Airin diberitakan 'cantik', JPTS kritik Kompas dan TV One
Pimpinan Redaksi Kompas menjadi sorotan dalam diskusi tersebut, hal ini karena para aktivis itu menduga ada pesanan.
Kemunculan Wali Kota Airin Rachmi Diany di Harian Nasional Kompas pada 21 April 2015 dan acara Satu Jam bersama Airin Rachmi Diany di TV One kemarin malam membuat para aktivis yang tergabung dalam Jaringan Pemilih Tangerang Selatan (JPTS) gerah.
Mereka pun menggelar acara diskusi untuk membahas hal tersebut, yang berujung meminta kepada media untuk menjelaskan di mana letak keberhasilan Airin pada tema Smart City.
Hadir dalam kesempatan diskusi yang digelar di kedai kopi yang berlokasi di BSD City, Serpong, Kota Tangsel, antara lain Pimpinan Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Syaiful Mujadi CEO Saiful Mujadi Research and consulting, Ade Armando pengamat media, Ade Irawan Koordinator ICW, Stanley Adi Prasetyo dari Dewan Pers dan Bonnie Triyana sejarawan.
Acara tersebut digelar Minggu (26/4) sore. Pimpinan Redaksi Kompas menjadi sorotan dalam diskusi tersebut, hal ini karena para aktivis itu menduga ada pesanan, serta penulisan yang tak berstandar ulasan Kompas yang selama ini menjadi koran rujukan bagi para aktivis.
"Sampai satu halaman penuh begini, bukan berita ini, tetapi Advertorial. Tetapi kenapa tidak dituliskan saja bahwa ini adalah Advertorial, ini seakan pembodohan kepada kami pembaca setia, ada pula logo PGN (Perusahaan Gas Negara)," ujar Ade Armando pengamat media, yang membahas terbitan kompas pada 21 April 2015 lalu tentang Airin yang menuturkan soal smart city.
Sedangkan soal penayangan di TVOne semalam tentang Satu Jam Bersama Airin Rachmi Diany, Ade Armando menyatakan, juga ada keanehan. Biasanya, TV akan menayangkan suatu acara yang sedang hangat atau hot topik, tetapi keanehan terjadi semalam.
"Sampai saya lihat, sang pembawa acara Indri kesulitan memanggil Airin saat pembukaan. Ini lah Wali Kota tercantik, loh..kok, menurut saya kecuali sebelumnya ada hot topik tentang pemimpin cantik, baru masuk di akal," ujar Ade.
Namun, itu semua dibantah Pemimpin Redaksi Kompas. Menurut Budiman, tidak ada kaitan antara TV One semalam dengan berita Airin di Kompas.
"Bahwa ada PGN yang mensponsori iya. Tetapi bukan dibayar Airin. Tidak ada uang sepeser pun dari Airin. Pertama saya juga jelaskan, bahwa Kompas memang sedang mengangkat 92 kota yang smart city. Jadi ini tidak hanya di Tangsel, semua akan kita ulas," terangnya.
Budiman juga menyatakan, bahwa soal Airin tidak memiliki legitimasi moral, itu adalah penilaian-penilaian yang muncul. Media, kata dia, tidak memonopoli kebenaran, silakan komentari ada ruang-ruangnya, seperti melaporkan ke Ombudsman dan Dewan Pers.
"Tetapi bahwa belum jadi kritis dalam tulisan itu, saya ucapkan terima kasih atas kritiknya. Tetapi, kalau melihat konteks hanya hari itu, rasanya tidak lah. kita sering menggambarkan kemiskinan di Tangsel. Kami terbuka. Kami juga tidak mengaitkan ini dengan politik, waktu Pilkada masih panjang," tuturnya.
Namun, hal itu dianggap Syaiful Mujani sebagai bahan tertawaan. Dia menilai Kompas tidak peka terhadap situasi bahwa Tangsel sedang akan menggelar Pilkada. Selain itu, kata dia, dirinya bingung kenapa Kompas bisa memberikan tempat kepada Airin.
"Kompas seharusnya peka, ini orang dari kroni koruptor besar di Banten. Tetapi, bahwa secara manusiawi, saya kalau bertemu suka bilang, Bu Airin sudah lah, berdoa Istighfar. Mestinya berdiri saja tak sanggup itu lutut. Jadi terus terang waktu pilkada lalu, ternyata di daerah Tangsel ada masalah, tak ada yang berani, terpaksa kita dukung Arsid, Andre yang kerjaannya cengar-cengir di TV, karena tidak ada. Tolong lah sensitif. Ada apa gerangan dengan Kompas," tuturnya.
Baca juga:
Airin sempat tak percaya wakilnya Benyamin maju di Pilkada Tangsel
Orang dekat SBY nyalon di Pilkada Tangsel, janjikan kejutan
Wakil Airin di Tangsel juga niat maju di pilkada, daftar ke Demokrat
Niat maju lagi di Pilkada Tangsel, Airin daftar ke Demokrat
Mantan cover majalah Femina dukung suami lawan Airin
-
Di mana letak Taman Pisang di Tangerang? Berlokasi persis di perempatan kantor DKP setempat, Perumnas 1, taman ini menawarkan tempat santai di tengah kota yang nyaman.
-
Apa yang ditangkap oleh warga di Tangsel? Penangkapan ular sanca batik sepanjang 4 meter di Lengkong Gudang Barat RT004/001, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/3) dini hari, berlangsung dramatis.
-
Tempat wisata apa yang menawarkan pemandangan indah hutan dan sungai di Tangerang? Tebing Koja menawarkan panorama alam yang memukau, terutama saat matahari terbenam. Dari atas tebing, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan hutan dan sungai yang hijau, serta kota Jakarta yang terlihat jauh di kejauhan.
-
Apa saja tempat wisata di Tangerang yang berbasis alam? Meski berada di tengah area perkotaan, namun jangan salah. Tangerang juga memiliki tempat wisatanya yang berbasis alam. Salah satunya yakni Telaga Biru Cisoka ini. Ada dua danau yang bisa dikunjungi di destinasi wisata ini. Danau pertama berada di sebelah kanan pintu masuk. Air danau yang satu ini berwarna biru. Sementara itu, danau kedua yang berada di sebelah kiri.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Bedug Ngamuk Cilongok dipindahkan ke Tangerang? Alasan bedug dibawa ke Banten karena sebelumnya sudah ada bedug yang disimpan di Masjid Kasepuhan Cilongok, sehingga bedug kedua ini dikabarkan ingin ditempatkan satu masjid dengan bedug sebelumnya.