Alfian Tanjung minta maaf sebut Nezar Patria rapat PKI di Istana
Alfian Tanjung minta maaf sebut Nezar Patria rapat PKI di Istana dalam ceramahnya. Alfian telah mengakui kesalahannya dan mendatangi Nezar untuk menyelesaikan masalah ini. Sebelumnya Nezar telah melayangkan somasi pada Alfian Tanjung atas informasi yang tidak bertanggung jawab ini.
Alfian Tanjung meminta maaf karena telah menyebut anggota dewan pers Nezar Patria memimpin rapat PKI di Istana dalam ceramahnya. Alfian telah mengakui kesalahannya dan mendatangi Nezar untuk menyelesaikan masalah ini.
Sebelumnya Nezar telah melayangkan somasi pada Alfian Tanjung atas informasi yang tidak bertanggung jawab ini.
"Tadi siang, dalam rangka menjawab somasi itu, dia datang ke kantor Dewan Pers, tempat saya bekerja, dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya. Dalam kesempatan itu dia menegaskan ada kesalahan mendasar dari data yang dimilikinya, dan ternyata tak benar saya kader PKI dan bekerja di Istana," kata Nezar Patria lewat akun Facebooknya, Rabu (8/3).
"Saya katakan kepada Saudara Alfian betapa bahayanya informasi salah jika dia menjadi viral. Terutama betapa dosanya jika fitnah itu terus menyebar ke jutaan orang dan lalu menyebabkan berbagai kerusakan," kata Nezar.
Nezar mengaku telah memaafkan Alfian dan menganggap kasus ini selesai. Dia berharap tak ada lagi peristiwa serupa.
"Semoga ada pelajaran yang bisa dipetik, bahwa semestinya nalar kritis dan disiplin verifikasi tidak mati di tengah arus informasi yang bebas ini," tutup Nezar.
Sebelumnya, Sabtu tanggal 1 Oktober 2016 sekitar pukul 20.00 malam, di Masjid Jami' Said Tanah Abang, Alfian Tanjung mengatakan: "Mereka (PKI) sudah menguasai Istana, hampir sebulan ini tak ada lagi konsultan tentara. Rapat-rapat di istana negara sekarang ini dipimpin oleh orang yang namanya Teten Masduki, Urip Supriyanto, Budiman Sudjatmiko, Waluyo Jati, Nezar Patria, dan sederet kader-kader PKI, yang mereka menjadikan istana tempat rapat rutin mereka tiap hari kerja di atas jam delapan malam ke atas. Keren ya, jadi istana negara sekarang jadi sarangnya PKI sejak bulan Mei 2016."