Antisipasi Aksi 1812, Polri Tarik 2.690 Personel Brimob ke Jakarta
Polri mengerahkan 2.690 personel Brigade Mobil (Brimob) tambahan untuk masuk ke Jakarta guna membantu antisipasi aksi 1812, yang rencananya akan digelar di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (18/12). Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, ribuan personel itu berasal dari BKO Brimob Nusantara.
Polri mengerahkan 2.690 personel Brigade Mobil (Brimob) tambahan untuk masuk ke Jakarta guna membantu antisipasi aksi 1812, yang rencananya akan digelar di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (18/12). Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, ribuan personel itu berasal dari BKO Brimob Nusantara.
"Jumlahnya 2.690 personel untuk pengamanan Ibu Kota. Saat ini mereka sudah sampai di Jakarta," tutur Argo dalam keterangannya, Kamis (17/12).
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Mengapa Brimob dibentuk? Adanya tuntutan dari dalam dan luar negeri yang terus menekan membuat pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi serta dapat berperan sebagai tenaga tempur.
-
Apa tugas utama Brimob Polri saat ini? Korps Brimob Polri bertugas menanggulangi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan terorganisasi bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radioaktif.
-
Siapa saja yang berperan dalam pembentukan Brimob? Korps Brimob Polri adalah pelaksana utama Mabes Polri yang khusus menangani kejahatan berintensitas dan berkadar tinggi.
-
Dimana konvoi Brimob dilakukan? Video viral aksi konvoi personil Brigade Mobil (Brimob) Polri memakai sepeda motor trail dan mobil menggeruduk Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ternyata benar.
-
Bagaimana rombongan Brimob melakukan konvoi di depan Gedung Kejagung? Mereka sambil menyalakan sirine, tepat berhenti di gerbang belakang Gedung Kejagung. Seperti memberikan sebuah tanda hendak masuk ke Gedung namun gerbangnya tetap tertutup.
Argo menegaskan, Polri tidak mengeluarkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) atau izin aksi unjuk rasa itu. Hal tersebut sebagai bentuk penanganan kerumunaan massa yang berpotensi menjadi klaster penularan virus Corona atau Covid-19.
"Polri tak memberikan izin keramaian atau unjuk rasa karena pandemi Covid-19," jelas dia.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya tidak mengeluarkan izin keramaian untuk unjuk rasa bertajuk Aksi 1812 yang akan digelar di depan Istana Merdeka. Salah satu tuntutan dalam aksi demo tersebut yakni meminta Pemimpin FPI Rizieq Shihab dibebaskan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyatakan, kepolisian tidak mengeluarkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) untuk Aksi 1812tersebut.
"Kita tidak mengeluarkan STTP, izin (keramaian) tidak dikeluarkan," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Kamis (17/12).
Yusri menerangkan, kepolisian dalam hal ini akan mengambil langkah preventif untuk menghindari terjadinya kerumunan massa pada saat pandemi Covid-19. Kepolisian menggunakan istilah operasi kemanusiaan.
Dia menerangkan, Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan daerah-daerah penyangga ibu kota, seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
"Kita akan lakukan operasi kemanusiaan. Kita mulai dari mana? Preventif. Kita mulai dari Bekasi kita sampaikan tidak boleh ada kerumunan," ucap dia.
Polda Metro Jaya tetap akan menempatkan personel di titik-titik yang menjadi pusat kosentrasi massa. Namun, Yusri belum mau membeberkan jumlah personel yang akan dikerahkan.
"Tetap ada (penjagaan). Nanti akan kita sampaikan, kita akan rapat dulu," kata Yusri.
Beredar selebaran, massa yang mengatasnamakan Anak NKRI akan turun ke jalan untuk menggelar Aksi 1812 di depan Istana. Aksi itu mengambil tema 'Tegakkan Keadilan, Selamatkan NKRI'.
Ada empat tuntutan yang akan disampaikan dalam aksi demo tersebut, antara lain usut tuntas kasus pembunuhan enam laskar FPI, bebaskan Rizieq tanpa syarat, setop kriminalisasi ulama, dan setop diskriminasi hukum.
Saat dikonfirmasi, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif membenarkan rencana Aksi 1812 di depan Istana tersebut.
"Insya Allah (kegiatan unjuk rasa jadi gelar)," kata dia singkat saat dihubungi, Kamis (17/12).
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/cob)