Ahok: Kita harus usir warga yang tinggal di bantaran kali
Menurut Ahok, Jakarta juga rawan longsor, terutama di wilayah bantaran kali.
Hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya ternyata tidak hanya berdampak kepada meluapnya sungai yang menyebabkan banjir. Sebab banjir dan hujan juga mengakibatkan beberapa kawasan longsor.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengakui Jakarta masih rawan tanah longsor. Khususnya di kawasan bantaran kali atau waduk yang sedang dinormalisasi. Karena tanah di sekitaran waduk yang dinormalisasi menjadi labil.
"Makanya kita harus berani mengusir warga yang tinggal di bantaran kali atau waduk. Rumah-rumah bahaya itu seharusnya tidak dibangun di situ," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (30/1).
Tanah labil ini tetap digunakan oleh warga untuk dijadikan tempat tinggal. Padahal Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah tidak memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Dan ini sudah berlangsung sekitar 30 hingga 40 tahun lamanya.
Namun setelah terjadi longsor, Ahok menyakini warga di beberapa kawasan pinggiran sungai atau waduk telah kapok. "Kita mau tegaskan lagi, memang mereka sudah tinggal 30-40 tahun, tapi habis longsor ini, mereka pasti tidak berani," ujarnya.
Sebagai antisipasi terjadinya longsor, Pemprov DKI Jakarta akan memasang turap di dinding sungai atau tanggul waduk. Karena bila dinding kali atau tanggul waduk tidak diperkuat dengan turap, maka rawan longsor.
"Kita sih musti pasang turap-turap nanti. Biar semakin kuat. Dan kita akan tertibkan mereka, pindahkan mereka ke rusun," ujarnya.
Seperti diketahui, terjadi tanah longsor di Jalan Balaikambang RT 4 RW 5 Nomor 54, Condet, Jakarta Timur, Rabu (29/1) kemarin. Longsor terjadi akibat hujan deras mengguyur Jakarta.