Antisipasi dampak tsunami, Cilacap dapat bantuan 10 alat EWS
Federasi Palang Merah Internasional atau IFRC & Palang Merah Amerika Serikat memberikan 10 early warning system (EWS).
Untuk mengantisipasi dampak tsunami di wilayah Cilacap Jawa Tengah, Federasi Palang Merah Internasional atau IFRC dan Palang Merah Amerika Serikat memberikan 10 alat early warning system (EWS). Bantuan ini diserahkan melalui PMI Cilacap, Senin (9/2).
Kepala Markas PMI Cilacap, Andi Susilo mengemukakan dari 10 alat EWS yang diberikan, delapan di antaranya berasal dari Palang merah Amerika Serikat dan dua dari federasi palang merah internasional. Andi mengemukakan alat EWS sudah dipasang di beberapa titik pesisir selatan wilayah Cilacap.
"Sepuluh alat tersebut sudah terpasang di Kelurahan Cilacap dan Tegal Kamulyan, serta di Desa Karang Benda, Kecamatan Adipala. Semuanya dipasang di wilayah pesisir selatan yang rawan tsunami," katanya.
Dia mengemukakan, untuk meningkatkan antisipasi warga sekitar pesisir yang rawan tsunami, setiap bulan pihaknya melakukan uji coba. Langkah ini sekaligus untuk memastikan alat EWS berfungsi dengan baik.
"Setiap tanggal 10 pada siang hari dan tanggal 25 pada malam hari akan kita ujikan. Setelah masa uji coba selesai, operasional alat ini akan segera diserahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Supriyanto mengatakan hingga saat ini ada 59 unit alat pendeteksi dini tsunami yang dipasang di pesisir Cilacap.
"Sebanyak 39 unit dari BPBD, satu unit milik Badan Meteorologi dan Geofisika dan 10 unit dipasang oleh PMI. Selain itu, tahun ini ada rencana dari BMKG akan menambah satu unit EWS yang akan dipasang di sekitar Pantai Jetis, Cilacap," kata Supriyanto.
Dia menjelaskan pemasangan di daerah pesisir pantai diprioritaskan karena merupakan wilayah rawan tsunami, lantaran letak pantainya yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Pada tahun 2006 silam, daerah pesisir selatan Jawa Tengah hingga Pangandaran merasakan dampak tsunami. Peristiwa tsunami di Cilacap saat itu menyebabkan 138 warga meninggal dunia.
Dari data BPBD Cilacap, korban terbanyak di wilayah Pantai Widarapayung merupakan tempat wisata pantai teramai di kabupaten tersebut setelah Pantai Teluk Penyu.