Aparat Diminta Blokir Video Azan dengan Ajakan Jihad
Ajakan jihad biasanya diserukan oleh ulama melalui mimbar ceramah. Bukan oleh muadzin.
Aparat diminta memblokir video azan dengan ajakan jihad dilakukan sejumlah orang salah satunya membawa senjata tajam. Video berdurasi kurang dari satu menit dan beredar luas di media sosial itu dinilai berdampak kepada masyarakat.
"Sebab akan berdampak kurang baik bagi masyarakat, khususnya umat Islam. Aparat keamanan dan instansi terkait harus menghentikan peredaran video adzan ajakan berjihad agar tidak semakin meluas," kata Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia, Faozan Amar dalam pesan singkat, Selasa (1/12).
-
Kapan adzan Maghrib dikumandangkan? Adzan maghrib biasanya dilakukan setelah memasuki waktu petang.
-
Bagaimana cara umat Islam menjawab seruan adzan? Cara menjawab adzan yaitu dengan melafalkan ucapan serupa. Akan tetapi, untuk lafal "hayya ala assholat dan hayya ala alfalaah" dibalas dengan "la haula walla quwwata illa billah".
-
Kenapa adzan Maghrib penting? Adzan juga mengingatkan umat muslim akan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah, serta memperkuat ukhuwah Islamiah (persaudaraan dalam Islam).
-
Kapan kalimat "Asholatu Khairum Minannaum" diucapkan dalam azan? Frase ini diucapkan oleh seorang muadzin saat mengumandangkan azan subuh sebagai pengingat bagi umat muslim untuk tidak terlena dengan tidur dan segera melaksanakan shalat subuh di awal waktu.
-
Bagaimana cara membaca doa ketika mendengar azan "asyhadu anna muhammadarrasulullah"? Berikut bacaan doa ketika mendengar azan asyhadu anna muhammadarrasulullah, perlu diamalkan:"Wa anna asyhadu allaa illaaha illallaah wa anna muhammadar rasuulullah radhitubillahi rabba wa bimuhammadin rasula wa bil islamidina,"
-
Apa ciri khas bacaan sholat Muhammadiyah? Bacaan sholat Muhammadiyah tidak mengandung bacaan tambahan, seperti membaca basmalah sebelum surat Al-Fatihah, membaca qunut pada sholat subuh, dan membaca doa setelah tasyahud akhir.
Faozan mengatakan, azan dengan mengajak jihad itu bukan ajaran Nabi Muhammad SAW. "Adanya seruan adzan dengan ajakan jihad jelas bukan ajaran Nabi Muhammad SAW. Sebab adzan adalah ajakan untuk melaksanakan salat bukan untuk berjihad," kata Faozan.
Dia menjelaskan ajakan jihad biasanya diserukan oleh ulama melalui mimbar ceramah. Bukan oleh muadzin. "Jelas hal itu tidak lazim dilakukan," ungkap Faozan.
Wamenag: Azan Ajakan Jihad Tak Relevan di Indonesia
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi angkat bicara terkait video seruan jihad melalui azan dilakukan sejumlah orang salah satunya membawa senjata tajam yang viral di media sosial. Zainut mengatakan, panggilan itu tidak relevan jika jihad perang dikaitkan dengan situasi Indonesia saat ini.
"Jika seruan itu dimaksudkan memberi pesan berperang, jelas tidak relevan. Jihad dalam negara damai seperti Indonesia ini tidak bisa diartikan sebagai perang," kata Zainut kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/11).
Dia mengatakan belum bisa menyimpulkan maksud dari konten adzan yang viral tersebut. Jika itu dimaksudkan untuk menyampaikan pesan perang di Indonesia maka tidak relevan karena saat ini dalam situasi damai.
Untuk itu, Wamenag mengajak pimpinan ormas Islam dan para ulama untuk bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak terjebak pada penafsiran tekstual tanpa memahami konteks dari ayat Al Quran atau Al Hadits.
Pemahaman agama yang hanya mendasarkan pada tekstual, kata dia, dapat melahirkan pemahaman agama yang sempit dan ekstrem. Apapun motifnya, video tersebut bisa berpotensi menimbulkan kesalahan persepsi di masyarakat.
"Di sinilah pentingnya pimpinan ormas Islam, ulama dan kyai memberikan pencerahan agar masyarakat memiliki pemahaman keagamaan yang komprehensif," kata dia.
Dalam menyikapi persoalan tersebut, Zainut meminta setiap pihak untuk menahan diri, melakukan pendekatan secara persuasif dan dialogis sehingga bisa menghindarkan diri dari tindakan kekerasan dan melawan hukum.
Sebelumnya, viral video terkait adanya azan dengan ajakan jihad dengan lafal 'Hayya Alal Jihad' serta sejumlah orang membawa senjata tajam. Video tersebut diduga terjadi berada di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat.
Kuasa Hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar mengatakan, jihad itu merupakan salah satu yang ada dalam ajaran agama Islam. "Ya menurut saya sih enggak masalah ya, jihad itu kan salah satu ajaran dalam agama Islam. Jadi enggak perlu kita paranoid lah gitu kan, sama saja kan Jihad, salat, puasa sama, itu kan bagian dari agama Islam. Jihad melawan hawa nafsu juga jihad kan. Jadi jangan kita terlalu paranoid," kata Aziz saat dihubungi, Senin (30/11).
Menurutnya, hal itu wajar dilakukan karena adanya ketidakadilan dan kezalamin serta penegakan hukum yang dinilai tebang pilih. Dia membantah, jika hal itu dilakukan terkait dengan permasalahan yang kini sedang dihadapi Rizieq Syihab.
"Terkait dengan yang menghubung-hubungkan dengan HRS ya. Saya rasa itu bukan terhadap HRS, tapi terhadap ketidakadilan, kezaliman yang luar biasa, terkait dengan penegakkan hukum yang tebang pilih, penegakan hukum yang diduga berdasarkan kebencian dan ketidaksukaan hanya karena beroposisi dengan atau tidak sejalan dengan pendapat pemerintah, nah itu menurut saya dapat memicu kemarahan publik," jelasnya.
Azan dengan menyelipkan ajakan jihad itu, menurutnya, bukan yang pertama kali terjadi dan bukan hal yang baru. Sebelumnya, juga pernah terjadi di masjid sekitar Petamburan, Jakarta Pusat.
"Kalau saya sih pernah denger, waktu dulu kasus-kasus yang ketika terjadi kerusuhan-kerusuhan itu, pernah saya denger, tapi saya lupa kapan itu," ungkapnya.
"Bukan (pertama kali) banyak kok beberapa mesjid seperti itu, saya pernah denger," tambahnya.
Namun, dia tidak bisa memastikan kapan kejadian azan tersebut terjadi di Petamburan. "Saya enggak tahu (tanggal berapa), karena saya melihatnya sama dari sebaran-sebaran di internet, di media sosial juga. Jadi saya enggak tahu dapet detail darimana, kapan gitu, saya enggak paham," ujarnya.