Alami kelangkaan, elpiji 3 Kg di Purwakarta tembus Rp 24.000/tabung
Stok gas elpiji 3 Kg di warung eceran juga habis. Sehingga, agar bisa memasak, warga harus mencari gas sampai luar desa.
Kelangkaan Gas elpiji 3 kilogram (Kg) kembali terjadi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Tabung gas diperuntukkan bagi masyarakat menengah bawah itu hilang di pasaran.
Kondisi itu dirasakan warga Purwakarta lebih satu pekan terakhir. Mereka meminta pemerintah bertanggungjawab. Apalagi harga gas bersubsidi di tingkat pengecer telah menembus harga Rp 24.000 per tabung. Harga itu jauh melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah, yakni Rp 19.000 per tabung.
"Kemarin sudah stabil, sekarang gas sulit lagi. Enggak tahu ada masalah apa lagi. Bayangkan saja karena gas melon (gas 3 Kg) sulit, saya tidak bisa memasak sudah dua hari ini," keluh salah seorang ibu rumah tangga, Sartika (30), warga Kecamatan Plered, Purwakarta, Selasa (19/4).
Stok gas elpiji 3 Kg di warung eceran juga habis. Sehingga, agar bisa memasak, warga harus mencari gas sampai luar desa.
"Jika ada harganya mahal banget. Rata-rata dijual Rp 24.000 per tabungnya," tambah ibu satu anak itu.
Warga Plered itu, menyebut selain akibat langka, mahalnya gas melon juga disebabkan perilaku pangkalan nakal yang menjual gas di atas HET ke pengecer.
Menurut dia, salah satunya pangkalan gas di wilayah Desa Palinggihan, Kecamatan Plered. Pangkalan itu, menjual elpiji 3 Kg ke tiap warung dengan harga Rp 19.000 per tabung. Padahal seharusnya hanya Rp 16.000 per tabung.
"Kalau ada pangkalan menjual Rp 19.000 per tabung kepada pengecer maka jelas tidak akan ada warung yang menjualnya sesuai HET," ujar Sartika.
HET tingkat pengecer, pangkalan dan agen di Purwakarta berbeda. HET tingkat agen Rp 14.500 per tabung. Sementara di tingkat pangkalan Rp 16.000 per tabung dan HET tingkat pengecer Rp 19.000 per tabung.
"Pemilik pangkalan gas di Desa Pangkalan sudah sering ditegur sama pemerintah tapi tetap saja menjual gas ke pengecer Rp19.000 per tabung," ujarnya.
Tidak hanya di rasakan warga Kecamatan Plered, kondisi serupa juga dirasakan warga Kecamatan Darangdan, Bojong, Tegalwaru dan wilayah lain di Purwakarta.
"Berati sama. Bisa jadi, kelangkaan gas dirasakan merata di Purwakarta saat ini. Ya kami minta pemerintah bertanggungjawab,"ujar Rena (38), warga Kecamatan Purwakarta.