Apa kabar blokir situs porno Kemenkominfo?
Kementerian Kominfo mengaku kesulitan melakukan blokir situs-situs negatif di jagat maya.
Bicara soal situs pornografi, seakan tiada habisnya. Bukan hanya sebagai ajang tontonan gambar, dan cerita mesum, situs pornografi yang masih banyak yang bisa diakses Internet pun banyak yang menawarkan video porno dengan durasi sampai 60 menit, baik yang gratis maupun yang berbayar.
Perbedaan antara gratis dan berbayarnya tergantung pada kualitas gambar video, biasanya yang berbayar menggunakan pembayaran lewat kartu kredit dengan tarif Rp 100.000-RP 200.000 per bulan.
Meski Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah mulai memblokir situs pornografi, termasuk prostitusi online sejak 2010, hal itu hanya menurunkan akses sebentar saja, mengingat kecepatan blokir jauh lebih lambat daripada kelahiran situs baru atau situs lama yang berganti nama.
Menurut data Yayasan DNS Nawala, jumlah situs pornografi selalu berjumlah sekitar 1 persen dari situs yang ada di dunia, yaitu sekitar 5 juta situs. Sedangkan yang sudah diblokir Kementerian Kominfo hingga saat ini baru sekitar 1 juta situs.
Irwin Day, pengelola Yayasan DNS Nawala, menilai program pemblokiran yang dilakukan Kominfo gagal karena hanya dikerjakan sebagai formalitas saja.
"Mereka kerja asal-asalan, tidak menampilkan data angka secara detail seperti yang dilakukan Nawala. Pantas saja ada salah blokir atau situs biasa tapi dipornokan," tuturnya, Minggu (9/6).
Apalagi, perangkat yang dimiliki Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) bikinan Kominfo memiliki kapasitas yang sangat terbatas sehingga tentunya banyak situs pornografi yang bocor. ID-SIRTII hanya bisa memblokir dan mengidentifikasi 200.000 situs negatif saja, dan itu pun bukan hanya situs pornografi, termasuk di dalamnya judi online, situs yang disusupi peretas, dan lainnya.
Kementerian Kominfo mengaku kesulitan melakukan blokir situs-situs negatif di jagat maya. "Misalkan, hari ini situs yang blok porn.com, tapi bisa saja besok-besok berganti naman menjadi nama lainnya yang tidak berbau pornografi sehingga bisa diakses," ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Gatot S. Dewa Broto.
Oleh sebab itu, untuk mencegah akses ke konten negatif, Kominfo terus melakukan upaya pencegahan, dengan langsung menutup situs yang memuat informasi konten dan informasi yang dilarang, atau berbau hal-hal negatif.
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengakui perkembangan teknologi informasi menjadikan informasi yang berkaitan dengan pornografi sangat marak di Internet dan tidak menggunakan nama domain porno.
"Susahnya, hari ini ditutup, besok muncul lagi dengan nama lain, jadi nggak habis-habis," keluhnya.
Dan yang meresahkan adalah sejumlah situs pornografi bahkan banyak yang menawarkan layanan interaktif, dimana pengakses dan pemilik situs bisa saling berinteraksi yang mengarah ke situs prostitusi online. Iklan-iklan di situs pornografi juga jadi ajang iklan prostitusi online atau alat-alat bantu seks.
Tren situs prostitusi online kini mengarah pada social media dan sejumlah website forum yang sulit dilacak kepolisian karena bisa dihapus setiap saat.
Forum Internet tempat prostitusi online yang saat ini pun masih bisa diakses adalah www.krxxxx.net, www.bi ntangxxxx.net, www.sexxxx.com.
Bahkan di social media yang sudah terkenal seperti Facebook dan twitter pun, mulai muncul akun-akun prostitusi online, baik hanya sebagai penyalur atau wanita pemuas nafsunya langsung. Mereka mengandalkan foto dan nickname mesum untuk menjaring konsumen.
Situs atau aplikasi Internet lainnya yang rentan dengan prostitusi online adalah forum Camfrog. Lewat forum yang bisa di download layaknya layanan chatting Instant Messaging lainnya itu, konsumen bisa melihat lawan bicaranya secara langsung lewat webcam. bahkan di room-room chattingnya tak jarang wanita pemuas seks tersebut sengaja melakukan live show telanjang.
Jaringan prostitusi online merupakan jaringan kelas menengah ke atas, wajar saja, karena kalangan bawah pasti tidak bisa mengakses Internet untuk melihat dan melakukan transaksi prostitusi online.
Tidak main-main, menurut seorang staf khusus Polri, omzetnya bisa Rp 200 juta-Rp 3 miliar per bulan. Bahkan, terakhir yang ditangkap polisi beromzet Rp 25 juta per hari.
Situs pornografi dan prostitusi online memang tak bisa dipisahkan. Situs pornografi ternyata tak hanya dibuat di luar negeri, banyak juga yang memiliki server di Indonesia, terutama dalam bentuk blog. Secara teknologi memang susah mencegahnya, tapi bukannya tidak bisa sama sekali, karena terbukti, negara China berhasil memfilter secara ketat situs porno baik lewat website maupun social media.