Akil Mochtar bikin repot saat pantau pemilihan ulang di Buton
Akil memaksa memantau daerah yang cukup sulit dijangkau dengan jalan darat.
Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, La Rusuli, mengakui mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, pernah memantau langsung pemungutan suara ulang di wilayah itu. Dia mengaku sempat kerepotan menyediakan segala kebutuhan mantan anggota DPR fraksi Partai Golkar beserta rombongannya itu guna berkeliling Buton melihat pelaksanaan pemilihan ulang.
Menurut La Rusuli, pada 21 September 2011 MK memutuskan supaya mengulang pemilihan umum kepala daerah Buton. Maka dari itu, beberapa hari kemudian dirinya bertandang ke kantor pusat KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, guna meminta saran kepada biro hukum untuk tenaga pengawas.
"Karena menurut biro hukum KPU, kalau di Buton kemungkinan pihak MK tidak datang karena jauh. Makanya saya sempat minta surat meminta bantuan pengawasan kepada pengadilan negeri setempat," kata La Rusuli saat bersaksi dalam sidang Akil, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (3/4).
Namun, La Rusuli kaget saat menerima pemberitahuan pada malam hari di rumahnya kalau Akil dan rombongan akan memantau langsung pemungutan suara ulang itu. Tetapi, di sisi lain dia juga bingung bagaimana harus menjamu tamu yang dia anggap terhormat itu. Utamanya soal akomodasi dan transportasi.
"Saat itu pihak MK minta disediakan dua mobil Toyota Kijang Innova dan dicarikan penginapan. Tapi saya dapatnya cuma Avanza, karena waktu itu sulit. Semua mobil rental sudah dipakai kampanye," lanjut La Rusuli.
La Rusuli lantas membuat surat undangan kepada Akil pada 14 Mei 2012. Lima hari kemudian Akil memenuhi janji dan tiba di Buton, tepat di hari pemungutan ulang setelah sekali berganti pesawat di Makassar dan mendarat Bau-Bau, dilanjutkan perjalanan darat berjam-jam lamanya buat mencapai Buton.
Saat Akil tiba, La Rusuli lantas hendak mengajaknya beristirahat di tempat penginapan paling bagus di Buton. Yaitu Hotel Mira. Tetapi, dia mengakui fasilitas dan kualitas layanan tempat penginapan itu tidak sama dengan di Jakarta.
"Makanya kami mohon maaf karena di Buton yang kami anggap paling baik cuma Hotel Mira," sambung La Rusuli.
Namun, Akil enggan beristirahat dan ingin segera memantau pemilihan ulang. Tetapi, La Rusuli mengajak Akil bersantap bersama di salah satu rumah makan tenar di Buton. Setelah itu, Akil baru berputar-putar di Ibu kota Buton, Pasar Wajo, hingga ke beberapa kecamatan. La Rusuli juga mengatakan sempat dibikin susah karena Akil memaksa memantau daerah yang cukup sulit dijangkau dengan jalan darat. Akhirnya mereka harus menyewa beberapa ojek sepeda motor buat mengantar Akil dan rombongannya ke daerah dituju.
La Rusuli mengatakan Akil menolak dia membayar semua fasilitas itu. Dia mengatakan Akil merogoh koceknya sendiri buat membayar akomodasi, konsumsi, dan transportasi selama dia dan rombongannya memantau pemungutan suara ulang itu.