Alwi Shihab: Pancasila Sudah Berikan Semangat Persatuan di Semua Kelompok
Wacana NKRI bersyariah dinilai tidak relevan dengan kebhinekaan di Indonesia. Hal itu sama saja mencederai Pancasila yang terbukti mampu menjadi ideologi bangsa dalam mengayomi semua golongan.
Wacana NKRI bersyariah dinilai tidak relevan dengan kebhinekaan di Indonesia. Hal itu sama saja mencederai Pancasila yang terbukti mampu menjadi ideologi bangsa dalam mengayomi semua golongan.
"Wacana NKRI bersyariah yang berkembang saat ini telah mencederai Pancasila yang inklusif diubah menjadi eksklusif hanya untuk golongan agama tertentu," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) Alwi Shihab dalam keterangannya, Jumat (23/8).
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pada hari ini, kita mengenang kembali lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia? Pancasila merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting pada masa perjuangan kemerdekaan.
-
Bagaimana Pancasila berperan sebagai dasar negara Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila pada sidang BPUPKI? Kemudian pada sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepat pada 1 Juni 1945.
Selain itu, lanjut Alwi, NKRI bersyariah itu adalah ide yang bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh para pendiri bangsa.
"Kalau kita mengatakan bersyariah maka berarti tidak inklusif, tidak mengajak seluruh komponen bangsa dari kelompok keagamaan yang lain. Padahal sebenarnya Pancasila sudah memberikan makna dan semangat persatuan di antara semua kelompok," jelasnya.
Lebih lanjut, mantan menteri luar negeri ini menjelaskan, sebenarnya semua agama termasuk Islam, inti ajarannya adalah hubungan harmonis antar-sesama. Bukan saja antar-manusia dengan manusia, tetapi juga manusia dengan lingkungan, manusia dengan binatang, manusia dengan alam semesta, kesemuanya itu diarahkan kepada suatu hubungan harmonis.
"Agama selalu menganjurkan untuk kita dapat me-manage, mengatur perbedaan-perbedaan di antara kita. Ini mengajarkan kita untuk saling menghormati dan saling mencari titik-titik temu di antara agama-agama atau di antara nilai-nilai yang ada di antara agama-agama yang ada di Indonesia ini. Sehingga dengan demikian kita bisa membangun negara ini secara baik dan secara harmonis dan penuh dengan rasa persatuan," paparnya.
Alwi menguraikan, bahwa dalam Islam jelas, yaitu mencari titik temu di antara kelompok-kelompok agama. Titik temu itu tidak lain adalah Pancasila yang bagi bangsa Indonesia adalah suatu ideologi mempersatukan semua etnis, semua kelompok keagamaan dan menjadikannya sebagai sumber pemersatu bangsa.
"Jadi para founding fathers telah bersatu dan berjuang untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari kekuatan kolonial. Mereka juga berasal dari semua agama di Indonesia, bukan hanya agama Islam saja," tutur adik cendikiawan muslim Quraish Shihab ini.
Dengan demikian, lanjut Alwi, orang yang beragama harus selalu mengacu kepada nilai-nilai yang diajarkan oleh agama itu, dan tidak ada satu agama pun yang tidak mengajarkan nilai-nilai, saling menghormati, saling mencintai, saling menerima perbedaan dan tidak ada satu agama pun yang mengajarkan kekerasan atau permusuhan.
Alwi menilai banyak pihak yang menggunakan agama sebagai tameng untuk mencapai kemenangan dari pihak lain. Ia juga menggarisbawahi keberadaan paham-paham radikal yang saat ini mengacu kepada upaya untuk memaksakan kehendak dan mempersalahkan pihak lain dan menganggap bahwa mereka paling benar.
"Kelompok-kelompok radikal inilah yang mengklaim kebenaran untuk kelompoknya dan menganggap kelompok lain itu salah," tandasnya.
Baca juga:
Komarudin Hidayat: Jangan Ada Lagi Label NKRI Bersyariah
BPIP Harap Kampus Jadi Benteng Pancasila
BPIP akan Beri Penghargaan ke 74 Ikon Pancasila 2019
Alwi Shihab Dorong Tokoh Islam Negara Arab Aktif Menyiarkan Islam Moderat
'Pancasila Dasarnya Adalah Harmoni, Bisa Mengatasi Semua Perbedaan'
Wapres JK Minta Pancasila Tak Dijadikan Bahan untuk Doktrinasi