Aktivis Gorontalo menolak capres 'kutu loncat'
Dimaksud 'kutu loncat' adalah capres yang tidak konsisten mengemban amanah rakyat dan sumpah janji jabatan.
Gerakan Aktivis Gorontalo menolak calon presiden (capres) yang seperti "kutu loncat" atau tidak konsisten mengemban amanah rakyat dan sumpah janji jabatan.
"Jangan sampai kita dipimpin presiden yang tidak amanah seperti ini, terlebih lagi adanya dugaan kasus korupsi yang bisa menyeretnya," kata Ketua Gerakan Aktivis Gorontalo, Melis Abdul saat berunjuk rasa di bundaran patung Saronde Kota Gorontalo, seperti dikutip dari Antara, Rabu (28/5).
Massa juga menuntut Kejaksaan Agung untuk menuntaskan kasus korupsi pengadaan bus Trans Jakara senilai Rp 1,5 triliun yang melibatkan pejabat dan salah satu capres.
Di sisi lain, gerakan tersebut juga menyoroti adanya capres yang terlibat masalah Hak Asasi Manusia (HAM) dan meminta masyarakat memilih capres visioner dan bukan televisioner.
"Masyarakat harus tahu persis latar belakang dan rekam jejak prestasi atau kinerja masing-masing capres, sebelum menentukan pilihan pada 9 Juli mendatang," tambahnya.
Masyarakat juga diminta menolak capres dan cawapres yang mendapat dukungan negara asing, demi menjaga kedaulatan Indonesia.
Menurutnya, bangsa Indonesia dihadapkan pada kenyataan adanya pencurian sumber daya alam oleh pihak asing, yang harus dilawan dengan memilih pemimpin tegas dan berani.
"Kebiasaan Indonesia berhutang menambah keterpurukan ekonomi nasional, karena pemimpin tidak mampu menciptakan produksi dalam negeri yang baik," tambahnya.
Aksi tersebut dilakukan oleh ratusan orang dan juga mendatangi kantor media massa untuk menyuarakan aspirasinya.