Akhir hidup tragis pegawai BNN Bogor di tangan suami
Diduga kuat motif pembunuhan korban berlatar belakang hinaan. Usai kejadian, tersangka bersembunyi hingga akhirnya dicokok petugas gabungan.
Indria Kameswari (38), PNS di Balai Diklat Badan Narkotika Nasional (BNN) Lido, Bogor, Jawa Barat dibunuh oleh sang suami, Abdul Malik Azis (40). Korban meninggal dengan luka di punggung. Jasad Indria ditemukan warga di rumah kontrakan, Perumahan River Valley, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jumat (1/9). Belum diketahui motif tersangka tega membunuh korban.
"Tersangka adalah suami almarhumah," kata Kabag Humas BNN Kombes Pol Sulistriandriatmoko, Senin (4/9).
Kepala Polsek Cijeruk Komisaris Polisi Safiudin menceritakan, korban ditemukan tak bernyawa oleh warga sekitar dalam posisi terlentang. Safiudin menyebut, kejadian itu terjadi saat warga usai melaksanakan Salat Id.
Sebelumnya, sempat terdengar suara pertengkaran di dalam rumah. Anak korban berinisial M (4) kemudian keluar rumah dan mendatangi salah satu rumah tetangga.
"Tetangga baru tahu setelah didatangi anak korban. Pertengkaran kedua orang tuanya itu sudah terjadi sejak dini hari," ujarnya.
Tetangga kemudian mendatangi rumah korban. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa dengan sejumlah luka. Sementara Abdul Malik hilang usai kejadian.
Abdul Malik diketahui sempat mendatangi rumah mertua untuk meminta sertifikat tanah. Permintaan itu ditolak mentah-mentah.
Setelah kejadian, Abdul Malik kabur ke Batam, Kepulauan Riau. Untuk menutup jejak, yang bersangkutan menggunakan KTP palsu.
Minggu (3/8) sekira pukul 23.00 WIB, tersangka akhirnya berhasil ditangkap tim gabungan Polres Kabupaten Bogor, Direktorat Penindakan dan Pengejaran Deputi Bidang Pemberantasan BNN dan Polda Kepri.
"Telah ditangkap tersangka yang diduga sebagai pelaku pembunuhan pegawai Balai Diklat BNN, Lido, Bogor, atas nama Indria Kameswari," kata Kepala Bagian Humas BNN Kombes Sulistiandriatmoko, Senin (4/9).
Pelaku ditangkap Minggu (3/8) malam. Penangkapan dilakukan atas kerja sama tim gabungan Polres Kabupaten Bogor, Direktorat Penindakan dan Pengejaran Deputi Bidang Pemberantasan BNN dan Polda Kepri.
Senin malam, keluarga Abdul Malik mendatangi Polres Bogor. Mereka membela tersangka, dan berusaha menyakinkan polisi bahwa kasus pembunuhan ini bukan sepenuhnya kesalahan Abdul Malik.
Kakak tersangka, Siti Nuraeni (43) membawa sejumlah bukti terkait perlakuan almarhumah korban semasa hidup, yang dinilai arogan.
"Saya ke sini mau ngebela adik saya (terduga pelaku). Saya bawa rekaman video sama bukti visum dari rumah sakit soal pemukulan kepada adik saya," kata Siti di Bogor.
Siti menyebut, selama menikah, korban selalu menuntut uang lebih, rumah dan mobil mewah. Selain itu, kondisi rumah tangga keduanya kerap diwarnai pertengkaran.
"Mereka sudah menikah selama lima tahun. Sering berantem. Yang diributin itu masalah materi. Korban selalu nuntut lebih," ucap Siti.
Siti menambahkan, awalnya pihak keluarga tidak percaya dengan hal itu. Namun setelah melihat sejumlah bukti rekaman video yang berisi umpatan-umpatan kasar, pihak keluarga akhirnya percaya.
"Dia pernah bilang awas kalau macem-macem, di belakang gue banyak polisi. Saya juga pernah ngomong, tolong perlakukan adik saya secara manusiawi," tuturnya.
Dalam video pertengkaran yang beredar di kalangan wartawan, diduga korban meributkan soal uang. Bahkan di video berdurasi 26 detik itu, berulang kali terdengar umpatan.
Transkip diduga percakapan di antara keduanya juga menyebar. Diduga korban berkali-kali menagih mobil baru sambil mengumpat.
Hingga kini polisi masih mendalami kasus ini. Tersangka juga diperiksa intensif oleh Polres Bogor.