Balita korban ledakan gas 12 kg di Samarinda meninggal
Nadira langsung dimakamkan keluarganya. Sedangkan ibu kandungnya, Murkiyah, masih menjalani perawatan di ruang ICU.
Nadira Zahra, balita perempuan usia 1 tahun, korban ledakan gas 12 kilogram di Samarinda, Kalimantan Timur, pagi tadi menghembuskan nafas terakhir. Dia sempat kritis akibat luka bakar di sekujur tubuhnya. Jenazahnya, langsung dimakamkan keluarganya.
Nadira masuk perawatan darurat PICU (Pediatric Intensive Care Unit) RSUD AW Sjahranie sejak Minggu (25/2) siang. Dia dirujuk dari RS Dirgahayu bersama ibunya, Murkiyah (30), akibat luka bakar masing-masing 72 persen.
-
Kenapa Pertamina melakukan pengujian ulang terhadap tabung gas elpiji? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Bagaimana Pertamina memastikan keamanan tabung gas elpiji yang beredar di pasaran? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Kapan semburan gas itu terjadi? Disampaikan jika kejadian tersebut berlangsung pada Rabu (11/10) sore hari setelah aktivitas kegiatan penggalian dihentikan.
-
Dimana lokasi semburan gas tersebut? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
-
Kenapa semburan gas itu muncul? Pihak berwenang pun masih mencari tahu penyebab munculnya semburan tersebut secara tiba-tiba.
-
Apa yang ditunjukkan oleh kode yang tercantum pada tabung gas elpiji? Kode yang tercantum pada tabung elpiji menunjukkan tahun dimana tabung elpiji harus dites ulang.
"Benar, meninggal sekitar jam 05.30 WIB. Korban balita itu sempat kritis di PICU," kata Humas RSUD AW Sjahranie dr Fabian Satrio, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (26/2).
Nadira langsung dimakamkan keluarganya. Sedangkan ibu kandungnya, Murkiyah, masih menjalani perawatan di ruang ICU (Intensive Care Unit). "Pasien (Murkiyah) masih dirawat di ICU. Kondisinya stabil dan sadar," ujar Satrio.
Merdeka.com siang ini mendatangi makam Nadira, di Pemakaman Muslimin di Jalan KH Abul Hasan, Samarinda. Balita cantik itu, memang sudah dimakamkan oleh keluarganya.
"Dari rumah sakit, langsung dibawa ke sini. Dimakamkan sekitar jam 10.30 tadi ya," kata penjaga makam, Muhammad (60), ditemui merdeka.com
Ada rasa iba mendalam dikemukakan Muhammad. Dia menyaksikan kondisi luka bakar Nadira, hampir di sekujur badannya. "Tadi dibersihkan saja. Karena kulitnya melengket dengan perban," ujarnya.
Sekitar delapan orang keluarga dari Nadira, dan orangtuanya, ikut memakamkan Nadira. Terpasang nama di pusara makam, Nadira Zahra binti Mahyuni.
"Ada dari hulu Mahakam, ada juga yang datang dari Banjarmasin (Kalimantan Selatan)," ungkapnya.
Diketahui, sekeluarga yang terdiri dari Mahyuni (42) dan istrinya Murkiyah (30), dan 2 anak perempuannya Mustanniah (8) dan Nadira Zahra (1), jadi korban ledakan elpiji 12 kg, Minggu (25/2) pagi kemarin, sekira pukul 06.00 Wita. Kesemuanya mengalami luka-luka, hingga luka bakar.
Setelah sempat dibawa ke RS Dirgahayu, Murkiyah dan Nadira, dirujuk ke RSUD AW Sjahranie. Keterangan diperoleh, peristiwa itu terjadi saat Murkiyah menggendong anaknya, Nadira, sambil memasak di dapur. Keduanya pun terpental. Kasus itu diselidiki polisi, dan tabung elpiji 12 kg jadi barang bukti.
Baca juga:
Elpiji 12 kilogram meledak, sekeluarga di Samarinda alami luka bakar
Tabung elpiji 3 kg meledak dan lukai 4 orang, pemilik rumah malah diam sambil merokok
Ledakan di Perumahan Wates Mojokerto akibat kebocoran gas elpiji
Ledakan di Perumahan Wates Mojokerto, polisi tak temukan bahan peledak
Ledakan terjadi di perumahan Wates Mojokerto, dua rumah rusak