Bagi Habibie, tak perlu bermimpi terlalu muluk-muluk
“Saya tidak pernah mimpi. Yang saya kembangkan adalah cita-cita berdasarkan suatu wawasan yang jelas," ujar Habibie.
Banyak orang rela menghabiskan separuh hidupnya untuk terus mengembangkan mimpi. Padahal mimpi tak pernah ada batasnya. Selain itu, mimpi merupakan suatu fantasi yang tak pernah berhubungan dengan kemampuan diri. Inilah penyebab kebanyakan orang terjerumus pada kegagalan dalam hidup.
Namun Bacharuddin Jusuf Habibie berbeda. Dia tak pernah bermimpi terlalu tinggi. Apa yang dia cita-citakan merupakan hal-hal yang sederhana. Akan tetapi hal sederhana tersebut bersifat nyata. Titik tujuannya tidak absurd. Bahkan baginya, cita-cita bukan hanya capaian personal. Akan tetapi capaian yang dampaknya juga bisa dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya.
“Saya tidak pernah mimpi. Yang saya kembangkan adalah cita-cita berdasarkan suatu wawasan yang jelas, realistis, mencerminkan kebutuhan masyarakat, juga kepentingan nasional yang disesuaikan dengan kemampuan yang terus saya tingkatkan,” petuahnya seperti dikutip dari buku Total Habibie; Kecil tapi Otak Semua karya A Makmur Makka.
Oleh karenanya bagi BJ Habibie, mendeteksi cita-cita sejak dini amat penting. Karena dapat menjadi semangat pendorong dan yang mengarahkan pencapaian cita-cita tersebut. Hal itu yang senantiasa menjadi pegangan hidupnya.
Bagi BJ Habibie, hidup akan lebih bermakna jika tujuan hidup kita tak melulu demi kebutuhan personal. Oleh karenanya mendedikasikan diri untuk masyarakat itu sebuah kewajiban dan tuntutan sebagai manusia yang berjiwa sosial. Ego harus diredam sekuat mungkin, bergeraklah karena banyak orang membutuhkan hasil kerja nyatamu.
“Pikirkan nasib anak bangsa, jangan main untung sendiri,” ucapnya.