Anak-Anak Mendapatkan Efek Terburuk dari Pandemi Covid-19
Diana menjelaskan, pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat berada dalam rumah sejak Maret 2020 membuat kemampuan sosialisasi dan pengembangan bahasa anak menurun.
Direktur Centre for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Diana Setiyawati mengatakan semua kelompok umur akan mendapatkan dampak negatif dari pandemi Covid-19. Namun, anak-anak berada pada peringkat pertama yang akan mendapatkan efek terburuk dan terpanjang jika pandemi Covid-19 tidak segera diatasi.
"Semua orang harus tahu yang mendapatkan efek terburuk dan terpanjang dari pandemi ini kalau tidak diantisipasi anak-anak. Bayangkan satu tahun, dua tahun di rumah saja itu berbeda maknanya dengan kita," katanya dalam talkshow yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (25/2).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
Diana menjelaskan, pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat berada dalam rumah sejak Maret 2020 membuat kemampuan sosialisasi dan pengembangan bahasa anak menurun. Padahal, kemampuan sosialisasi dan bahasa anak bisa diasah saat bermain bersama teman-temannya.
Dia mengambil contoh pandemi flu Spanyol yang terjadi pada 1918. Anak-anak yang dikandung dan tumbuh pada masa pandemi tersebut mengalami masalah ketika dewasa. Di antaranya kemampuan sosial dan ekonomi lebih rendah, disabilitas lebih tinggi dan mengalami banyak masalah kesehatan.
"Kenapa? Karena mereka dikandung pada masa sistem kesehatan sedang sibuk, banyak hal lain diprioritaskan. Kita bisa bayangkan," ujarnya.
Belajar dari masalah yang dialami Spanyol, Diana meminta keluarga memberikan dukungan penuh kepada anak selama berada di rumah. Keluarga harus membantu tumbuh kembang anak dengan melakukan berbagai kegiatan yang bisa merangsang kemampuan anak.
"Kita harus kerja sama kalau tidak kasihan sekali mereka," ucapnya.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi menambahkan peran keluarga sangat penting untuk menciptakan kesehatan jiwa. Keluarga bisa mencegah anggota keluarganya mengalami stres, tekanan, bosan akibat pandemi Covid-19.
"Keluarga adalah lingkungan terdekat dan menjadi support system yang penting bagi seluruh anggota keluarga," katanya.
Sonny menyebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan keluarga untuk menjaga kesehatan jiwa. Pertama melihat apa yang dibutuhkan anggota keluarga. Kedua, mendengarkan keluhan anggota keluarga.
Ketiga, memberi rasa nyaman dan bantu agar anggota keluarga menjadi tenang. Keempat, membantu anggota keluarga terhubung dengan berbagai alternatif serta solusi yang dibutuhkan.
"Lindungi dari situasi lebih buruk, kemudian mengelola harapan," tandasnya.
Baca juga:
Klaster Keluarga di Karangasem, 37 Warga Satu Lingkungan Positif Covid-19
Sepekan Lebih Dirawat, Ashanty Diperbolehkan Pulang dan Isolasi Mandiri di Rumah
Hasil Analisis FDA Sebut Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Aman dan Efektif
PKS Desak Jokowi Minta Maaf Karena Picu Kerumunan di NTT
Pasien di AS Meninggal Setelah Terima Donor Paru-Paru Terinfeksi Virus Corona