Bahas terorisme, Luhut, Badrodin dan Tito terbang ke Australia
"Pemerintah Australia dan Indonesia sama-sama punya kepentingan untuk mencegah timbulnya teror di masing-masing negara."
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Pol Tito Karnavian, Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F Sompie bertemu Jaksa Agung Australia George Brandis, hari ini.
Pertemuan itu, Pemerintah Indonesia dan Australia mempererat kerja sama untuk mengatasi ancaman terorisme dengan mengadakan "Australia-Indonesia Ministerial Council on Law and Security" kedua di Sydney, Australia.
"Kita hadir di Sydney hari ini untuk pertemuan tingkat menteri kedua antara Australia dan Indonesia di bidang Hukum dan Keamanan. Pemerintah Indonesia sangat memperhatikan kondisi keamanan dengan mengirim delegasi besar ke sini. Pertemuan ini sebelumnya sudah dilakukan di Jakarta pada Desember tahun lalu dan menjadi forum untuk mengordinasikan kerja sama dan tanggung jawab kedua negara terkait keamanan internasional, khususnya soal terorisme," kata Jaksa Agung Australia George Brandis dalam konferensi pers di Sydney, Rabu (8/6).
George Brandis dalam pertemuan itu didampingi antara lain oleh Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan dan juga mantan Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty yang saat ini menjawab sebagai Koordinator Badan Nasional Anti Terorisme Indonesia.
Pertemuan pertama kedua negara telah dilaksanakan pada 21 Desember 2015 lalu yang juga membahas mengenai penanggulangan terorisme, keamanan siber (cyber security) dan operasi intelijen.
"Kami berharap pertemuan ini dapat berbagi pandangan mengenai ancaman di kawasan dan juga komitmen untuk mempererat kerja sama intelijen antara Australia dan Indonesia sehingga kami dapat menanggulangi persoalan terorisme mulai dari soal keuangannya, deradikalisasi, hingga keamanan siber. Ini adalah pertemuan yang sangat-sangat penting karena pemerintah Australia dan Indonesia sama-sama punya kepentingan untuk mencegah timbulnya teror di masing-masing negara," tambah George seperti dilansir Antara.
Sementara itu, Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Australia berada di tingkat yang baik karena hubungan baik dengan komitmen dari masing-masing kepala negara yaitu Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malcolm Turnbull.
"Kami yakin kerja sama ini akan semakin baik di masa datang termasuk dengan terus melakukan pertukaran informasi bidang intelijen dan peningkatan kapasitas dalam sejumlah bidang," kata Luhut.
Salah satu contoh keberhasilan untuk mengatasi ancaman teroris menurut Luhut adalah pemetaan terhadap gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Asia Tenggara yang dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi.
"Ada sekitar 500 orang Indonesia ada di Suriah dan mereka ingin mendirikan kekhilafan di Asia Tenggara, tapi kami berhasil untuk memetakan kehadiran mereka di sini dan kami juga bersama Australia saling bertukar informasi mengenai hal ini sehingga kami yakin dapat mengatasi masalah ini," ungkap Luhut.
Sementara Menteri Kehakiman yang juga Menteri Khusus Urusan Terorisme Michael Keenan menyatakan bahwa ancaman organisasi teroris internasional sama-sama dihadapi oleh Indonesia dan Australia.
"Kita menghadapi organisasi teroris di Timur Tengah yang secara jelas menyatakan perang terhadap negara-negara lain dan menyerang teman dan tetangga kita. Kerja sama ini adalah untuk merespon ancaman bersama tapi dengan cara saling bekerja sama. Ini adalah kesempatan kami juga untuk belajar mengenai penerapan hukum, kerja intelijen dan kami akan terus berkolaborasi sehingga dapat mengatasi ancaman bersama ini," kata Michael.