Asal usul terjun payung
Garnerin menjadi manusia pertama berhasil menggunakan parasut dengan melakukan lompatan dari sebuah benda terbang.
Kemarin ada cerita menarik soal para penerjun payung yang nyasar pada upacara penutupan Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Malaysia Indonesia (Malindo) Darat Samudera Angkasa 2013 yang digelar di Lapangan Benteng, Medan. Gara-gara angin kencang, para penerjun melenceng jauh dari target mendarat di Lapangan Benteng.
Ada penerjun yang diketahui mendarat di lapangan perumahan Jalan Gaharu. Kemudian ada yang mendarat di jalan antara Mal Palladium dan kantor Wali Kota Medan, di rel kereta api Stasiun Besar Kereta Api, di Jalan Pulau Pinang. Bahkan empat penerjun mendarat di lokasi proyek konstruksi di Jalan Jawa.
Bicara terjun payung, tau kah anda bagaimana asal usul dan sejak kapan aktivitas udara ini pertama kali muncul? Mungkin sebagian dari anda sudah tahu. Tapi tak ada salahnya bila kita kembali membuka sejarah terjun payung ini.
Pada abad ke-15, Leonardo da Vinci dalam bukunya Codex Atlanticus (1484) pernah membuat sketsa yang menggambarkan perlengkapan terjun payung. Namun Leonardo, pembuat lukisan Mona Lisa yang legendaris itu, belum pernah merealisasikan sketsa gambar menjadi kenyataan.
Diduga parasut ini dirancang sebagai alat keselamatan saat terjadi musibah, misalnya kebakaran, pada bangunan tinggi. Parasut yang dirancang Leonardo berbentuk segitiga. Namun parasut semacam itu belum pernah ditemukan, dan digunakan pada masanya, hingga sekarang.
Seabad kemudian, seorang pria berkebangsaan Italia, Fausto Veranzio kembali merancang parasut yang berbeda dari konsep bikinan Leonardo. Meskipun idenya masih bermula dari impian seniman besar tersebut. Konsep Fausto itu dituangkan dalam buku berjudul: "Machinae Nova", yang diterbitkan pada tahun 1595 di Venesia.
Buku itu memuat 40 sketsa, beberapa rancangan mesin dan peralatan. Beberapa sketsa ada yang menggambarkan aksi manusia terjun payung menggunakan parasut berbentuk segi empat. Baru pada 1617, Fausto mewujudkan parasut rancangannya itu, kemudian menguji coba terjun payung dari sebuah menara di Venesia. Tapi ada juga yang bilang, konsep Fausto tidak pernah direalisasikan.
Usaha terjun payung berikutnya dilakukan oleh Andre Jacques Garnerin dari Perancis. Pria yang lahir pada tanggal 31 Januari 1769 ini banyak mempelajari bidang fisika sebelum bergabung dalam dinas milter Perancis. Selama menjadi tawanan perang di Hungaria, Garnerin mulai melakukan beberapa percobaan untuk mengembangkan parasut.
Dia berhasil menyelesaikan rancangannya itu pada tahun 1797. Sebuah parasut berbentuk bundar dengan diameter 23 kaki. Seperti konsep dari Leonardo dan Fausto, parasut buatan Garnerin ini juga masih dilengkapi dengan kerangka sehingga bentuknya masih mirip payung, seperti yang kita gunakan untuk melindungi diri dari hujan.
Pada 22 Oktober 1797 Garnerin menguji coba parasut buatannya itu dengan melompat dari balon udara yang melayang pada ketinggian 975 meter di atas kota Paris. Tapi parasut itu gagal karena Garnerin sulit mengendalikan hempasan udara, hingga membuat peluncuran Garnerin tidak terkendali. Namun demikian dia berhasil mendarat dengan selamat.
Keberhasilan itu membuat Garnerin menjadi manusia pertama berhasil menggunakan parasut dengan melakukan lompatan dari sebuah benda terbang melayang di angkasa. Dan pada tahun 1799, istri Garnerin (Jeanne-Genevieve Garnerin) menjadi wanita pertama yang berhasil melakukan terjun payung.
Terjun payung yang dilakukan oleh Garnerin masih menggunakan keranjang sebagai tempat duduk pengendara parasut. Parasutnya pun masih menggunakan kerangka sehingga disebut dengan istilah parasut kaku (Vented Parachute).
Sementara orang yang pertama kali berhasil membuat parasut tanpa kerangka, atau parasut lemas (Limp Parachute) adalah Tom Baldwin dari Amerika pada tahun 1897. Pada 1919, Leslie Irvin, juga berasal dari Amerika menjadi orang pertama kali berhasil membuat parasut yang dapat dikendalikan.
Selanjutnya terjun payung menggunakan parasut banyak dilakukan dalam operasi militer. Setelah mengalami banyak hambatan, akhirnya pada tahun 1950 terjun payung diakui dunia sebagai salah satu cabang olah-raga yang juga menjadi sarana rekreasi.
Sedangkan kejuaraan dunia olah-raga terjun payung yang pertama kali diadakan di Yugoslavia pada 1951. Cabang olah-raga ini terus menyebar ke seluruh dunia dan menjadi hobi bagi para penggila olahraga ekstrem. Parasut pun dikembangkan dengan spesifikasi dan fungsi semakin canggih.
Diolah dari berbagai sumber