakni ahli hukum pidana dari Universitas Trisakti Effendy Saragih dan Alpi Sahari dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).
Mereka bertiga akan memberikan keterangan untuk kelima terdakwa yaitu, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer alias Bharada E, Ricky Rizal alias Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf dalam perkara dugaan pembunuhan berencana Brigadir J.
Yang pada perkara tersebut, mereka didakwa melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 KUHP dengan pidana paling berat sampai hukuman mati.
(mdk/ray)