Amankan bisnis sabu sampai tega memutilasi teman
Korban dimutilasi lantaran mengetahui bisnis sabu yang dilakukan temannya. Tersangka tak mau mengambil risiko bisnis narkobanya sampai terendus polisi.
Bos biliar di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau, Harianto (31) tega memutilasi temannya, Bayu Santoso (27), warga Jalan Datuk Laksamana Desa Tanjung Medang, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Korban dihabisi secara sadis lantaran tersangka tak ingin bisnis sabu sampai terendus polisi.
"Tersangkanya adalah Harianto, ada Ali Akbar dan Andrean. Mereka bersama-sama melakukan mutilasi terhadap korbannya dengan memotong organ tubuh, kepala kaki dan tangan. Kemudian dimasukkan ke dalam sebuah koper dan drum," kata Kapolres Bengkalis AKBP Hadi Wicaksono kepada merdeka.com, Minggu (2/4).
Harianto merupakan tersangka utama yang menikam perut korban. Andrean turut membantu membunuh, sedangkan Ali Akbar memegangi korban agar tidak melawan.
"Selanjutnya tersangka Harianto melakukan mutilasi dengan memotong bagian tubuh korban dan dimasukkan dalam koper dan drum," kata Wicak.
Setelah kejadian itu tersangka Ali melarikan diri. Sedangkan Andrean malah berpura-pura menjadi saksi dan melaporkan peristiwa keji itu ke polisi. Dia mengaku hanya disuruh memanggil korban dan membawanya ke markas biliar milik Harianto.
"Ternyata itu hanya pengakuan palsu saja agar terlepas dari kasus itu karena sebagai pelapor. Harianto mengatakan keterlibatan Andrean sebagai orang yang ikut memegang korban," jelas Wicak.
Kini Harianto dan Andrean ditahan Polres Bengkalis untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sedangkan tersangka Ali Akbar masih dikejar dan sudah dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang.
"Dugaan sementara motif pembunuhan ini karena bisnis narkoba. Selama ini tersangka Hari diduga berbinis narkoba yang diselundupan dari Malaysia dan diketahui oleh Bayu. Lalu tersangka membunuhnya agar bisnis narkoba itu tidak ketahuan polisi," terang Wicak.
Selain bermotif bisnis sabu, Harianto juga memiliki dendam kepada korban. "Pelaku Hari mengaku sudah memberikan uang kepada korban untuk membelikan karpet, tapi tidak jadi dibeli. Karena itu pelaku merasa kesal, tapi itu hanya motif selain narkoba, dan masih kita dalami motif tersebut," tutur Wicak.
Harianto sempat kabur hingga akhirnya ditangkap di Jakarta, Rabu (29/3).
Peristiwa pembunuhan disertai mutilasi itu terjadi di Jalan Riau Desa Tanjung Medang di dalam rumah toko milik tersangka yang beroperasi sebagai aktivitas permainan biliar.
Para tersangka memutilasi korban di Hari Jumat (24/3) sekira pukul 23.00 WIB. Saat itu Andrean menghubungi korban untuk datang ke tempat biliar.
Begitu korban datang, Harianto segera mengunci pintu ruko dari dalam. Pada saat itu korban duduk di kursi depan meja biliar. tersangka kemudian masuk ke kamar mandi dan keluar lagi membawa dua bilah pisau dan langsung menikam punggung korban dari belakang.
Saat Andrean melapor ke polisi, Senin (27/3) sekitar pukul 00.15 WIB, menuturkan sesaat setelah kejadian kemudian kabur dan bersembunyi di hutan sekitar perkampungan. Hingga akhirnya dia melapor ke polisi.
Namun kesaksian Harianto menuturkan sebaliknya dan mematahkan karangan cerita Andrean yang mengaku hanya sebagai saksi.